PROLOG

201K 8.1K 57
                                    

"Mairaaaa..... Fedro....." panggil Alzero pada kedua anaknya

"Yes Dad.. I'm come" seru Maira sambil berlari menuruni anak tangga

Alzero dengan sibuk menyiapkan sarapan untuk ketiga anaknya Maira, Fedro, dan Sesya.

Kali ini ia harus turun tangan sendiri dalam menyiapkan segala sesuatu keperluan ketiga anaknya karena setiap pekerja di rumahnya tak lebih dari satu bulan bertahan dalam pekerjaan mereka, selalu saja ada yang mengeluh atas kenakalan ketiga anaknya yang selalu membuat ulah

"Dadd... Ceca ingin omelete" pinta si bungsu Sesya yang masih berumur 3 tahun dengan gaya khas bicaranya yang sedikit cadel

Alzero menghela nafas dan berucap "Hari ini Daddy menyiapkan roti dengan selai saja sayang, Daddy sudah telat"

Sesya merengek mendengar jawaban Alzero lalu menangis keras

"Huaaa.. Ceca ingin omelete.. Hiks.. Hiks" tangisan keras Syesa membuat kepala Alzero pening

Alzero segera menenangkan puteri bungsunya yang sedang menangis tersedu karena keinginannya tak di penuhi "Sayang, Daddy akan membelikannya untukmu nanti ya.. Sudahlah jangan menangis princess"

"Dadd.. Apa hari ini tidak ke kantor?" tanya Maira yang tengah melahap sarapannya dengan hikmat walaupun kegaduhan yang di buat oleh adik bungsunya.

Alzero melirik kearah Maira yang sedang mengunyah makanannya dan menjawab "Siang ini Daddy ada meeting penting dengan klien, jadi kalian akan di antar pak Gatot ke sekolah"

Maira hanya mengangguk dan terus melanjutkan aktifitasnya dengan santai

"Dadd.. Hari ini Fedro ada ulangan kimia dan sepulang sekolah aku akan berlatih futsal" ujar Fedro yang baru turun dan langsung ke ruang makan

Pluukkk

Roti yang sudah di lumuri selai terjatuh tepat di atas kertas yang menumpuk di pinggir meja makan.

"Ooouu.. Siapa yang menyimpan kertas disini?" ujar Fedro sambil mengambil roti selainya di atas kertas yang terlumuri roti isi miliknya dan meremas beberapa kertas lalu membuangnya asal

"Fedrooooo.... Apa yang kau lakukan dengan kertas itu?????" bentak Alzero membuat semua anaknya menatap takut ke arahnya

"Apa kau tau itu kertas laporan yang akan Daddy presentasikan pada klien siang ini, dan kau sudah merusak semuanya" lanjut Alzero sambil menurunkan Sesya ke bangku khusus untuk puterinya

"Maaf Dadd.. Aku tak tau maafkan aku" lirih Fedro menyesal

Alzero menarik nafas kasar untuk sekian kali lagi dan mengacak rambutnya frustasi dan bergumam "Beberapa hari lagi, Daddy akan membawa Babysitter untuk mengurus keperluan kalian"

Maira dan Fedro saling memandang dan menunjukan ekspresi tak suka akan ucapan Daddy nya

"Apa Daddy tak mau bersama kami dan memberikan kasih sayang pada kami? Tanpa perantara orang lain yang nantinya hanya orang asing saja?" ucap Maira sambil bangkit dari kursinya dan menatap tajam kearah Alzero

"Daddy selalu egois dan mementingkan pekerjaan di bandingkan kami..." lanjut Maira sambil menarik Fedro dan meninggalkan ruang makan

Alzero mendaratkan bokongnya dan memejamkan matanya menghilangkan rasa penat dan lelahnya.

Jika boleh jujur semenjak kematian istrinya 3 tahun lalu, kedua anaknya sedikit terguncang akan kepergian Mommy mereka dan terkadang sedikit menyalahkan pada adik bungsunya yang telah lahir kedunia ini

Peringai kedua anaknya menjadi tertutup kepada semua orang dan tak menyukai orang asing yang berada di rumahnya. Dan sikap ketus dan jahilnya selalu ia tujukan pada setiap pekerja rumah tangga yang tak ia sukai dan membuat mereka tak betah dan mengundurkan diri.

Apa Alzero mampu membuat kedua anaknya yang selalu membenci siapapun orang asing yang berada dirumahnya, belum lagi mereka akan berbuat nakal kepada setiap wanita yang dekat dengan Alzero.


TBC





Daddy Issues (Completed)Where stories live. Discover now