Prologue

155 6 0
                                    




Hello? Aku baru nulis dan ini cerita pertamaku "THE JERK'S TONE". Salam kenal aja, aku MINAAR N :D CERITA INI MURNI IMAJINASIKU, BUKAN HASIL COPAS-AN. INI BENAR-BENAR MURNI IDE KU.

DON'T PLAGIAT OR BE PLAGIATOR. DON'T REUPLOAD

Oh ya, jangan lupa vote dan coment. Biar aku semangat dan termotivasi buat nulis gitu wkwk :v maapin yah kalo ceritanya gaje. Soalanya kehidupan authornya juga gaje :v wkwk (abaikan).

THANK YOU :*



----------



Semua orang yang ada di aula METROPOLITAN OF ART MUSEUM memandang takjub Scarlet yang sedang memainkan cellonya dengan piawai. Wanita berambut hitam legam itu begitu menjiwai lagu yang dibawakannya. Scarlet memainkan Sonata untuk solo cello tanpa iringan dengan sempurna. Membuat para audiens merinding mendengar setiap alunan yang keluar dari cello yang digesek oleh Scarlet.

Kodaly membuat karya Sonata untuk cello tanpa iringan Op.8 itu pada tahun 1915, dimainkan pertama kali pada tahun 1918 oleh Jeno Kerpely, dan diterbitkan secara cetak pada tahun 1921. Dan itu merupakan salah satu karya penting untuk cello tanpa iringan setelah "6 suita" dari Bach yang diselesaikan pada tahun 1723.

Scarlet membuka matanya tepat ketika lagu yang dimainkannya selesai. Suara riuh tepuk tangan menggema di aula Museum besar yang ada New York City, Amerika serikat itu. Scarlet bangkit dari duduknya kemudian membungkukkan badannya dan tersenyum manis. Sleeveless long sautache dress with skirt godets yang dia kenakan membungkus tubuhnya dengan sempurna. Gaun tanpa lengan berwarna tan polos dilapisi renda hitam berbordir bunga dan sulur yang terkesan lembut dan bagian sejengkal dari atas lutut gaun melebar ke bawah. Membuat setiap pasang mata menatap takjub lekuk tubuhnya.

Banyak yang maju untuk memberikan sebuket bungan untuk Scarlet. Setelah berbincang-bincang sedikit, mereka semua pergi. Seorang pria berjas hitam yang sedang membawa kardus besar menghampiri Scarlet dan memasukkan semua bunga yang telah diterima Scarlet tadi ke dalam kardus itu kemudian pergi, sedangkan Scarlet membereskan cellonya sendiri. Dia hampir terjatuh tatkala terkejut melihat seorang pria ada dihadapannya saat dia membalikkan badan. Untung saja pria itu dengan sigap menahan pinggangnya. Scarlet menghembuskan nafas lega kemudian menyipitkan matanya saat pandangannya beralih ke wajah pria yang baru saja membuatnya hampir terjatuh meski dia memang menolongnya juga.

"What the hell?! Ini tempat ke sepuluh aku melakukan pertunjukan cello. Dan kenapa kau-?" Scarlet terdiam sejenak.

"Apa jangan-jangan kau mengikutiku?"

"David Martinez tidak pernah mengikuti siapapun, lady."

"Oh, ya? Dan kau sudah mengatakan hal itu sebanyak delapan kali ditambah lagi untuk sekarang. Jadi, sembilan kali. Aku tahu, aku memang menolak ajakanmu untuk makan malam padahal kau sudah membantuku. Tapi, itu hanya masalah sepele jadi kau tidak harus mengikutiku. Washington, San Francisco, Los Angeles, Chicago, Borton, Orlando, Miami, Seattle, Las Vegas dan sekarang New York? Astaga... kau ada di setiap pertunjukan celloku. Kau pikir apa yang bisa aku pikirkan selain-" David langsung membungkam mulut Scarlet dengan bibirnya. Membuat perkataan Scarlet terpotong.

"Anything. But, you? No, bella donna" David berbisik tepat di telinga Scarlet setelah melepaskan ciumannya.



A/N. Bella Donna => wanita cantik

THE JERK's TONEWhere stories live. Discover now