Chap 24

89.9K 4.9K 31
                                    

"Daddy..... Dimana kuletakan tas ransel ini" teriak Fedro

Di sambut oleh Maira yang sama dengan halnya Fedro yang tak kalah nyaring "Daddy..... Aku butuh bantuanmu"

Chenna tersenyum melihat wajah frustasi Alzero yang sangat menggemaskan di matanya "Lihatlah, betapa mereka menjajahku saat ini" ucapnya sambil mengecup pipi Chenna sekilas

"Daddy.... Ceca mau makan!!!" pinta si bungsu Syesa sambil berjalan mendekati Chenna yang sedang duduk di sofa ruang tv

Chenna bangkit dari tempat duduknya dan menggendong Syesa di pangkuannya "Ayo sayang, kita membuat makanan untuk mereka yang tersayang" seru Chenna sambil tersenyum pada Syesa yang mengangguk memamerkan deretan giginya

"Ceca mau makan pizza Onty...." pinta Syesa dengan puppy eyes yang selalu membuat Chenna menuruti apapun keinginannya, walaupun sebenarnya tanpa menggunakan jurus itupun Chenna akan melakukan semuanya untuk Syesa

Chenna berkutat di dapur dengan wajah yang masih terlihat sedikit pucat dan mata yang berkantung mata, ia terus menyiapkan semua masakan kesukaan orang-orang tersayangnya dengan hati penuh harap dan tak memperdulikan rasa pusing yang telah ia rasa sejak tadi

"Hey, sayang sedang apa kau berada disini? Aku tak pernah menyuruhmu untuk melakukan ini selama kau masih sakit" ucap Alzero yang tiba-tiba mendekat kearah Chenna dan memeluk tubuhnya dari belakang

Chenna dengan segera melepas pelukan Alzero dan menghindar "Jangan Tuan, aku tak ingin anak-anak melihat kita seperti ini" gumam Chenna pelan

"Kenapa? Aku merasa mereka takkan keberatan jika kau yang menjadi ibu baru untuk mereka, kulihat Maira dan Fedro sangat menyayangimu" ujar Alzero sambil terus mencium tengkuk Chenna

"Tidak Tuan, Maira tak menyetujui tentang semua ini. Dan aku terlanjur berjanji padanya Tuan. Aku takut dia merasa kecewa padaku" bisik Chenna pelan

Alzero menyerngitkan keningnya dalam dan menatap mata Chenna "Apa maksudmu Chenna? Janji apa yang kau buat dengan Maira?" tanya Alzero sambil memeggang bahu Chenna

Chenna menunduk dan menjawab "Aku berjanji padanya, untuk tidak merebutmu dari ketiga anakmu dan merebut posisi mendiang istrimu Tuan" ada setitik rasa sakit saat mengucapkan hal itu

Alzero menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku akan membuatnya mengerti tentang semua ini Chenna, tak selamanya aku akan hidup seorang diri dengan ketiga anakku yang pastinya nanti membutuhkan sosok seorang ibu untuk mereka, di saat aku tak bersama mereka"

"Dan sosok itu kau Chenna, aku ingin kau yang menyambutku hangat saat ku pulang kerumah dengan rasa penat dan lelah menghampiriku, aku ingin kau menjadi tempatku berkeluh kesah akan segala hal termasuk tentang anak-anakku dan anak kita kelak nantinya, Chenna entah sejak kapan aku memikirkan hal semacam ini denganmu, tapi perlu kau tau aku sungguh mencintaimu dengan segenap jiwaku" lanjut Alzero sambil mengecup kedua mata Chenna yang basah dengan airmata

Chenna terenyuh dengan penuturan yang di ucapkan oleh Alzero dengan sesegukan ia berkata "Tapi semua terasa sulit, aku tak tau harus memilih kedua yang sama-sama ingin kulakukan, membahagiakanmu dan membahagiakan hati Maira yang nantinya pasti ia akan terluka jika mengetahui semua ini"

Alzero memeluk tubuh bergetar Chenna dan mengelus punggungnya pelan, ia bisa merasakan apa yang Chenna rasakan saat ini, pasti berat memilih salah satu yang akan ia pilih tanpa menyakiti salah satu yang ia sayangi

Saat Chenna menangis di dada Alzero dengan sedih, tiba-tiba Chenna menghirup bauntak sedap yang menusuk hidungnya

"Onty... Daddy.... Omeletenya gocong... Omeletenya jadi item" ucap Syesa sambil tertawa menunjuk omelete yang sudah berubah menjadi arang

