1.1. LunatiC : RomantiC LiFE

Start from the beginning
                                    

Semua keluar hingga hanya tersisa aku dan Rika yang berdiri mematung.

"Tolong pikirkan itu baik-baik..." kataku lalu mengambil tas ku dan pergi menyusul mereka.

Hari telah malam ketika kami sampai diluar. Kami berjalan ke jalan Raya untuk mencari kendaraan yang akan membawa kami kembali kesekolah. Waktu telah menunjukkan pukul 18:30 dan aku berani taruhan kalau kami akan dihukum setibanya di sekolah nanti. Ternyata benar firasatku. Kami bertemu dengan guru kami, Pak Roni, yang langsung memberikan kami hukuman ditempat. Kami diperintahkan lari keliling lapangan sepuluh putaran di malam ini dan tidak diizinkan kembali keasrama sebelum membersihkan lapangan dari sampah. Hukuman yang cukup berat bagi kami.

Tapi, kami masih bisa menikmati malam itu. Karena saat itu, bintang-bintang bersinar terang.

Sangat indah.

"Aku penasaran ada berapa banyak bintang di galaksi jika dilangit kita bisa menemukan bintang sebanyak ini..." Kata Rudi. Matanya terlihat berbinar kala memandang langit malam itu. Pemandangan yang sepertinya tidak akan pernah dia lupakan, juga tidak akan aku lupakan.

Keluarlah, Rika... bintang-bintang terlihat indah malam ini.

***

Keesokan harinya ketika kami-kecuali Rika- berkumpul di kantin, Nina selalu memandangi androidnya. Wajahnya terlihat sedih dan selalu seperti itu dari kemarin.

"Kenapa kau? Jangan murung begitu..." kata Dave.

"Rika sama sekali tidak pernah menghubungiku... " kata Nina meletakkan ponselnya di meja.

"Dia serius tidak ingin tinggal bersama kita. "

"Lupakan saja, Ini tidak akan berhasil!" kata Rudi.

"Mungkin kalian benar!" kataku yang juga mulai putus asa.

"Apa kalian yakin ingin menyerah? Kalian percaya Rika tidak kesepian? " tanya Gilang.

"Mungkin saja... Dia menolak kami, jadi mungkin saja dia tidak membutuhkan kami" kata Dave.

"Mungkin saja dia hanya ingin punya waktu untuk sendiri.. Bukankah dia sedang berduka atas kematian orang yang dia sayang?"

"Bisa jadi,,"kataku. "Tapi aku berharap kita bisa tinggal dengannya..."

"Agar kau bisa mendekatinya, eh?" Kata Rudi yang membuatku langsung menoleh kearahnya.

"Bukan! Maksudku agar dia tidak kesepian!" sanggahku.

"Kebetulan sekali sekarang Rika sedang berduka, jadi kenapa kau tidak menghiburnya?" kata Gilang dengan senyuman menggoda "Ini juga bisa jadi kesempatan untuk menjadikannya milikmu"

"Apa maksud ucapanmu?!" protesku.

"Itu benar! Ini seperti mencari kesempatan dalam kesempitan!" sahut Dave.

"Jadi kau benar-benar serius dengannya?!" kata Nina dengan wajah terkejut.

"Jangan dengarkan apa kata mereka!"

"Kalau kau tidak menyukainya ambil aku saja!"

Refleks aku menolehkan pandanganku pada Gilang yang sepertinya tidak merasa bersalah dengan ucapannya.

"Kenapa kau terlihat tersinggung?" katanya lagi.

"Aku tidak tersinggung! Lupakan saja, kita harus memikirkan rencana kita!"

"Memikirkan Rika maksudmu?"

"Ugh...!!!"

"Hahahahahahahah"

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now