Chapter 7 : Enemy.

35 4 0
                                    


Drrrrttt... drrrttt....

Scarlet mengumpat ketika dering handphone mengganggu tidurnya. Come on, hari ini hari kamis dan....

"Oh my God! Hari ini kelas Mrs. Hawkins! Gawat!" Ucap Scarlet tiba-tiba. Diliriknya jam beker yang ada di atas nakasnya.

"Matilah aku, pukul 2 (14:00)! Kelas Mrs. Hawkins sudah dimulai sekarang. Someone please help me!" Scarlet meringis.

Drrrtt... Drrrttt..

Lagi-lagi handphonenya berdering, menambah kekesalan Scarlet. Dengan malas Scarlet menganggkat handphonenya dan menjawab panggilan yang entah dari siapa? Karena Scarlet langsung mendial tombol hijau yang ada di handphonenya tanpa melihat siapa yang menelpon?

"Hallo, Scarlet?" Diam-diam Scarlet meringis, menyadari kebodohannya. Harusnya aku melihat usernamenya tadi, rutuknya.

"Hallo, uncle?" Dia adalah pamannya, suami dari Mrs. Hawkins yang mengajar di kelasnya hari ini dan dia bangun kesiangan.

"Kau ada kelas hari ini?" Scarlet bingung mau menjawab apa?

"Um... ada, uncle. Hanya saja yah... uncle tau sendiri, kaaann?" Sebagai penutup Scarlet mengekeh. Mendengar hal itu, Mr. Hawkins tertawa.

"Bangun kesiangan?" Scarlet menyengir. Meski pamannya itu tidak bisa melihatnya, tapi, Scarlet yakin, pamannya itu sudah bisa menduga kalau saat Scarlet sedang menyengir.

"Baguslah."

"Eh?" Scarlet terkejut. Apa kupingku ini sudah rusak? Biasanya kan dikasi pencerahan?

"Begini, uncle ada pasien. Tapi, uncle kerepotan kalau harus bekerja sendirian. Uncle, butuh asisten."

"Semacam suster, begitu?"

"He-em" Mr. Hawkins berdehem, tanda meng-iya-kan.

"Tapi, kan, di rumah sakit, banyak suster. Kenapa harus aku?" Tanya Scarlet bingung.

"Pasien kali ini berbeda."

"Why, uncle?"

" Dia diracuni. Atau sebenarnya, Majikannya yang ingin diracuni. Hanya saja, yah... begitu. Dia yang memakan makanan beracun itu."

"Bukannya lebih baik jika dirawat di rumah sakit?"

"Uncle sudah menawarkan hal itu. Tapi, majikannya bersikeras untuk menolak."

"Kenapa, uncle?"

"Sebenarnya dia tidak mengatakan apa alasannya? Tapi, uncle tahu, jika pasien di rawat di rumah sakit, itu lebih beresiko. Bisa saja kawanan penyusup lain menyerang pasien itu di rumah sakit. Mengingat pasien itu dekat dengan Majikannya itu. Jadi, uncle tidak bisa mengambil sembarang orang."

"Oh..." Scarlet mengangguk-angguk paham.

"Kau bisa?"

"Imbalannya apa, uncle?"

"Bagaimana kalau paman minta istri paman, mengizinkan kamu untuk tidak masuk kelas tiap kali kita melakukan pemeriksaan?" Scarlet diam-diam tersenyum senang. Penawaran yang menarik, batinnya. Scarlet memang senang, akhirnya dia terhindar dari kelas-kelas menyebalkan itu. Dengan antusias, Scarlet menjawab,

"Okay, uncle. Aku setuju."

"Kalau begitu bersiap-siaplah. 30 menit lagi, uncle menjemputmu"

THE JERK's TONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang