Genta menghela nafasnya panjang.
"Lo gabisa berenti buat ceroboh ya?" ucapnya sembari membalurkan obat pasta ke tangan Alea. Lihatlah, kini yang dimarahi hanya tersenyum-senyum senang, menampakkan deretan gigi putihnya.
"Lo gabisa gini terus Alea. Lo harus belajar buat ga ceroboh. Gue ga bakalan selalu ada pas lo ceroboh gini." Kini Genta sudah selesai dengan balur-membalurnya, lalu mentuing dahi Alea pelan.
"Tapi lo selalu ada kok Gen," ucap Alea yang tetap menyunggingkan senyumnya.
Lagi-lagi genta menghela nafasnya. Adalah kesalahannya karena dahulu terlalu peduli dengan urusan orang lain. Alea yang hanya sendirian dirumahnya ketika kedua orang tuanya sibuk bekerja. Datang ke sekolah dengan lesu, luka kecil di mana-mana - ceroboh. Genta yang sebagai ketua kelas saat itu, menunjukkan rasa simpatinya. Hingga akhirnya, ia tidak bisa berlepas diri, karena kecerobohan Alea yang tidak bisa ditolerir.
"Jadi Gen, udah mau jadi pacar Alea belum?" tanya Alea dengan mata wink-winknya
Astaga!
"G akn."
"Harus sampe disingkat gitu ya kalimatnya, walaupun udah ngomong langsung?" sungut Alea.
...
YOU ARE READING
Hallo Genta!! [COMPLETED]✔
Short StoryGenta, pernah makan batu nggak? [Private some chapter, ending, and ekstra part. Follow me first for comfortable reading. Thanks!!]