My Sexy Lecturer - 9

130K 5.2K 150
                                    

Warning 21++
Bijaklah dalam membaca.
Kalau belum punya SIM ya jangan nekad... ketahuan Pak Polisi bisa di tilang!

.

.

Sudah seminggu aku tinggal di pinggiran kota. Di rumah milik dosen killer-ku. Rumah yang tidak seberapa besar, namun nyaman dan asri. Rumah yang membuatku merasa hangat. Dan dalam seminggu ini Keith sudah empat kali berkunjung. Sikapnya masih sama. Kadang manis kadang galak. Belum lagi kalau aku membantahnya, aura dinginnya pasti keluar.

Suara mobil terdengar memasuki halaman. Aku yakin, pasti Keith yang datang lagi. Dan pertanyaannya setiap kali datang selalu sama.

"Hai, bagaimana skripsimu?" Nah, kan? Benar apa yang kutebak. Selalu itu yang ia ucapkan setiap kali datang menemuiku.

"Sudah mulai masuk bab dua. Kenapa kau kemari lagi?" tanyaku cemberut.

"Memang kenapa? Minggu depan kita tunangan. Apa ada yang salah kalau aku memastikan calon tunanganku baik-baik saja?" Ia balik bertanya. Dahinya berkerut memandangku.

"Kau menanyakan skripsiku, bukan keadaanku," cibirku kesal.

"Sama saja," balasnya menjatuhkan diri di sampingku, membaca apa yang kuketik di laptop.

"Jangan terlalu bertele-tele. Kau sedang mengerjakan skripsi. Bukan menulis novel," ujarnya mengusap kepalaku.

Hangat. Aku memejamkan mata sesaat.
Ia menggeser laptopku dan membaca ulang tulisanku. Beberapa kali ia menunjukkan kesalahanku dan mengharuskanku membetulkannya.

"Mama dan Papaku sudah menemui Mama dan Papamu. Pada intinya, mereka tidak keberatan dengan pertunangan kita."

Mataku melebar mendengar perkataannya. Apa ia bilang? Mamanya sudah menemui orang tuaku?
Apakah itu berarti orang tua Keith tidak mempermasalahkan statusku?

"Jangan khawatir, Samantha. Mama bahkan lebih menyayangimu daripada aku yang anaknya sendiri," Keith seperti mengerti apa yang ada di pikiranku.

Aku menatapnya tidak mengerti.

"Mama bahkan memintaku membawamu ke rumah. Ia ingin kau tinggal bersamanya," ujarnya lagi membuatku termangu.

"Kau menceritakan semuanya pada Mamamu?"

Keith mengangguk.

"Mamamu tidak marah atau benci padaku?"

Keith kini menggeleng.

"Kenapa kau mencemaskan hal-hal yang tidak seharusnya kau cemaskan?" Keith menaikkan sebelah alisnya dengan senyum miring memandangku.

"Aku tidak cemas! Kenapa harus cemas? Kau toh bukan apa-apaku!" seruku jengah dengan wajah memanas membantah pertanyaan Keith yang seolah aku mencemaskan jika Mamanya tidak suka dan membatalkan pertunangan.

"Benarkah?"

"Tentu saja benar!" teriakku sewot.

"Ck. Tidak perlu membentak juga kan?" gerutunya sambil men-save pekerjaanku dan menutup laptop.

"Kenapa dimatikan?"

"Kita ditunggu Mama, Samantha. Test food."

Aku menghela nafas.

"Tidak bisakah kalau aku tidak ikut?" tanyaku malas.

"Kenapa? Kau sakit? Apa kau mual-mual dan pusing?" tanya Keith hati-hati.

Aku mendengus memutar bola mataku kesal. Ia pasti berpikir yang aneh-aneh lagi.

"Jangan mulai, Keith!"

My Sexy Lecturer (Unpublish sebagian)Where stories live. Discover now