Prologue

2.3K 148 5
                                    

[SUDAH REVISI]

Kristal adalah perempuan yang gemar membaca. Entah itu buku pengetahuan, novel, komik atau apapun itu. Dari deretan buku itu, yang paling digemarinya adalah novel. Genre favoritnya adalah fantasi, seperti kisah vampir, werewolf, demon, fairy dan lainnya. Seperti saat ini, gadis itu menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal yang telah disusun dengan sebuah novel usang di tangannya. Novel itu ia tak sengaja temukan di perpustakaan keluarganya. Kristal dapat melihat sebuah lingkaran dengan tulisan ‘It’s true story’ di pojok kanan atas cover buku. Karena rasa penasarannya tinggi, dia pun membuka buku tersebut.

‘Dahulu kala ada empat vampir tampan dengan kekuatan yang melebihi vampir lainnya. Vampir-vampir itu terdiri dari; Adrian Revund, vampire dengan aura yang amat gelap, dia sosok yang paling misterius dibandingkan dengan ketiga saudaranya; Balder Hingston, vampir tertampan, usil dan ramah—kepada saudara-saudaranya, tapi jangan sampai membuatnya marah karena dia bisa menjadi pria yang tak memiliki hati; Calder Asterictia, kembaran dari Balder, dia seperti sungai, diam-diam menghanyutkan; Terakhir, ada Desiserio Franperdo, sang anak bungsu, dia memiliki hasrat yang paling tinggi, sulit baginya mengendalikan emosi dan hasrat akan darah.

Tapi mereka memiliki persamaan, terkenal dingin dan kejam. Ribuan tahun yang lalu, orang tua mereka mati dibunuh oleh musuh, saat itu pula mereka menghilang. Para tetua berkata, “mereka sedang tidur.” Maka jangan pernah menyebut nama mereka tiga kali karena konon katanya orang itu akan didatangi dan tubuhnya akan dicabik-cabik karena telah berani membangunkannya. Seperti yang pernah terjadi, setelah orang-orang itu menyebut nama mereka, orang-orang itu menghilang tanpa jejak.’

Kristal bergidik ngeri, bulu kuduknya berdiri saat membaca dua paragraf itu. Tapi ia juga berhasrat ingin memanggil salah satu nama itu. Gadis itu menatap sekelilingnya. Keadaan kamarnya cukup terang dengan lampu kamar yang menyala di atas nakas. Ruangan itu pun kosong, tidak ada siapa pun, sebab Kristal tinggal seorang diri. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia sejak Kristal masih belia. Kata neneknya, mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat terbang dan hingga saat ini mayat mereka tak ditemukan.

Mata Kristal terpejam sembari menarik napasnya dalam-dalam. Kemudian batinnya berbicara, ‘Adrian Revund! Adrian Revund! Adrian Revund!’ Tiba-tiba angin menerpa wajahnya padahal jendela tertutup rapat. Kristal membuka mata, kaget. Tapi keadaan kamarnya tetap sama, tetap kosong tanpa makhluk selain dirinya.

Helaan napas keluar dari mulut Kristal. Kenapa dia bodoh sekali dengan percaya terhadap cerita fiksi seperti itu? Betapa konyolnya dia. Kristal pun akhirnya memutuskan untuk tidur. Disimpannya buku itu di nakas, lalu dia berbaring dan menarik selimut. Beberapa saat kemudian, matanya mulai terpejam dan memasuki alam mimpi. Tak tahu kalau ada sepasang tangan dingin yang memeluknya dari belakang dan berbisik di telinganya.

“I’m here.”

***

Legendary DreamWhere stories live. Discover now