22: Tetangga Baru

19.4K 2K 88
                                    


On Media: @_kokoparas as Maxima Darlingtonio

.
.
.

Menjelang pukul delapan malam, pintu rumah kami diketuk-ketuk. Ngebuat gue yang lagi bantuin Bi Tira rapiin meja bekas makan malam, seketika menoleh ke arah Kaka yang tengah asyik menonton channel televisi kesukaannya sementara mulutnya nggak berhenti nyemilin satu stoples besar buah kering yang kapan hari di-go send-in sama Mamanya.

"Ka, boleh minta tolong bukain pintunya?" pinta gue yang seketika ngebuat Kaka menoleh. "Kayaknya ada yang ngetuk tadi."

"Oiya, Kak?" tanyanya polos, masih mengunyahi mangga muda di mulutnya. "Kok aku nggak denger, ya?"

"Ya iyalah kamu nggak denger, orang kamu asyik sama Usagi dan kawan-kawannya," tandas gue menunjuk layar televisi yang tengah menayangkan kartun Pretty Guardian Sailor Moon yang entah episode ke berapa. Ngebuat cowok di hadapan gue itu nyengir sekilas sebelum kemudian meletakkan stoples miliknya ke atas meja. "Ayo bukain sana, siapa tahu itu orang yang ada perlu sama kita."

Maka setelah apa yang gue katakan, Kaka lantas bangkit dari sofa sebelum kemudian ngeluyur kayak anak bocah yang abis disuruh Mamanya belanja. Ngelihat itu, gue cuma bisa geleng-geleng kareba menahan tawa atas tingkah lucunya. Belakangan, Kaka emang terlihat sedikit lebih manja dibanding biasanya. Dan gue memaklumi sebab mungkin saja itu adalah bawaan dari bayi yang dikandungnya. Kata Mami, orang hamil sama cewek menstruasi itu nggak ada bedanya, jadi kita harus bisa membedakan kapan saatnya mengalah dan kapan saat buat memanjakannya.

Sekitar sepuluh menit berikutnya, meja yang gue rapiin bersama Bi Tira akhirnya bersih juga. Berhubung Kaka masih belum balik sejak gue menyuruhnya buat buka pintu tadi, maka gue memutuskan buat menyusulnya. Mana tahu Kaka diculik sama orang iseng atau semacamnya, kan? Siapapun itu, pasti bakal menganggap bahwa Kaka adalah cowok polos yang bisa dimanfaatkan buat pemerasan saking polosnya.

Maka seraya mengelap tangan gue yang basah dengan towel kertas, gue melangkahkan kaki menuju pintu depan. Dan begitu langkah gue berhenti tepat di beranda, gue bisa melihat Kaka yang rupanya berdiri mengobrol dengan sesosok laki-laki tinggi dengan wajah yang tak kalah tampannya dengan dirinya.

"Oh, hai, rupanya ada penghuni lain di rumah ini juga." Menyadari kehadiran gue, itu cowok langsung menyapa dengan ramah seraya menyodorkan tangannya kanannya ke arah gue. "Gue Max—Maxima Darlingtonio, dan gue baru pindah ke rumah seberang tadi pagi. Tadinya gue kira si Kaka ini tinggal sendiri, eh nggak tahunya ada lo juga. Bagus, deh! Jadi gue nggak terlantar seorang diri sebab ada temen yang seumuran!"

Ngedenger celotehannya yang panjang lebar, gue lantas menyodorkan tangan buat membalas jabatannya. Jika kalian kepo, cowok di hadapan gue ini punya aura keceriaan yang nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Tubuhnya tinggi, sementara wajahnya yang kayak perpaduan Asia sama Australia itu begitu berbanding lurus sama bibirnya yang nggak habis-habis mengulaskan senyum bahagia. "Gue Glenn. Dan seneng juga kalau lo ngerasa bahagia ketemu sama cowok-cowok kayak kami."

Atas jawaban yang gue utarakan, cowok yang gue terka berusia sama kayak gue itu kembali melepaskan tawa. Jika kalian pernah dengar istilah kotak tertawa saat menonton SpongeBob Squarepants, gue rasa cowok di hadapan gue itu adalah salah satu yang memilikinya. "Nice to meet you, Glenn and Kaka. Mohon bantuannya untuk beberapa bulan ke depan, ya? Dan sebagai tanda perkenalan, gue juga udah bikinin pudding mangga buat kalian."

Gue menoleh ke arah tangan Kaka dan menemukan satu kotak plastik berisi pudding mangga berukuran sedang di tangannya. "Ah, lo nggak perlu repot-repot sebenarnya. Tapi thanks ya buat pudding mangganya. Kebetulan Kaka emang lagi perlu banyak asupan buah."

[MPREG#2] TARUHAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang