▪️3

8.6K 1.5K 90
                                    

Selasa, 17-10-2017

06.55

Haechan berlari kencang menuju kelas
10 IPA 1, kelasnya sendiri. Tubuhnya mematung seketika, badannya bergetar hebat. Ia berhenti dibelakang kerumunan. Matanya menatap lurus kedepan, melihat seseorang yang sudah kaku dengan tali mengikat lehernya, tergantung di depan pintu. Polisi menurunkan tubuh kaku itu dengan hati hati, lalu meletakkannya di kantung jenazah.

Haechan menerobos kerumunan sekuat tenaga. Ia berusaha untuk maju kedepan, ingin melihat mayat itu dengan jelas. Ia berharap penglihatanya salah. Panggilan Mark tidak dihiraukannya. Ia terus menerobos kerumunan.

Hingga akhirnya tubuhnya telah sampai didepan, dan matanya dapat melihat mayat itu dengan jelas.

Haechan menghampiri mayat itu, dan terduduk didepannya. Sedetik kemudian keluar teriakan pilu dari mulutnya, terdengar keseluruh lorong. Mark Jeno dan Renjun yang berhasil menyusul Haechan hanya menundukkan kepala sedalam dalamnya. Tidak ada yang berani menenangkan Haechan.

"KENAPAA?! KENAPA LO BUNUH DIRI?! JAWAB SAN JAWAB!!!"

" KENAPA LO NINGGALIN GUA DISINI SAN?! LO ADA MASALAH APASIH SAN?! KENAPA LO BUNUH DIRI SAN?! HAH KENAPA?!" Haechan sudah tidak terkendali sekarang. Tangannya meraih mayat Sanha dan mengguncang guncangnya. Mark berusaha menahan Haechan dan menenangkannya. Begitu juga dengan Jeno dan Renjun. Namun Haechan tetap saja mengguncang guncang tubuh Sanha sambil menangis.

"BANGUN SAN! BANGUN YOON SANHA!! LO GABOLEH MATI KAYAK GINI!!"

"Sudahh Chan sudah.. Ikhlasin Sanha Chann ikhlasin.. Biarin Sanha tenang disana." Nasehat Renjun tidak digubris oleh Haechan. Ia tetap saja menangis.

Bahkan polisi pun hanya menonton tanpa berniat mengamankan Haechan dan menenangkan keadaan.

Mark berusaha menarik tubuh Haechan untuk menjauh dan melepaskan mayat Sanha. Mark  merasa kesal sekarang. Bukan hanya Haechan saja yang merasa kehilangan sekarang. Tapi emosi dan tingkah Haechan sudah kelewat batas.

Yang nontonin pada diam, ketakutan. Siapa yang gak serem liat mayat diguncang guncang? Walaupun itu teman sendiri tapi tetap aja seram.

Hingga  sebuah kertas terjatuh dari kantong celana Sanha yang menghentikan adegan tarik menarik Mark dan Haechan.

Haechan segera meraih kertas itu dan membukanya. Ia berpikir kalau itu mungkin pesan terakhir Sanha.

Matanya melotot dan memerah membaca tulisan yang ada di kertas itu. Giginya bergemeletuk. Tangannya mengepal erat. Ia segera berlari meninggalkan tubuh kaku Sanha.

Mark, Jeno, dan Renjun yang melihat Haechan menjadi bingung.

Mark segera meraih kertas itu dan membacanya.

Muka Mark pucat. Ia menatap muka Jeno dan Renjun yang terlihat sangat penasaran dengan kertas itu. Selanjutnya Mark berbisik pelan didepan Jeno dan Renjun.

"Sanha gak bunuh diri. Dia dibunuh"

Jeno dengan sigap merampas kertas itu, dan membacanya baik baik bersama Renjun.

Sedetik kemudian, mereka bertiga serentak berlari, mengejar Haechan. Mereka tau tujuan Haechan.

Sycho?¿ || 95-00 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang