[01] Jakula

78K 3.8K 557
                                    

Peringatan!
Diminta menunjukkan KTP kepada orang di sebelah Anda sebelum membaca. Jangan abaikan pesan ini jika tidak ingin mengumpat saat tengah membaca. Yang ingin kecewa, silakan, asal jangan berlebihan. Sewajarnya hahaa

COMMENT INLINE!!
Add to reading list

Selamat membaca.






"Idih buru-buru banget!" Seorang gadis berambut pendek mencebikkan bibirnya melihat sesuatu di laptop.

"Wow wow! Sabar, Bang!" Ia hampir berteriak.

"Suara kalian ganggu banget," Yuka, gadis itu, mendekatkan wajahnya ke layar laptopnya. "Oou, gitu." Dia angguk-angguk mengerti.

"Haaaaah!! Kalian bikin gue iri!" Yuka menggigit sudut sarung bantal yang dipelukinya.

"Woy, cewek! Kagak sakit?" Ia berjengit lalu mengubahnya posisi duduknya di kasur.

"Sumpah gue panas... panassss," Yuka mengusap pelipisnya yang udah basah oleh keringat. Duduknya mulai gelisah. Ia lalu menelungkup.

Misinya sebentar lagi tercapai. Dikit lagi, si Abang mulai menerobos palang. Yuka menelan ludah, bibir sudah terbuka siap menyaksikan apa yang ia tunggu-tunggu. Si Abang mulai, Yuka ngitung dalam hati.

Satu... Dua... Ti...

"Aaaaaaaaaah!!!! Aduuuh, sakit bego!!" Sebuah jeweran membuat kepala Yuka ikut tertarik.

Napas Yuka naik turun kayak habis ngangkutin kasur ibuk untuk dijemur kalau lihat cuaca panas. Dadanya juga berisik banget. Keringatnya nggak kalah banyak sampe bikin rambut pendek Yuka kayak habis nyebur di empang Abah Aji waktu pulang sekolah naik sepeda mini.

"Janda kurang belaian lo!" Kushi, sahabat Yuka duduk di kasur sebelah Yuka yang lagi menelungkup.

Waktu masuk kamar Yuka, dilihatnya posisi sahabatnya itu lagi melototin laptop, sambil goyang-goyangin perutnya kayak orang lagi nahan pip*s. Kedua kaki Yuka udah rapat banget mengapit si empunya yang geli-geli terasa. Dengan niat yang baik, dijewernya telinga Yuka hingga wanita berperawakan kecil itu mengumpati dirinya.

"Parah lo, nggak bisa lihat orang senang!" Yuka bersungut kemudian ikutan duduk sambil ngusap bokong yang juga ikutan dipukul sama Kushi. Ia meminggirkan laptopnya yang baru aja dipaksa mati oleh Kushi.

"Gila, atas banjir bawah gimana?" Kushi melirik dahi Yuka yang keringatan dan turun ke mangkok kembar Yuka yang kayaknya siap siaga.

"Untung ya gue datang, kalau enggak pasti lo main sama ini," Kushi mengangkat jari tangan Yuka ke depan wajah gadis itu.

"Main apa dah?! Gue lagi emosi, jangan ganggu deh!" Yuka ngancingin bajunya yang lepas satu kancing. Sampai sempit gini kemeja gue, pikirnya.

Status Gantung (Pindah ke Ungu)Where stories live. Discover now