Feeling

50.7K 1.5K 11
                                    

Earnest tiba di Apartemenya , maksudnya apartemen yang ia tumpangi sekarang , melihat pemandangan gadis yang tidur di ranjang king size nya membuat rasa sebalnya kembali muncul .

"Siapa yang menyuruhmu tidur disini  ayok bangunlah .." membuka selimut yang menutupi tubuhnya , mata Earnest menjadi gelagapan memandang putihnya paha dan mulusnya dada nya yang di balut pakaian baby doll seksi bewarna pink.

"Earnest .." Inzel membuka matanya.

Saat mata gadis itu terbuka dari bangun tidurnya Earnest melihat jelas bahwa ada riasan tipis di wajahnya seperti eye shadow, blush on, lip gloss .

"Apakah dia tidur dengan memakai riasan ?" Batin Earnest yang melirik nya .

"Ayok turunlah .. aku ingin tidur " melepas pakaiannya dan menggantinya dengan kaos tipis .

Inzel turun dari tempat ranjangnya ia membuka tali baby doll nya yang berada di depan dada , berada tepat di balik punggung Earnest " bisakah kau melihatku sebentar ... sebentar saja " pintah nya .

Lelaki itu berbalik badan bukan karena menuruti perintah Inzel tapi karena tempat ranjang nya yang mengharuskan dirinya untuk berbalik badan .

Matanya bisa melihat bongkahan dada yang sintal , lekukan tubuh seperti gitar spanyol ditambah rambut khas bangun tidur yang sedikit berantakan menambah seksinya dirinya saat ini .

"Apa ? Pergilah .. kau tidak enak dipandang.. " ia pun naik di atas ranjang .

"Kau tidak menginginkan diriku ?" Berjalan berdiri mendekati Earnest yang sudah di ranjang.

"Tidak "

"Apa kau tidak ingin melakukan sesuatu padaku ?" Memegang lengan Earnest , namun Earnest spontan membuang sentuhan itu dengan cepat "Aku sudah bilang jangan letakan tanganmu pada tubuhku "

"Apa yang salah dengan ku ? Harusnya kita melakukan malam pertama , harusnya Miami menjadi tempat terindah untuk kita Nest .. kita seharusnya berjalan-jalan mengelilingi Landmark nya Miami, bukanya kau menyiksa batinku seperti ini " Inzel yang masih berdiri disana .

Earnest berdiri dari ranjangnya menarik tubuh gadis itu membanting di kasur , kakinya dibuka mengunci perutnya dengan kedua pahanya , tangannya mengangkat kedua lengan Inzel .

"Kau mau merasakannya? Iyah ? Kau mau merasakannya kan ? Kenapa ? Apa alat kelamin mu sudah gatal karena membutuhkanya ? Kau ini jalang payah " tangannya menekan-nekan pergelangan tangannya ditambah suaranya yang keras bernada kasar .

Inzel mengelengkan kepalanya " tidak ..aku hanya ingin melakukan pasangan pada sewajarnya"

"Aku tidak menganggap mu sebagai pasangan ... Tapi jika kau menginginkan nya , tenanglah .. secepatnya kau akan merasakannya" Earnest beranjak pergi .

Sedangkan Inzel masih terpaku , tragis sekali keadaannya , dia berdandan cantik demi membuat suaminya tertarik padanya namun apa yang terjadi ? Semuanya tidak sesuai dugaan , hanya kata-kata menyakitkan yang selalu di dengarkan.

~

Gilbert memandang foto Khansa di ruang tamu , tangannya diletakan di atas kanan kepalanya "andai kau masih hidup ...mungkin ini adalah perayaan hari anniversary kita ke 2" mengulas senyum paksanya.

Kenangan selama 15 bulan sungguh tidak mudah dihapus walau musim gugur berubah menjadi musim semi dan panas menjadi hujan .

Menyimpan kembali fotonya di tempat yang bermika merah diatasnya ada setangkai mawar merah , masih teringat betul warna favorit Khansa adalah merah .

Tiba-tiba Farro menyodorkan segelas anggur merah "lupakan masa lalu kawan .. sekarang kita berjalan di masa depan "

Tangannya meraih segelas anggur merah diteguknya dengan secepat mungkin "aku sudah mencoba "

"Bagaimana dengan si virgin itu ? Kuharap kau tidak berubah pikiran " tanya Farro .

Gilbert mengetipkan matanya membuang nafas kasarnya "untukmu saja"

"Ayoklah ... Bertemulah dahulu ...kau akan merasakan sempitnya kenikmatannya, kau akan suka dengan desahan yang keluar dari bibirnya " papar Farro dengan wajah-wajah membayangkan nya .

"Dan ..... Saat kau memulai nya , kau tidak akan bisa berhenti "

Bodyguard sekaligus temanya sungguh pandai memancing Gilbert yang awal mula A kini berputar menjadi B.

"Jangan temui aku denganya di apartemenku ..carikan tempat lain untukku , tidak mungkin aku membawanya ke Mansion " lebih mencari jalan aman saja bagi Gilbert.

Temanya pun tersenyum mengangguk mengerti , segera ia menelpon seseorang untuk melaksanakan apa yang harus dilakukannya, Faroo juga pergi dari hadapan Gilbert.

Keesokannya....  di tempat Earnest.

"Baiklah .. jangan khawatir" Earnest menutup telpon dari Farro .

Lelaki itu berjalan mendekati balkon , memberikan secarik kertas untuknya "bisakah kau datang di tempat ini ..aku sudah menyewa taksi untukmu "

Inzel menerimanya dan membacanya " untuk apa ...aku belum mengenal Miami Earnest " ucap nya mengamati tulisan berisi alamat dan nomor kamar.

"Kita menyepakati sebuah bisnis .. aku tidak bisa datang karena itu dia butuh tanda tangan mu " mencari alasan .

Ketika mata tak dapat melihat , saat telinga tak dapat mendengarkan namun sebuah feeling telah datang dengan sendirinya di dalam tubuh manusia.

Feeling gadis ini berkata jangan, namun waktu .. waktu mendorongnya untuk mengikuti nya "Em.... Baiklah akan aku coba" ucapnya dengan sedikit ragu .

_______________________________________

Terimakasih yang masih membaca ... Berikan vote ..

Aku usahakan fast update ...

Love you 😍....

STAINED PURITY | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang