Chapter 3 - I'm Helping You!

53 6 0
                                    


National Gallery of Art

06:50 PM

Scarlet duduk di bagian depan kursi (sepertiga bagian depan kursi), pandangannya lurus ke depan, kaki kanannya tegak lurus ke depan dan kaki kirinya sedikit lebih maju dari kaki kanannya dan membentuk sudut kira-kira 45 derajat agar keseimbangan tubuhnya saat menopang cello terjaga.

Scarlet memegang penggesek (bow) dengan tangan kirinya dan meletakkan dawai D/G . Tanan kanannya dia letakkan di sisi badan dengan rileks kemudian Scarlet mengangkat tangan kanannya pelan-pelan dan memengang pangkal penggesek dengan tiga jari (ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah). Dua jari lainnya (jari manis dan jari kelingking) hanya Scarlet tempelkan pada pangkal penggesek. Setelah merasa nyaman, Scarlet melakukan latihan dengan menggesek dawai D kemudian G dan C kemudian dawai A.

Scarlet mengangkat tangannya dan melihat angka yang ditunjuk oleh jam tangannya, pukul enam lewat lima puluh sembilan menit. Satu menit lagi tirai merah yang ada di depannya akan terbuka dan kursi-kursi penonton telah terisi penuh.

"Selamat datang Mr. Martinez. Terima kasih karena telah menerima permintaanku. Acaranya sebentar lagi akan dimulai, silahkan"

"No problem, Mr. Anston" Ferdinand dan David berjalan beriringan. Olive melambaikan tangannya pada Ferdinand saat mereka berdua telah sampai di aula. Ferdinand mempersilahkan David untuk duduk.

"Ini istriku, Olive Anston" Ferdinand memperkenalkan Olive kepada David.

"David Martinez" David memperkenalkan dirinya dan dibalas Olive dengan senyuman tapi, David tidak membalas senyum Olive. Matanya beralih menatap tirai merah di depan sana. Kurang dari satu menit tirai merah itu pun terbuka dan membuat tubuh David menegang seketika.

Gaun biru langit yang memberikan kesan lembut yang digunakan Scarlet membuatnya terlihat seperti dewi. Tapi, bukan itu yang membuat David membeku, melainkan alat musik yang akan dimainkan oleh wanita bergaun biru langit itu. sebuah cello.

Sama seperti David, Scarlet agak terkejut melihat kedatangan Ferdinand. Scarlet pikir Ferdinand tidak akan datang. Sialan sekali bahwa kenyataannya Ferdinand selalu menepati janji. Harusnya saat itu Scarlet tidak perlu membuat janji kepada Olive dan Ferdinand. Lihat, sekarang dia harus merasakan sakitnya sendiri.

David mencoba untuk kembali bersikap tenang begitupula dengan Scarlet. David tahu lagu apa yang dibawakan oleh Scarlet. Repertoar standar era romantik, Cello Concerto in N minor oleh Elgar.

Kening David berkerut ketika musiknya terasa berbeda. Tidak seusai dengan konsepnya yang romantik. David membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Matanya nyalang menatap Scarlet yang memainkan cello. Tanpa disadari oleh siapapun, David bangkit dari duduknya dan berjalan ke belakang tirai.

Semua orang terkejut ketika melihat David berjalan di belakang Scarlet sambil menarik kursi kemudian meletakkannya di samping Scarlet. Setelah itu seseorang berjas hitam menyerahkan sebuah cello kepada David yang duduk di kursi. Sebenarnya David sengaja membawa cello itu untuk dibuang. David mengatur posisinya dengar benar dan mulai menggesek cellonya.

Scarlet membuka matanya dan terkejut melihat David ada di sebelahnya. David memainkan lagu yang dibawakannya dengan benar. Konsep lagu dan penjiwaannya benar-benar sesuai. Scarlet langsung mengerti alasan kenapa pria itu ada di sampingnya dan bermain cello. Pria itu menolongnya karena dia tahu Scarlet tidak dapat menyeimbangkan emosinya sehingga yang keluar bukan lagu yang menggambarkan kesan romantik melainkan amarah, Scarlet yakin. Scarlet menarik nafas kemudian menghembuskannya pelan-pelan dan melanjutkan permainan cellonya mengikuti David.

THE JERK's TONEWhere stories live. Discover now