Chap 20

87.2K 4.7K 22
                                    

Double update

Happy Reading dear 😘

Di perjalanan Syesa tak lepas dari Chenna yang selalu menggendong Syesa, di pangkuannya. Sesekali dengan diam-diam Chenna menatap wajah fokus Alzero yang tengah menyetir

Dalam hatinya, ia mengutuk dirinya sendiri karena telah membohongi perasaannya sendiri dan melukai dirinya dengan berpura-pura tak mencintai majikannya yang telah menyatakan cinta pada Chenna seorang Babby sitter ketiga anaknya

"Dadd... Berapa hari kita akan berlibur di puncak?" tanya Maira pada Alzero

Alzero melirik Maira di kaca spion dan menjawab "Mungkin sekitar 3 hari sayang"

Maira mengangguk mengerti, karena memang mereka sedang libur dari sekolah masing-masing

"Chenna, kenapa kau diam saja?" tanya Alzero usil pada Chenna yang sedari tadi tak bersuara

Chenna tersenyum kikuk tanpa menjawab perkataan Alzero dan membuat Alzero menghela nafas gusar

Hanya kehinangan yang menemani perjalanan mereka yang awal mulanya di isi dengan tawa canda ketiga anak yang sekarang telah terlelap dengan damai

"Chenn..." panggil Alzero pelan

"Hmmhh.." ucap Chenna sambil melihat kearah Alzero yang tak menatapnya hanya melihat jalan di depannya

"Kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi!" gumam Alzero sambil terus menyetir

Chenna dengan gugup ia memilin tangannya yang sedang memeluk punggung Chenna yang tertidur di dada Chenna dengan pulas

"Kenapa kau gugup? Apa pertanyaanku sangat sulit untuk kau jawab?" tanya Alzero sambil menaikan sebelah alisnya

"Tuan.. Maafkan aku, aku kira tak sepantasnya kita seperti ini" cicit Chenna pelan

Alzero makin menyerngitkan keningnya dan berkata "Apa maksudmu?"

Chenna menelan salivanya dengan susah payah dan mulai berucap "Aku hanya seorang Babby sitter Tuan.. Rasanya sedikit tak pantas jika seperti itu"

"Aku tak suka dengan hal yang bertele-tele, dan ucapanmu barusan sangat bertele-tele" ucap Alzero denga nada sedikit membentak

Chenna memautkan tangannya kuat sambil menundukka wajahnya "Maaf Tuan, aku tak bisa berhubungan lebih dari majikan dan pengasuh anak-anakmu, lagi pula tak ada niatan sedikitpun untuk seperti itu"

Alzero menatap denga tatapan kecewa yang terpancar dari sorot matanya dan bergumam sambil tersenyum sinis "Maksudmu, kau menolakku? Kau menolak seorang Alzero Syaiq!"

"Iya Tuan... Maafkan aku, aku yakin anda dapat menemukan seorang wanita yang sangat-sangat lebih dariku. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan Tuan" tegas Chenna sambil menggigit bibir bawahnya

Sakit, jangan tanyakan perasaan Chenna saat ini setelah mengucapkan hal yang jauh dari lubuk hatinya yang terdalam. Dengan cepat Chenna menoleh ke arah jendela dan menahan airmatanya jatuh dengan sekuat tenaga

Alzero hanya terdiam tak berucap sama sekali dalam keheningan yang semakin membuatnya mencekam dengan luka yang sama-sama mereka rasakan

Setiba di villa, Alzero bergegas turun membawa beberapa tas keperluan mereka tanpa berbicara sepatah katapun dan melewati Chenna yang menatapnya dengan perasaan bersalah

"Aunty..." panggil Maira pada Chenna yang hanya terdiam mematung dengan tangan yang masih setia menggendong Syesa

"Apa kau tak dingin? Ayoo masuk" seru Maira sambil menyelipkan tangannya di lengan Chenna

Chenna tersenyum "Setidaknya aku sudah menepati janjiku pada Maira, dan tak membiarkan keegoisanku melukai hatinya" lirih Chenna dalam hati sambil melangkah kedalam villa yang sangat luas dan nyaman

"Dadd... Kamarku dimana???" teriak Fedro nyaring

Alzero menunjuk salah satu ruanga di pojok dekat tangga atas dengan wajah yang tak secerah biasanya

Tanpa bertanya lagi, Alzero masuk ke kamar yang telah di tunjuk oleh Alzero dan menutup pintunya

"Dadd... Aku masuk kamar sebentar untuk beristirahat, jangan lupa acara malam kita" ucap Maira sambil mengedipkan sebelah matanya pada Alzero dengan mengacungkan jempol gembira

Alzero mengangguk dan membalas acungan jempol Maira

"Tuann..." panggil Chenna pada Alzero yang langsung pergi membawa Syesa dan tak menghiraukan panggilan Alzero

Chenna termangu sendiri di teras luar, dengan cuaca yang tak bersahabat dengan tubuhnya. Sangat berbeda jauh dengan tempat yang ia tinggali

"Apa aku telah salah mengambil langkah? Aku menyakiti seseorang yang kusayangi dan mengorbankan perasaanku demi menyelamatkan hati seseorang yang kusayangi lainnya" gumam pelan Chenna sambil menatap gunung yang terlihat berkabut

Dengan mata yang berair Chenna menghapusnya dengan cepat dan berkata "Aahh, anginnya terlalu kencang hingga menusuk mataku dan membuatnya berair"

Chenna terus menghapus airmatanya yang ia tau jelas bukan karena angin, tapi karena hatinya sedang berduka dan tak bisa membendung lagi airmata yang telah ia tahan tak tumpah

"Semuanya akan baik-baik saja Chenna, kau harus memilih salah satu dari pilihan yang ada di hadapanmu" ucap Chenna pelan, sambil memegang dadanya yang terasa sesak

Bukan sesak karena cuaca dingin yang merasuk ketubuhnya, tapu sesak karena perasaan sakit yang amat menusuk relung hatinya

Suara decitan mobil membuat Chenna mendongak melihat kearah mobil hitam yang terparkir di hadapannya, dengan mata merah ia menyipitkan matanya untuk melihat siapa pemilik mobil tersebut

Saat seseorang turun dari mobil, Chenna menatap kaget kearah sang pelaku yang membuatnya membulatkan mata dan berkata "Kau........"









TBC

Daddy Issues (Completed)Where stories live. Discover now