Chap 9

94.1K 5.7K 33
                                    

Alzero's POV

Siang ini aku telah di bandara, aku sengaja tak memberi kabar kepada semua orang rumah karena ingin memberi sedikit kejutan untuk mereka terlebih untuk ketiga anakku yang sudah amat kurindukan

Saat hendak menaiki taxi yang sudan ku pesan lewat aplikasi, aku melihat penjual bunga yang terlihat cantik dengan beberapa bunga warna-warni yang berada di booklet untuk mempercantik tampilannya

Dengan segera aku meminta supir taxi itu menunggu sebentar karena aku akan membeli bunga di toko itu, dan iapun menyilahkannya

Di perjalanan hatiku tak karuan, entah kenapa aku merasa sangat bahagia akan bertemu ketiga malaikatku dan aku sedikit merindukan Chenna babby sitter pengurus anakku, tak sering aku dan Chenna sering bertukar kabar untuk mengetahui kondisi masing-masing via chat

Sesampai di rumah kulihat rumah tampak sepi, fikirku apa anak-anak dan Chenna tak ada di rumah. Tapi, aku sudah menyuruh Chenna untuk menyiapkan kejutan pesta ulang tahun untuk Maira

Dengannsegala penasaranku, aku segera masuk ke dalam rumah yang sudah di dekorasi denga rapih dan cantik. Kulihat Chenna sedang memasang beberapa balon menggunakan tangga dengan serius sehingga tak menyadari kedatanganku

Aku tersenyum melihatnya yang penuh semangat sambil sesekali bersenandung ringan dalam mulutnya, aku mendekatinya perlahan-lahan dengan dua booklet bunga yang kubawa di tanganku

Namun, tiba-tiba saat hampir dekat dengannya aku merasa bahwa ia hilang kendali dan sebentar lagi akan terjatuh dari tangga yang lumayan tinggi

"Aaaaahhh..." pekiknya nyaring sambil memejamkan matanya

Dengan cepat aku melempar bunga dan koper yang ku pegang asal, dan langsung berlari menangkapnya

Happp

Ku tangkap tubuhnya tepat pada waktunya, kulihat ia masih memejamkan mata dengan raut wajah yang terliha takut harap-harap cemas. Aku merasa wajahnya begitu menggemaskan dan satu kata yang mampu menyimpulkan wajahnya saat ini Cantik.

Jantungku berdetak sangat cepat, seperti telah lari marathoon jauh hanya dengan melihat wajah cantiknya dari dekat, dan itu semua membuatku sangat tak menentu

Ia membuka matanya dan celingukan tak jelas sambil tersenyum namun tiba-tiba senyum nya hilang saat mata kami bertemu, ia menatap mataku lama dengan tatapan yang tak bisa kubaca dan berkata "Tuan Alzero...." panggilnya lirih

Aku tersenyum dan berucap "Sepertinya kau harus berhati-hati,apa kau baik-baik saja?" tanyaku padanya yang masih diam mematung

Chenna hanya mengangguk dan tersipu malu dengan rona merah mencuat di pipinya yang sangat jelas terlihat

Aku berdehem dan bergumam "Baiklah, jika kau baik-baik saja maka turunlah"

Dengan cepat ia turun dari pangkuanku yang memangku dirinya ala bidral sambil berucap lirih "Maafkan aku Tuan, dan terimakasih telah menolongku"

Aku tersenyum melihat wajahnya yang terlihat semerah kepiting rebus yang kutahu dia sedang menahan malu saat ini

Ia melihat kearah bunga yang telah berserakan di lantai dengan tatapan bingung dan melihat kearahku seperti ingin bertanya masalah itu

Aku menarik nafas untuk menghilangkan rasa kecanggunganku dan menetralkan detak jantungku dan berkata "Itu semua karenamu Chenna, kau berhutang untuk itu"

Dia menunduk dan terlihat raut wajahnya tampak sedih, sambil memunguti bunga yang telah tersebar di lantai. Aku mengulum senyum karena aku hanya bergurau mengatakan hal seperti itu

Daddy Issues (Completed)Where stories live. Discover now