"Cemua ini gala-gala Daddy, Onty Cena nangis bikin omelete gocong.. Cemua kacau balau cudah" ucap Syesa menggemaskan dengan gaya bicaranya yang cadel

Alzero tersenyum dan mencium Syesa yang semakin hari, semakin bawel saja

"Aku akan menyelesaikan semua ini, kau dan Syesa pergilah keruang tv bersama Fedro dan Maira" kata Alzero membawa teplon gosong ke wastafel

Chenna mengangguk dan mencium pipi Alzero cepat dan berkata "Terimakasih Daddy..." ucap Chenna sambil tersenyum

"Pergilah sebelum aku menerkammu dengan taringku" kekeh Alzero sambil tersenyum jahil

Chenna memeletkan lidahnya dan pergi meninggalkan Alzero dengan Syesa di pangkuannya "Aku akan menunggumu Daddy" ucap Chenna dengan nada bicara ala Syesa

Syesa terenyum dan mencium pipi Chenna dengan gemas dan sedikit menggigit pipi Chenna pelan

Syesa tersenyum dan berkata "Daddy cayang Onty Cena, Ceca cayang Onty Cena..."

"Onty Chenna sayang Syesa... Muaaacchh" cium Chenna tak kalah gemas seperti Syesa tapi tanpa gigitan manjanya

_________________________

"Aunty.... Aku ingin berbicara sesuatu padamu" ucap Maira masuk kedalam kamar Chenna dan ikut berbaring di samping Chenna

Chenna dengan penuh sayang menyelimuti Maira dan bertanya "Berbicara apa sayang?" tangan Chenna terus memainkan rambut panjang Maira

Maira memeluk tubuh Chenna dan berkata "Apa jika nanti Aunty menjadi ibu tiriku, Aunty akan tetap menyayangiku Fedro dan Syesa seperti saat ini" tanya Maira mempererat pelukannya

"Kenapa kau berbicara seperti itu sayang?" tanya Chnenna heran

Maira mendongakan kepalanya sambil menatap wajah Chenna bingung "Aku hanya sedikit takut Aunty.. Aku ingin seperti ini selamanya, aku tak ingin Aunty berubah jika nanti menjadi ibu pengganti Mommy" ucap Maira memeluk kembali Chenna

Chenna terbingung dengan ucapan Maira yang tiba-tiba berkata seperti itu padanya dengan senyum manis yang melekat di wajahnya Chenna berkata "Aunty takkan pernah berubah sampai kapanpun sayang, akan selalu seperti ini sampai kapanpun"

Maira makin mengeratkan pelukannya pada Chenna dan menenggelamkan wajahnha di dada Chenna yang sesekali mencium pucuk kepala Maira penuh sayang

"Aunty, maukah kau berjanji satu hal lagi padaku?" ujar Maira masih di dalam pelukan Chenna

Chenna mengangguk sambil mengelus kepala Maira "Aku ingin Aunty tetap menjadi seperti ini, selalu menyayangiku Fedro dan Syesa walaupun tanpa menikah dengan Daddy..."

"Iya, aku akan berjanji padamu Maira akan selalu menyayangimu dan malaikatku lainnya" ucap Chenna bergetar

"Aku sangat menyayangimu Aunty, aku tak mau kehilanganmu"

"Aku ingin tidur bersama Aunty malam ini, sebelum besok pagi kita pulang ke rumah" gumam Maira melanjutkan ucapannya

"Tidurlah sayang" seru Chenna dengan suara berat menyembunyikan kesedihannya

Chenna mengecup kepala Maira berkali-kali dengan airmata yang membasahi pipinya dan berucap lirih "Bagaimana bisa aku mengecewakanmu Maira? Bagaimana bisa aku memikirkan perasaanku saja, tanpa memikirkan persaan gadis kecilku yang polos ini"

Airmata Chenna terjatuh dengan deras di pucuk kepala Maira yang menyadari akan semua hal itu, dalam diam Maira ikut menangis sama seperti Chenna yang hanya menangis dalam keheningannya

"Maafkan aku Aunty, aku hanya tak ingin kau tak menyayangiku Fedro dan Syesa lagi jika kau menjadi pengganti Mommy nanti seperti yang di ucapkan Fararia padaku, aku tak ingin semua itu terjadi... Aku ingin kau tetap bersama kami dan meyayangi kami" ucap Maira dalam hati yang berlinang airmata















TBC.....

Daddy Issues (Completed)Where stories live. Discover now