Escape 15 : Ketahuan

1.5K 96 8
                                    

"Sejak kapan kau terluka? Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?!" Haechan menarik kasar kerah baju Jeno ketika berhasil masuk kedalam supermarket

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sejak kapan kau terluka? Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?!" Haechan menarik kasar kerah baju Jeno ketika berhasil masuk kedalam supermarket. Emosinya tidak stabil, mengetahui keadaan sang sahabat yang ternyata sangat memprihatinkan, "kau anggap kami apa? untuk apa kau menyembunyikan semuanya?!"

Jeno terdiam, seisi ruangan hening.

"Aku dan Jisung sudah mengetahuinya sejak beberapa hari yang lalu. Begitupun dengan Chelsea." Sahut Jaemin buka suara.

Di sisi lain, Chelsea sudah berdiri di hadapan Chenle, Renjun, dan Giselle. "Sebelumnya, dengar baik-baik, aku mengatakan ini demi kebaikan bersama. Tepat dua hari yang lalu, aku tak sengaja mendengar pengakuan dari Jeno kalau dia adalah separuh zombie. Aku bahkan melihat dengan jelas kalau separuh tubuhnya mengeluarkan urat berwarna biru, dan satu matanya berubah seperti mata kucing."

"Apa kau sedang mempermainkan kami? Pernyataanmu terdengar konyol." Chenle bersedekap tak percaya.

"Yak, aku bersungguh-sungguh!" mata Chelsea separuh melotot, "jika kau tidak percaya, kau bisa membuktikannya sendiri nanti, kudengar zombie tidak tahan dengan bau darah segar manusia." Katanya.

Renjun melempar sorot mata tajam, "untuk apa kau mengatakan hal ini kepada kami? Apa kau sedang berusaha menyingkirkan Jeno? atau kau ingin di anggap benar oleh semua orang?" tanyanya ketus. Dia mulai bergerak menghampiri Chelsea, "bukankah Jaemin sudah menyuruhmu untuk tetap diam?"

"Apa maksudmu, Renjun?" Giselle menautkan kedua alis bingung.

"Aku sudah mengetahui semuanya. Aku melihat Jeno berubah saat tengah malam setelah menghadapi preman di gudang bawah tanah, waktu itu. Aku tidak bisa menanyakannya secara langsung karena aku ingin menghargai privasi sahabatku sendiri." tuturnya menjelaskan.

"Menghargai privasi? Apa kau pikir itu tidak akan membahayakan kami???" Chelsea melotot.

Senyum miring Renjun terbentuk, "bukankah manusia berwatak sepertimu jauh lebih berbahaya?"

Kembali pada posisi Jeno dan rombongannya di dalam supermarket. Keadaan mereka kacau, mereka bahkan kehilangan konsentrasi untuk melakukan rencana yang sudah mereka susun sejak awal.

"Apa rencanamu setelah ini, Lee Jeno?" Winter melirik pria yang duduk di seberangnya, "apa kau berencana untuk memisahkan diri dari kami?"

"Entahlah, aku belum memikirkan rencana apapun." Kepala Jeno menggeleng pelan.

"Aku akan membunuhmu." Ucap Winter tiba-tiba membuat seisi ruangan terkejut, "aku akan benar-benar membunuhmu, jika kau mencoba pergi dari kami." Lanjutnya menatap penuh amarah, "menyembunyikan hal seperti ini, apakah menyenangkan bagimu?" kali ini air mata Winter mengembang.

Jeno dongak, menatap gadis di hadapannya, "tidak sama sekali. Aku sangat tersiksa setiap hari. Aku hanya tinggal menunggu sampai waktunya tiba. Dimana aku, akan benar-benar berubah seperti mereka."

Escape [On Going] |Aespa X NctdreamWhere stories live. Discover now