Sadness [eccedentesiast sequel]

2.9K 220 23
                                    


Menangis bukan berarti kau lemah.
Menangis berarti kau tengah menguatkan diri untuk menghadapi satu hal berat dalam hidupmu, yang akan membuatmu bertambah kuat di kemudian hari.

----

Eccedentesiast Sequel

.
.
.

Sadness
.
.
.

Warn for typos, storyline amburadul, juga kesalahan lain

-----

Taehyung memandang permukaan air sungai han yang beriak tenang. Tangannya mengambil sebuah batu sebesar genggaman tangannya dan menjatuhkannya ke kedalaman air, dalam hati ia menerka, kapan batu itu akan mencapai dasar sungai?

Satu pertanyaan muncul di benaknya, bila ia terjatuh atau menjatuhkan diri kesana, apakah ia akan tenggelam begitu saja ke dasar sungai atau akan kembali mengambang suatu saat nanti? Atau apakah ia akan ditemukan di terdampar di pinggiran sungai atau terus terbawa arus sampai ke laut dan tidak pernah ditemukan?

Pemuda itu menggelengkan kepalanya sebelum kemudian membuang napas perlahan. Pikiran-pikiran sial semacam itu selalu muncul di kepalanya. Kapan pun, di mana pun, apapun yang dilakukannya.

Ketika hendak menyebrang jalan, ia berpikir apa jadinya kalau ada mobil ugal-ugalan yang muncul dan menabraknya. Apakah ia akan terlempar begitu saja atau terseret sejauh beberapa meter?

Kala ia menatap ke bawah dari atap sekolah, pikiran tentang jatuh akan muncul seketika di kepalanya. Bagaimana rasanya menjatuhkan diri? Bagaimana rasanya melayang sejenak sebelum kemudian ditarik tanpa ampun oleh gravitasi bumi? Bagaimana rasanya ketika hembusan angin menerpa wajahmu saat meluncur jatuh begitu saja?

Apakah ia akan mati seketika atau sempat dibawa ke rumah sakit dan diselamatkan? Apakah akan ada yang mencegahnya melakukan semua itu? Akankah ada orang yang mengkhawatirkannya? Apakah aka nada orang yang menangisinya ketika ia mati? Apakah aka nada orang yang merasa kehilangan dirinya?

Taehyung kembali menghela napas untuk yang entah keberapa kalianya. Ia memang termasuk orang yang sangat pesimis dalam menjalani hidup. Motto hidupnya hanya satu, jalani saja. Ikuti alurnya seperti air yang mengalir mengikuti alur sungai. Seperti daun yang gugur tertiup angin. Karena akhirnya satu, air akan kembali ke laut, dan daun akan sampai di tanah. Semuanya sama saja.

Taehyung sendiri tidak paham apa alasannya tetap bertahan sampai seperti ini. ia tidak tahu kenapa ia masih hidup sampai sekarang ini. Orang bilang hidup hanya sekali, harus dinikmati. Tapi apa yang bisa dinikmati dari hidupnya saat ini? Tujuan hidup pun dia tidak punya.

Alasan Taehyung hidup hingga saat ini hanya satu; karena dia belum mati, dan belum ada malaikat maut yang mau mencabut nyawanya.

Entah bagaimana kalau waktu itu datang.

---


"Jim, boleh aku menginap di rumahmu malam ini?"

Sudah lama sekali sejak Jimin mendengar suara Taehyung begitu lirih. Maka tanpa pikir panjang ia mengiyakan permintaan Taehyung.

Beruntung orang tuanya tengah berada dalam perjalanan bisnis selama seminggu kedepan, jadi ia leluasa mengizinkan Taehyung datang tanpa harus minta izin orang tuanya dulu.

"Kau oke?" tanya Jimin ketika mendapati Taehyung berdiri di depan pintu rumahnya dengan wajah pias dan ransel lusuh yang biasa Taehyung gunakan saat bepergian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[BTS FF] VerstandWhere stories live. Discover now