8. Menunggu

1.4K 121 25
                                    

Aku harus menunggu berapa lama? Apa menunggumu harus menghabiskan seumur hidupku?

-Chicko Giovanny Leonidas-


Sudah sepuluh menit Ciko berkutat dengan vespanya yang tiba-tiba saja mogok sehabis membeli bubur di perempatan jalan. Ia melihat Daniel Wellington kw sekiannya sudah menunjukan pukul 07.18. Cia pasti sudah menunggu.

Ciko merogoh ponsel di saku celana seragamnya. Mengirim pesan Line pada Cia tentang si Cila yang tiba-tiba mogok.

Tidak perlu waktu lama, Cia langsung membalas pesannya dan langsung membuat Ciko kesal bukan kepalang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak perlu waktu lama, Cia langsung membalas pesannya dan langsung membuat Ciko kesal bukan kepalang. Maksudnya Ciko mengabari seperti itu agar Cia tidak khawatir. Tapi rupanya tidak memberi kabar pun sepertinya Cia baik-baik saja.

"Gavin lagi Gavin lagi!" Ciko mendengus sebal. "Lo sih pake segala mogok, La! Liat noh si Cia jadi bareng Gavin."

Ciko tak ubahnya seperti orang hilang akal yang mengajak vespanya bicara. Untung saja tidak ada yang sedang lewat. Jika ada, Ciko mungkin akan ditertawakan.

Tidak lama ponselnya bergetar lagi. Telepon masuk dari Cia. Tadinya Ciko tidak mau mengangkat. Ia masih kesal. Tapi tidak jadi, Ciko tidak pernah benar-benar bisa marah dengan cewek satu itu.

"Ya halo?!" sapa Ciko dengan jutek. Hatinya masih kesal.

Dari seberang Ciko mendengar Cia terbatuk-batuk serta dua kali bersin. Dahinya berkerut. "Ci?"

"Ko," Cia terbatuk lagi. Ciko jadi khawatir. Sepertinya berkat hujan-hujanan kemarin Cia terserang flu. "Cia udah bareng Gavin gapapa, kan?"

Ciko mengembus napas. "Iya yaudah gapapa dah."

"Yaudah nanti abis naro Cila di bengkel, Ciko buruan ke sekolah ya. Nanti kita pulang naik bis aja bareng."

"Hmmm." Ciko bergumam. Cia bicara akan memutuskan panggilan, tapi Ciko mencegah. "Tar dulu."

"Kenapa?"

"Lo sakit ya? Kenapa maksain sekolah sih?" ada nada khawatir dari pertanyaan Ciko. Tapi sayang Cia, si manusia paling tidak peka itu mana bisa menangkap kekhawatiran Ciko.

"Cuma gejala flu. Cia baik-baik aja kok. Yaudah, Ya Cia matiin telfonnya. Nanti Cia bilangin Pak Bondan kalo vespa Ciko mogok."

Bibir Ciko berlipat ke bawah. "Iya udah."

Setelahnya, panggilan benar-benar terputus. Sekarang Ciko jadi diam. Tidak lagi kesal soal Cia yang harus berangkat sekolah dengan Gavin. Lebih tepatnya sekarang Ciko jadi kepikiran Cia.

***

"Kamu mau pesen apa?" tanya Gavin.

"Kalo kamu mau pesen apa?"

Realize Where stories live. Discover now