Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.. ..
Ceklek
"OMO! Astaga! Apa yang terjadi?" Pekik Baekhyun terkejut melihat Chanyeol dan Chen yang tengah memapah Kai yang sepertinya terluka.
Dengan cepat, Chanyeol dan Chen menuntun Kai ke dalam rumah lalu merebahkan tubuh Kai di sofa.
Kris yang baru menuruni tangga karena suara ribut-ribut yang mengganggu tidurnya tiba-tiba membulatkan matanya dan langsung berlari menghampiri Kai dan yang lain.
"Ada apa? Apa yang terjadi? Kai?" Tanya Kris panik saat dirinya berlutut di samping Kai.
Kris bahkan sampai mengeluarkan airmatanya melihat keadaan Kai yang mengenaskan.
"Dia tertembak oleh salah satu bodyguard target kami" Jawab Chanyeol.
Kris menatap horor Chanyeol lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Kai yang terlihat sedang menahan sakit serta darah yang terus mengalir di sela-sela tangan Kai yang sedang memegang perutnya.
Kris ikut menangkupkan telapak tangannya menutupi luka tembak di perut bagian kanan Kai.
Kai masih setengah sadar dan sesekali merintih menahan sakit dan perih. Wajahnya pucat dan peluh kering membasahi wajahnya.
"Lalu kenapa kalian tidak membawanya ke rumah sakit?" Tanya Kyungsoo kesal dan panik.
"Kami akan tertangkap jika sampai kami membawanya ke rumah sakit. Aku yakin mereka sudah menyebar untuk mencari kami" Jawab Chen lirih dan mencoba merangkul Kyungsoo agar tenang.
"La..lalu.. apakah kalian pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya?" Tanya Kris tergagap tanpa mengalihkan perhatiannya pada Kai dan berusaha membimbing Kai agar tetap sadar.
"Kami pernah mengalaminya, tapi saat itu aku yang terkena tembakan dan satu-satunya yang bisa melakukannya tanpa bantuan dokter adalah Kai sendiri" Jelas Chanyeol.
Kris baru ingat bahwa dirinya seorang dokter. Dia mengabaikan kekhawatiran dan perdebatan antara 2 pasang suami istri karena hal buruk yang terjadi pada Kai.
"Kai! Kai! Aku mohon.. buka matamu.. jangan.. jangan .. ku mohon buka matamu, dengarkan aku okey?" Kris terus menekan luka Kai dan tangan yang satunya lagi mencoba mengusap wajah Kai dan terus berusaha agar Kai tetap tersadar.
"Tolong ambilkan aku pisau, lilin, air sebaskom, handuk dan perban atau kain apapun yang bisa aku gunakan untuk membalut perutnya. Oya, apa kalian punya kotak P3K?"