Chapter 6 : You lie, bella donna

40 5 0
                                    


Scarlet megusap-usap ukiran mawar yang ada di cello milik David. Dia suka ukiran mawar yang ada di cello itu. Begitu rapi dan cantik. Scarlet melirik jam beker yang ada di atas nakasnya. Pukul 21:23.

Masih cukup awal untuk dikategorikan waktu tidur jika Scarlet tidur sekarang. Tapi, Scarlet benar-benar lelah. Dimulai dari pertunjukan cello dan ditambah lagi pertemuanya dengan Tuan Martinez. Scarlet mendengus kesal jika mengingat David. Scarlet merapikan cello milik David kemudian menyimpannya di atas dudukan cello miliknya, setelah itu berjalan ke arah ranjang king size-nya.

"Pria gila, sialan!" Umpatnya saat berbaring menyamping sembari memeluk guling di balik selimut tidurnya. Matanya menatap cello dengan ukiran mawar yang indah itu.

...

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kalian lengah?!" Amarah David langsung saja meledak ketika masuk ke dalam mansionnya. Semua pengawal dan maid yang berkumpul di ruang utama.

"Seorang penyusup meracuni makan malam. Dan Lidya memakannya, Tuan." Jawab salah seorang pengawal David. Orang kepercayaannya.

"Dan bisa kau jelaskan kenapa penyusup itu bisa sampai masuk ke dalam mansionku yang penuh dengan pengawal ini, Christoper?!"

"Maafkan kelalaian kami, Tuan." Alih-alih menjawab, Christoper malah meminta maaf. David memijit keningnya mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Bagaimana dengan Lidya?" Tanyanya pelan.

"Dokter Hawkins sedang memeriksanya, Tuan." Jawab Christoper.

"Jika sampai Lidya kenapa-kenapa, nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya." Ujar David dengan nada dingin dan menusuk sebelum benar-benar pergi dari hadapan mereka.

Saat David benar-benar hilang dari pandangan mereka, para pengawal dan maid begidik ngeri dan ketakutan. Mereka semua tahu bagaimana seorang David Martinez. Dia kejam dan tidak akan membebaskan orang yang telah mengacaukan hidupnya.

"Matilah aku!"

"Penyusup, sialan!"

"Bagaimana jika Lidya sampai kenapa-kenapa? Habislah kita..."

Masih banyak lagi kalimat yang dilontarkan oleh para maid dan pengawal itu. Ada yang ketakutan, ada pun yang mengumpati si penyusup.

"Bagaimana keadaan Lidya, dokter?" Tanya David ketika Dokter Hawkins selesai memeriksa Lidya.

"Kondisinya buruk tapi, tidak parah. Lebih baik anda membawanya ke rumah sakit. Peralatan di sana lebih lengkap dan kami bisa memeriksa pasien dengan mudah." Rahang David mengeras.

"Tidak bisa, dokter. Lidya tidak boleh dirawat di rumah sakit. Berapapun biayanya, Saya tidak peduli." Ujar David dingin. Dia tidak bisa membiarkan Lidya dirawat di rumah sakit. Itu akan jauh lebih berbahaya lagi baginya. Banyak orang yang ingin menyerang David dan bisa saja mereka menyerang Lidya. Tidak ada yang tahu, seseorang mungkin saja telah mengetahui hubungan dekat David dengan Lidya dan memanfaatkan Lidya untuk menyerang David.

Itu tidak boleh terjadi! Batinnya.

Dokter Hawkins menghela nafasnya, seolah mengerti dengan yang David pikirkan.

"Baiklah. Saya akan mengirim beberapa peralatan rumah sakit. Dan saya akan mengirim dokter untuk merawat Mrs. Wood" David menggeleng.

"Dokter yang harus merawatnya. Saya, mohon." Untuk pertama kalinya David memohon kepada seseorang. Demi Lidya, David rela menurunkan sisi egoisnya dan memohon kepada dokter Hawkins. Dia tidak bisa membiarkan dokter lain merawat Lidya. Banyak bahaya yang mengancam nyawa Lidya di luar sana.

Dokter Hawkins bisa menyadari bahwa sepertinya David jarang memohon kepada seseorang ataupun bahkan sangat jarang, mendengar nada suaranya yang terdengar berbeda dari banyak orang yang mengucapkan sebuah permohonan.

"Baiklah, saya yang akan merawatnya."

"Terima kasih, dokter."

"Sama-sama. Kalau begitu saya pamit." David mengangguk, sembari mengantar sang dokter ke arah pintu mansion. Keduanya menuruni tangga.

"Sepertinya anda baru saja menghadiri acara?" Sang dokter membuka suara. Membuat David sedikit terkekeh.

"Benar. Pertunjukan cello."

"Oh? Dimana? Keponakanku juga melakukan pertunjukan cello yang pertamanya malam ini." Tanya Dokter Hawkins terlihat heboh.

"Benarkah?" Dokter Hawkins mengangguk kemudian melirik jam tangannya. "Tapi, sepertinya acaranya sudah selesai. Saya tidak bisa datang karena ada operasi."

"Pertunjukkannya di National Gallery of Art."

"Oh? Keponakanku melakukan pertunjukkan di sana. Namanya Scarlet Hawkins." David mengerutkan keningnya.

"Pertunjukannya pukul berapa?" David mulai penasaran.

"Saya lupa pukul berapa. Tapi, hanya dia yang melakukan pertunjukan hari ini."

Diam-diam David menyeringai. You lie, bella donna. Batinnya.

TBC😊 maaf yah? Soalnya jarang update😊

THE JERK's TONEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora