Escape 07 : Dua kubu jadi satu

2K 133 4
                                    

"Chenle-ya, ini tidak benar

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Chenle-ya, ini tidak benar." Kepala Doyoung menggeleng pelan, melihat aksi kejam dari seorang pria yang telah menyelamatkannya dari kejaran zombie, "kau tidak perlu melakukan kekerasan seperti ini, semua bisa di bicarakan baik-ba—"

Belum sempat menyelesaikan kalimat, Chenle sudah berbalik badan menodongkan pistolnya ke arah kepala Doyoung, "jangan ikut campur urusanku." Pintanya penuh penekanan. Sorot mata Chenle nampak tajam, kembali menoleh ke arah Jeno yang sedaritadi berdiri di sebelah targetnya, "ku ulangi ucapanku untuk terakhir kalinya, serahkan Kim Winter atau Haechan akan mati di tanganku?"

Suasana semakin tegang, mereka tidak tahu harus berbuat apa karena Haechan sudah dalam genggaman Chenle. Sekali mereka salah langkah, nyawa Haechan akan langsung melayang.

"Aku akan menyerahkan diriku, jadi lepaskan Haechan."

Seisi ruangan melotot kaget mendengar satu kalimat yang baru saja terlontar dari bibir ranum Winter. Gadis berdarah dingin itu melangkah maju, menepis pistol pada genggaman Chenle tanpa rasa takut, "jangan bersikap kekanak-kanakan, jika kau menginginkan sesuatu, kau tidak perlu melibatkan keselamatan orang lain." Tegurnya.

Jisung tersenyum miring menyaksikan tindakan Winter, sepertinya gadis itu bukan gadis biasa.

"Jangan bermain-main, apa jaminannya jika kau hanya menipuku?"

Winter menempelkan pistol Chenle ke dada kirinya, "bunuh aku."

"Baiklah, ikat dia." titah Chenle yang langsung di laksanakan oleh Jisung.

"Yak..!" Jeno hendak mencegah, namun Jaemin menahan memberi isyarat untuk tidak terlibat, "serahkan semuanya pada Winter. Dia tidak mungkin menyerahkan dirinya begitu saja tanpa rencana." Bisiknya.

Benar juga. Jeno mencoba mengontrol emosi, memperhatikan apa yang sebenarnya ingin Winter lakukan.

Setelah Jisung selesai mengikat kedua tangan Winter, Chenle pun melepaskan Haechan dengan cara mendorongnya kasar, "anggap kali ini kau beruntung, Lee Haechan. Tidak seperti ayahmu yang bernasib malang."

Kelopak mata Haechan memanas menatap Chenle penuh dendam, "jika kau melukai Winter, bisa kupastikan kau akan mati di tanganku."

"Dia sudah menyerahkan dirinya padaku, yang berarti dia sudah menjadi milikku. Aku bebas melakukan apa saja, termasuk mengambil semua darahnya untuk di jadikan obat penawar." Senyum simpul Chenle terbentuk sambil melirik Doyoung, "kebetulan, aku  menyelamatkan seorang ilmuwan di pinggir jalan. Bukankah Tuhan sangat mempermudah jalanku?"

"Sial.." gumam Renjun kesal, dia mengepal tangannya kuat.

Krek!

Tubuh Chenle mematung ketika mendengar suara gerakan pistol dari arah belakang. Doyoung sudah bersiap meletakkan jari telunjuknya pada pelatuk, "brengsek, jadi alasanmu menyelamatkanku adalah karena ingin memanfaatkanku?"

Escape [On Going] |Aespa X NctdreamOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz