Seandainya #167

3K 491 67
                                    

Sei-sensei,

Seandainya Nagisa ingin tahu rasanya bercinta dengan tema BDSM dan meminta Luca untuk mencobanya, bagaimana tanggapan Luca?
================

"Ah, Lu-chan sudah selesai mandi?"

"Ya, aku sudah." Sambil mengeringkan rambutnya, Luca menghampiri tempat tidur, duduk dan mengusap-usap rambutnya.

"Lu-chan, kemarin saat berkumpul bersama Aki-chan dan An-Hee-chan, aku dapat tatakan gelas cantik buatan Aki-chan!"

"Hmm, itu bagus sekali."

"Ya! Lalu aku juga dapat sesuatu dari An-Hee-chan."

"Apa yang kau dapat?"

"Sebentar!"

Nagisa melompat turun dari tempat tidur dan membongkar lemari, mengambil satu koper kayu dari lemari dan membawanya ke tempat tidur.

"Taa-daa! An-Hee-chan memberiku semua sex toys koleksinya!"

Nagisa mengambil borgol pink dari koper dan menunjukkannya pada Luca.

"Lu-chan, aku juga ingin coba! Lu-chan, boleh ya? Malam ini kita coba! Ah! Lihat ada ekor kucing juga! Lu-chan, Lu-chan, ekor ini dimasukkan ke pantat bukan? Lu-chan mau yang ma-"

Luca menutup koper kayu itu.

"Kita tidak akan mencoba barang jahanam mereka."

"Eeh! Itu bukang barang jahanam! An-Hee-chan bilang dia sangat puas!"

"Aku percaya dia dan Pedo Bear itu sangat puas."

"Kalau begitu kita juga perlu mencobanya!"

"Sekali tidak, tetap tidak."

"Kenapa?? Kenapa?? Kenapa??"

"Lu-chaaann! Kenapaaa~~~??"

"Itu tidak sehat, kau tahu? Bagaimana kalau borgolnya meninggalkan bekas di kulitmu? Atau bahannya tidak cocok untukmu hingga kau iritasi? Dengar, aku mengambilmu sebagai istriku untuk menjagamu dan merawatmu, bukan untuk menyakitimu atau membuatmu tampak hina."

"Tapi... An-Hee-chan...baik-baik saja.."

"Nagisa bukanlah An-Hee, An-Hee bukanlah Nagisa. Jujur, aku tak akan bisa puas melihatmu dengan barang-barang sampah ini."

".........uuh.."

Luca menghela napasnya melihat Nagisa masih menggembungkan pipinya. Dengan lembut menyentil kening Nagisa.

"Jika tanganmu diikat, kau tak bisa memelukku bukan? Jika mulutmu diisi barang kotor itu, kau tak menciumku bukan? Jika matamu ditutup, kau tidak bisa wajahku saat aku tidak tahan lagi ingin..."

Nagisa tersenyum malu-malu mendengar apa yang Luca katakan.

"Hmph, Lu-chan benar. Aku tidak mau kalau tidak bisa memeluk Lu-chan!"

"Aku tahu, aku selalu benar."

Luca pun mengecup kening, pucuk hidung dan bibir Nagisa.

"Lalu apa yang aku lakukan dengan barang pemberian An-Hee-chan?"

"Serahkan padaku."

.

.

.

.

.

"Ya, Lucie? Tidak biasanya kau menelepon."

"Gilbie, besok aku akan mengenyahkanmu. Siapkan surat wasiatmu."

"Lelucon apa yang kau katakan tengah malam?!"

S.S.S -1- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang