Sadness [eccedentesiast sequel]

Start from the beginning
                                    

"Tae, bangun, ayo makan dulu."

Kesadaran Taehyung mulai terkumpul saat anak itu membuka mulutnya, "Seokjin Hyung?"

Netranya menangkap wajah Jin Hyung-nya tengah menatapnya dengan segaris senyum simpul.

"Ayo bangun sebentar. Makan dulu. Setelah itu kau bisa tidur lagi," Jin berucap seraya menarik Taehyung bangun, kemudian memapah--setengah menyeret--Taehyung ke ruang makan.

Ia mengomel tentang berat tubuh Taehyung yang makin ringan juga pipinya yang menirus, juga sedikit omelan lain yang berbunyi makan apa saja sih dirimu selama ini? kemudian berucap, lihat saja, akan kubuat beratmu bertambah minimal sekilo malam ini.

"Hyung, berhenti mengomel seperti radio butut! Berisik!" Itu sergahan Min Yoongi yang tengah merebahkan diri di sofa abu empuk di ruang keluarga.

"Ya!"

"Hyung, berhenti teriak teriak, kasihan Taehyung masih setengah sadar!" Yang itu suara Jung Hoseok yang tengah menata meja makan bersama Jungkook.

Taehyung terkekeh pelan sementara mengucek matanya, ia menggumamkan cuci muka pelan sebelum melepaskan rangkulan Jin dari bahunya dan melangkah ke kamar mandi di dekat dapur.

Jin menghampiri Jimin yang masih berkutat di dapur, mengambil sedok sup dan mulai mengaduk samgyetang di dalam panci.

"Dia tertidur tadi," ucapnya.

"Di atas kasur?"

"Tidak," Jin mengambil jeda sejenak, "di karpetmu."

Jimin tidak menjawab lebih lanjut, ia mengambil sendok dan mencicipi sedikit rasa masakannya.

"Jangan simpan benda tajam di sembarang tempat, Jim," ucapan Jin membuat mata sipit Jimin melebar. Ia menoleh menatap pemuda itu minta penjelasan.

"Tidak--tidak. Tidak ada luka. Tangan, kaki, dan perutnya semua masih aman bebas goresan. Aku sudah memeriksanya," Seokjin menjelaskan dengan cepat, "tapi tangannya sudah hampir mencapai cutter di atas mejamu. Lebih baik sembunyikan sekarang sebelum ia berniat melakukannya lagi."

Tepat setelah Jin selesai berucap, Taehyung muncul di pintu kamar mandi. Tangannya terangkat menutup mulutnya yang terbuka lebar saat menguap sementara ia melangkah memasuki dapur.

"Kenapa banyak sekali orang disini? Kukira kau mau delivery untuk makan malam, Jim," ujar Taehyung sementara hidungnya mengendus, menerka makanan apa yang tengah mereka masak.

"Ini aku delivery kok," jawab Jimin, ia menggeplak pelan tangan Taehyung yang dengan nakal mencoba mengambil beberapa potong wortel untuk dicemil, "tapi bukan delivery makanan. Aku delivery kokinya sekalian."

"Delivery tidak bagus untuk kesehatan, terutama untukmu yang sekurus itu," Seokjin menimpali, bergumam heit, jangan mengacau pelan saat Taehyung menghampiri dengan tatapan mata menyorot jahil, "masakan rumahan akan membuat beratmu naik setidaknya sekilo."

"Kenapa semua orang selalu bilang aku kurus dan harus menambah berat badan? Padahal makanku sudah hampir empat kali sehari?" Keluh Taehyung.

"Karena memang begitu adanya, Hyung. Tubuhmu sama tebalnya dengan sebatang lidi," Jungkook menyahut.

Taehyung merengut mendengarnya, ingin melawan tapi ia sadar diri. Jadi tidak bisa berkomentar selain mencibir pelan, "mentang-mentang bongsor."

Setelah itu Taehyung digiring ke ruang tv untuk bermain game dengan yang lain. Sementara Jin, Hoseok, dan Jimin tetap tinggal di dapur untuk menyelesaikan masakan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[BTS FF] VerstandWhere stories live. Discover now