Ekstra part

236K 10.2K 1.8K
                                    

Azka berjongkok tepat di samping batu nisan tersebut. Mengusap batu nisan tersebut sambil tersenyum tipis. Tak terasa, air matanya perlahan-lahan jatuh kembali. Ia pun tidak tahu sudah air mata ke berapa yang ia keluarkan saat ini.

"Kamu gimana disana? Aku disini baik-baik aja. Aku kangen kamu," ucap nya sambil mengelus batu nisan tersebut.

Aubrey Naiaraputri

"Kamu tau? Aku udah lulus dan lagi mau pergi ke Amerika buat kuliah disana. Awalnya aku nolak, kalo aku disana, aku jadi gak bisa kesini setiap hari lagi. Tapi aku harus kesana biar masa depan aku cerah, Brey. Maafin aku ya," kata nya sambil mulai terisak. Ia sangat merindukan perempuan itu yang sudah pergi sekitar 2 tahun lalu.

"Kalo kamu mau tau, kabar orang tua kamu baik-baik aja, mereka sehat. Kakak kamu juga, Kak Alex udah sembuh dari lumpuh nya dan udah bisa beraktivitas normal lagi, Brey. Orang tua aku dan Kak Farrel juga sehat. Tadinya aku berharap banget kamu bisa kayak Kak Alex, bisa sembuh dan normal lagi. Tapi, apa boleh buat kalo tuhan udah takdirin? Aku cuma bisa doain yang terbaik buat kamu," lanjut Azka. "Walaupun kamu udah pergi ninggalin aku selama 2 tahun, aku sama sekali gak pernah deket sama cewek lain. Ngobrol masalah pelajaran juga gak pernah kok, Brey. Kamu percaya kan? Dari dulu juga kan aku gak pernah deket-deket sama perempuan lain,"

"Gak kerasa, ya, udah 2 tahun lewat. Banyak hal yang terjadi 2 tahun ini, Brey. Kemarin, waktu kelulusan, James sama Chloe bakalan pisah kampus. James bakal ambil kuliah jurusan psikologi di Singapura, dan Chloe mau ambil kuliah jurusan DKV, tetap di Jakarta. Kalo Dicky, dia udah punya pacar, anak kelas 11 yang sekarang naik ke kelas 12. Dicky belum tau mau kuliah dimana dan ambil jurusan apa, tapi denger-denger dia disuruh ibu nya buat kuliah di Jepang, ya.. kalo keterima," ucap Azka sambil terkekeh pelan.

"Kak Farrel udah kuliah di universitas Harvard, jurusan kedokteran. Aku juga bakalan kuliah di Harvard, Brey, tapi aku ambil jurusan hukum. Ya.. semoga aku jadi politikus yang gak korupsi kayak yang pura-pura ditabrak tiang listrik itu, Brey," Azka melanjutkan ceritanya sambil tersenyum, merasa bahwa Aubrey benar-benar disampingnya dan mendengarkan cerita nya. "Oh iya, ngomong-ngomong, Kak Alex bakalan nikah sama Britney tahun depan. Agak gak percaya ya? Aku juga kaget waktu pertama kali denger Kak Alex sama Britney bakal menikah, tapi bukan karna cemburu kok, Brey. Yang bikin aku kaget itu... Pertama, mereka masih muda banget, Britney baru masuk kuliah dan Kak Alex baru setahun kerja, ya.. walaupun baru setahun, kakak kamu udah jadi presiden direktur di perusahaan papa kamu. Kedua, aku heran mereka bisa kenal darimana. Ternyata, mereka pertama kali kenal waktu pemakaman kamu, abis itu mereka jadi kenalan dan lama-lama pacaran. Bisa gitu ya?"

Azka menghembuskan nafasnya pelan sambil tersenyum, lalu melanjutkan pembicaraannya.

"Kalo kamu masih ada, kita pasti bakal nyusul Kak Alex sama Britney. Malahan mungkin, aku udah lamar kamu dari sekarang," Azka terkekeh pelan. "Sekarang udah gak ada kamu, jadi kemungkinan aku bakal nikah kecil banget. Aku gak mau nikah sama perempuan lain. Jangankan nikah, aku aja gak pernah tertarik sama perempuan lain. Orang tua kamu sama orang tua aku udah berkali-kali berusaha jodohin aku sama perempuan lain yang rata-rata anak pejabat tinggi, tapi aku sama sekali gak tertarik. Dan aku benci semua itu, mereka pikir kamu bisa diganti sama perempuan-perempuan matre itu apa? Jelas kamu gak bisa dibandingin, lah,"

"Iya. Aubrey memang gak bisa dibandingin sama perempuan mana-pun,"

Sontak, Azka langsung menoleh ke sumber suara di belakangnya.

"Kak Farrel," ucap Azka pelan. Farrel tersenyum, lalu duduk tepat di sebelah Azka.

"Aubrey, Azka itu setia banget sama kamu. Sampe sekarang pun, dia gak pernah mau deket sama perempuan lain. Dan semua perempuan dia katain matre, padahal kan enggak semua perempuan kayak gitu," ujar Farrel sambil tertawa pelan. "Tapi seandainya Azka beneran deket sama perempuan lain, lo restuin kan?"

"Itu gak akan terjadi," kata Azka.

"Lo gak mungkin hidup sendirian. Lo butuh istri, dan kelak, lo pasti pengen untuk punya anak," ujar Farrel sambil menepuk pundak Azka.

Azka hanya terdiam, enggan untuk membahasnya. Kemudian, Farrel melihat jam yang bertengger di tangan kanannya.

"Udah jam 2 siang. Jam 3 sore, kita udah harus flight, ayo," ajak Farrel kepada Azka.

"Sebentar lagi,"

"Gue ke mobil duluan," ucap Farrel. "Bye, Aubrey," lanjutnya sambil mengelus batu nisan tersebut perlahan. Lalu, pergi berjalan meninggalkan Azka.

Ia dan Azka memang akan pergi ke Amerika bersama, ia memang sedang libur kuliah, maka dari itu ia pulang ke Indonesia dan akan ke Amerika bersama Azka.

"Aku bakal pergi ke Amerika hari ini. Aku janji, 6 bulan sekali aku bakal kesini. Dan aku bakal suruh James, Chloe, dan Dicky kesini setiap minggu untuk ganti bunga mawar kamu. Gak apa-apa, ya? Maaf banget, aku juga sebenernya gak rela," ucap Azka sambil tersenyum, walaupun air mata nya terjatuh lagi. "Aku janji gak bakalan macem-macem disana, aku janji aku gak bakalan deket sama cewek manapun. Bagi aku, kamu perempuan tercantik dan terbaik,"

Azka meneguk saliva-nya pelan, lalu mengecup batu nisan tersebut dengan lama.

"I love you, babe. I know, we're on the different nature. But, that doesn't mean my love is reduced for you. I love you untill i die, see you on the otherside sweetheart,"

BAD BOY VS KETUA OSIS (selesai)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