The Decisive Destiny

44.2K 1.5K 14
                                    

2 bulan kemudian...

Keluarga besar Earnest berkumpul di ruang tamu rumahnya , disana sudah ada Grandma , Inzel dan kedua orang tua Inzel .

Wanita itu menangis menghadap sebuah kertas yang apa isi di dalam surat tersebut adalah surat perceraiannya dengan suaminya.

Tangannya memegang tisu mengelap matanya yang basah akibat tangisannya dengan sesenggukan "maafkan aku Grandma aku tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku "

Kedua orangtuanya menepuk pundak putrinya menenangkanya , didepannya Grandma hanya memandang tajam cucunya Earnest dengan tatapan tak suka .

"Ayok .. cepat tanda tangani surat perceraian ini " teriak Earnest.

"Kauu terlalu egois , bukalah mata batinmu , lihatlah perempuan yang menangis di hadapanmu ini Earnest kau sudah menyia-nyiakan nya " Grandma mengoceh namun tidak terlalu keras karena suaranya mengecil efek usianya.

Earnest mengambil bulpoin dan dipaksakan masuk dalam jemari Inzel "ayo cepat .. kau kan yang memintanya cerai .. aku juga tidak Sudi punya istri pe-"

"Earnest " teriak Inzel menangis keras , takkan ia biarkan Earnest membongkar aib nya di depan keluarganya , itu sungguh memalukan .

Selama ini tak ada yang mengerti betapa tersiksanya dirinya di Miami berhari-hari tidur di lantai , tak ada perhatian pada umumnya .

Inzel menyembunyikan keadaan nya bahwa ia pernah dijual oleh suaminya sendiri, sampai saat ini Grandma dan orang tuanya pun tak mengetahuinya.

"Sudah ayo Inzel tanda tangani ini " paksa ibunya dengan menyodorkan bulpoin nya .

"Jangan berteriak di hadapan putriku, dia akan menandatangani nya " ayahnya pun berdiri hendak memukul Earnest namun istrinya menghentikannya.

"Sudah.. sudah " tegur ibu Inzel .

Memegang bulpoin tangannya bergetar hebat , air mata terus menetes di bola matanya , di sekujur tubuhnya keringat berbalapan saling menetes .

"Earnest hentikan ini atau kau akan menyesal" teriak Grandma .

Inzel menarik nafasnya dalam-dalam, disentuh kan tinta hitam di atas kertas putih bermaterai lalu membuat coretan  tanda tangannya .

"Bagus .. sekarang kita sah bercerai" mengambil kembali surat itu dan pergi meninggalkannya.

Lemas , tubuhnya lemas , disenderkanya kepalanya di pundak sang ibu "maafkan aku ibu "

"Tenanglah Inzel .. ini bukan salahmu"mengelus rambutnya anaknya dengan lembut.

"Aku yang memang meminta nya bercerai ibu .. Grandma kumohon maafkan aku tidak bisa menepati janjiku "

Jika ada akibat tak mungkin tak ada sebab , Grandma percaya bahwa Inzel melakukan ini ada sesuatu , ia pun ingin menelisik ke dalam dan mengapa seperti ini .

"Kau anak yang baik sayang " puji Grandma ditunjukkan pada Inzel .

~

"Aku tidak menyangka ada suami yang tega menjual istrinya sendiri " ucap Farro memijat kepalanya sendiri seakan tak percaya.

"Aku menginginkan nya Farro .. bisakah kau membantuku " menatap matanya seperti mengintimidasi.

"Dengan senang hati .. tapi apakah kau tidak terluka mengingat bahwa bisa saja suaminya itu menyetubuhinya ?" Tanya Farro.

Gilbert mengepalkan tangannya "tidak Farro .. dia berkata bahwa tidak menginginkan pernikahan itu , jadi aku yakin tidak, lagipula aku yang mengambil keperawanan nya"

"Aku tanya jika bagaimana itu terjadi "ulang Farro.

"Tak masalah .. aku akan tetap menjadikannya milikku .. akulah yang mengambil kehormatannya, aku akan membangun kembali kehormatannya"

Farro tersenyum melihat Gilbert seperti ini , ia juga berterimakasih kepada Inzel telah melancarkan rencananya , tetapi rasa bersalah akibat masalah pil itu masih terputar di benaknya.

_______________________________________

Update cepet kan ... Hehehe

Baca terus ya sayang .. ga lama kok ..

STAINED PURITY | Sudah DiterbitkanWhere stories live. Discover now