Merpati dan Bunga Krisan

18.9K 2.1K 204
                                    


Pagi datang begitu cepat membuat Taeyong menggerang jengkel. Ia mencari-cari keberadaan Ten di sisinya namun yang ia temukan hanya selimut tebal yang berantakan karna tendangannya.

Taeyong bangun dan duduk bersandar. Ia melirik jam, kelasnya akan di mulai pukul 10 siang, itu berarti masih ada dua setengah jam untuk bersantai. Ia memandang pantulan dirinya di cermin, ia masih mengenakan kemeja putih dan jam tangan puma, pakaian yang ia pakai pukul 3 pagi tadi untuk suatu urusan.

"Kemana Ten?" Tanya Taeyong lebih pada dirinya sendiri.

Sejenak Taeyong terdiam dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. Bayangan Ten yang menggeliat frustrasi dalam kungkungannya. Bagaimana bibir tipis itu mendesahkan namanya tanpa lelah.

"Astaga!!" Taeyong menggeleng dengan senyum aneh. Ia mengacak rambutnya yang berantakan.

Aroma lezat tercium dari luar kamar. Benar-benar aroma lezat. Entah apa yang lezat menurut Taeyong, mungkin aroma masakan yang dibuat Ten atau aroma Ten itu sendiri.

Taeyong segera membersihkan dirinya secepat mungkin. Saat selesai mandi, ia keluar dan sadar tidak ada lagi pakaiannya yang ada di keranjang pakaian kotor.

"Aku tidak merasa bangun terlalu siang." Gumam Taeyong saat melihat seluruh pakaian kotornya telah bersih dan terjemur rapi di balkon.

"Dia memang rajin." Taeyong tersenyum.

Taeyong memilih keluar setelah mengenakan sebuah kaos hitam berlengan pendek dan celana parasut adidas putih.

Taeyong kembali tersenyum saat melihat Ten sibuk dengan masakannya, ia juga ingin tertawa melihat Ten sesekali meringis sakit saat berjalan. Pemuda itu benar-benar manis dengan apron merah muda.

"Astaga!! Hyung!!" Ten memekik saat Taeyong dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Pagi mate." Sapa Taeyong lalu mengecup singkat tanda mate di bahu Ten yang terlihat karena kemeja tipis Taeyong menenggelamkan tubuh mungil itu.

Ten merona, "Pagi juga hyung.."

Taeyong masih melingkarkan lengannya di pinggang Ten dan meletakan kepalanya di bahu Ten. Ia menghirup dalam dan tertawa pelan sesekali mengecup leher Ten sensual.

"Aromanya enak sekali."

"Hyung sudah lapar?"

"He'um"

"Hyung duduk saja, Aku akan menyiapkan sarapannya."

"Bagaimana bisa aku sarapan jika sarapan ku sedang memasak?" Bisik Taeyong rendah, ia mengecup sensual sudut bibir Ten yang terlihat mata tajamnya.

"Hyunggg!!!" Ten cemberut.

Taeyong kembali terkekeh. "Baiklah-baiklah.. Tapi biarkan seperti ini."

Ten hanya diam setelah itu, ia suka sekali saat Taeyong memeluknya, aroma alpha tampan itu benar-benar menyejukkan hatinya. Dan kini Ten berada pada puncak kebahagiaannya, karena ia dan Taeyong telah menjadi satu. Mate seumur hidup. Hanya satu sepanjang masa, selamanya.

"Hyung berangkat pukul berapa?" Ten menoleh, ia sempat terkejut saat wajah Taeyong begitu dekat.

Taeyong semakin memajukan wajahnya hingga bibir mereka bertemu ringan.
"Kelas ku di mulai pukul 10. Jadi mungkin aku berangkat pukul 9.30"

"Aku-"

"Kau tidak akan kemana-mana hari ini. Termasuk kuliah!" Potong Taeyong tegas.

Ten akan mengajukan protes tapi gerakan bibir Taeyong lebih cepat. Bibirnya dipagut lembut dan disesap pelan. Taeyong memainkannya gemas, bibir Ten benar-benar membuatnya candu sejak ciuman pertama mereka didepan kelas.

Begin - TaeTenWhere stories live. Discover now