Dia gemetar ketakutan. Detak jantungnya juga bisa kudengar. Nafasnya tak beraturan.

Aku hening dan..tak tau harus apa.
Aku membiarkanya memelukku.

Ku tunggu sampai dia sedikit tenang. Aku tak jadi jengkel padanya. Dia kenapa sih sama gelap aja takutnya kaya mau mati gitu.

"Ndoo, gimana kalo lu lepasin pelukan lu? Gue susah nafas juga nih" akhirnya suaraku keluar.

"So-sorry sam, gue beneran takut" dia meregangkan pelukannya.

"Lu buruan dikelarin mandinya gue cari lilin dulu ya dibawah." belum sempat aku berbalik dia sudah menarik bajuku.

"Enggak!!! Lu harus tetep disini nemenin gue! Gue parno kalo sendirian gelap gelapan.!"

"Masa gue harus liat elu mandi sambil nyenterin elu?"

"Iyaaa! Gue iklas deh lu melihat keindahan tubuh gue yang sexy ini, asal lu jangan kemana-mana!"

"Najis lo!! yaudah buruan!"

Dia tersenyum lebar memperlihat barisan giginya yang rapi.
Dia berbalik dan kemudian melanjutkan mandinya.

Aku menarik nafas panjang.

Oke. ini adalah moment ter'awkward yang penah aku alami. Baru pertama kali ini aku melihat cowok mandi didepan mataku! Mandinya sih ga masalah, telanjangnya itu loh!

Nando mempercepat gerakan mandi nya. Kini aku melihat dirinya yang telanjang bulat. Tubuhnya begitu atletis dengan tonjolan otot yang sedang tumbuh. Kulitnya begitu putih dan mulus walaupun aku melihatnya lewat cahaya flashlight.

Dia menggosok dadanya yang bidang. Kemudian turun ke perutnya yang rata dan sudah terdapat garis garis sixpacknya. Terdapat bulu bulu halus menjalar rapi dibawah pusarnya.

Kemudian dia menggosok pantat dan..

Aku menelan ludah. Duhh! kenapa bagian sekitar leherku begitu gerah!

Yaa..dia menggosok 'adek' nya yang tergulai lemas. Soal bentuk dan ukuran? Nanti saja aku ceritakan.

Lalu dia menggosok kakinya.

"Buruan!" aku menyuruhnya untuk cepat.
Aku sudah sangat kegerahan disini. Maksutku hawanya memang tak panas, tapi pemandangan di depan mataku yang bikin aku jadi salting.

"Udah kelar nih. Tolong lemparin handuk dong" dia mematikan keran dan berkata sambil mengusap wajahnya.

Ck! manja amat ni anak.

"Nih!" kulempar handuknya.

Dia menggosok gosok badannya dengan handuk. Sekali lagi dia memperlihatkan badannya yang...ehem..ya kuakui dia emang sexy..dan telanjang..aduh Sam! sadar! Lu itu masih normal!

Dia selesai mengusap badannya dan melilitkan handuknya dipinggangnya. Hingga tercetak jelas 'bulge' yang dia miliki.

Kualihkan segera pandanganku keluar segera agar tak nampak kalau aku memperhatikan dia dari tadi.

Aku melirik kembali kearahnya.

"Udah puas lo sekarang?" kuberikan ekspresi jengkel padanya yang walaupun mungkin aku terlihat menahan sikap saltingku.

"Heeee.." dia mencengir girang.

Aku melengos dan meninggalkannya. Kuarahkan flashlight ku dan berjalan keluar dari kamar mandi.

"Sam, tunggu!" dia kembali berteriak.
Dia menarik lagi baju belakangku.

"Buruan gih lu ganti! gue udah enek liat lu bugil." padahal ya ga enek juga sih, cuman aku belum siap aja diperlihatkan adegan pornoaksi kaya tadi.

Boy crushOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz