1.

49 9 14
                                    

Hari ini adalah hari paling sibuk bagi seorang gadis bermata hazel yang sedang mengemasi barang-barang di sebuah kamar bernuansa merah muda dan ungu. Ia tampak serius memasukkan beberapa pasang pakaian ke dalam koper besar.

"Olyn, udah selesai beres-beresnya?"

Gadis yang bernama Olyn itu menoleh sekilas melihat seorang wanita paruh baya yang biasa ia panggil Mama. "Sebentar lagi, Ma, tinggal dikit."

"Kalau udah selesai langsung ke bawah ya, Mama sama Papa tunggu di sana. Dan jangan sampai ada barang-barang yang kamu tinggal," ucap Dira mengingatkan putrinya.

"Siap, Ma," ucapnya mengacungkan ibu jari lalu kembali memasukkan pakaiannya sampai selesai.

Olyn merentangkan tangannya berusaha mengurangi rasa pegal sambil berjalan ke arah jendela. Matanya melihat sekeliling luar rumah, melihat kebun bunga yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Rasanya ia tidak rela untuk pindah, mengingat bunga cantik itu asli dari daerah tempat tinggal saudara-saudaranya yang jauh.

Bola mata itu beralih menatap ke depan seperti menerawang jauh masa tetapi sebenarnya mata itu terfokus pada pohon yang berada di taman yang sedikit jauh dari rumahnya dan sekarang hanya terlihat dahan atasnya saja. Semakin lama menatapnya semakin membuatnya merasa enggan untuk pergi. Namun, bagaimana pun itu ia harus ikut orangtuanya pindah ke rumah baru.

"Olyn!" panggil ibu Olyn dari bawah.

Ia menundukkan kepala setelah itu menegakkannya kembali tetapi sekarang ada senyuman yang terpasang di bibirnya. "Iya, Ma!"

Gadis itu berbalik badan, segera keluar dari rumah menghampiri kedua orangtuanya untuk meninggalkan tempat bersejarah baginya.

***

Setelah perjalanan panjang, akhirnya Olyn sekeluarga sudah sampai di rumah baru tepat pada jam 2 siang. Seluruh badan gadis itu terasa pegal karena terlalu lama duduk, rasanya ingin sekali merebahkan diri di kasur.

Mereka masuk ke dalam rumah dan pertama kali yang dilihat adalah sebuah dinding yang berhias foto-foto keluarga Olyn. Sebelum pindah keluarga Olyn memang sudah terlebih dahulu menata barang-barang di rumah baru, hanya tinggal barang penting yang dibawa sekarang.

"Ma, aku langsung ke kamar aja ya," ucap Olyn sambil membawa kopernya.

"Iya sekalian istirahat dulu, nanti sore bantuin Mama masak ya," balas Dira yang juga membawa koper.

Olyn mengangguk sebagai jawaban, ia segera menuju ke kamarnya untuk menata pakaian dan barang yang dibawanya tadi. Pertama kali saat membuka pintu, suasana yang didapatinya adalah sunyi. Hanya dinding bercat putih polos tidak seperti kamar lamanya yang berwarna-warni. Mungkin besok ia akan mulai membeli hiasan dinding untuk kamarnya.

Satu tarikan napas, Olyn kini mulai menata barang-barangnya. Memasukkan pakaian ke dalam lemari, membersihkan lantai, memasang seprai, dan lainnya sampai memakan waktu yang cukup lama.

Sekarang ia merasa sedikit lelah, napasnya bahkan hampir sesak, kemudian ia memutuskan untuk mandi. Kini badannya terasa segar tetapi ia merasa haus dan memutuskan untuk mengambil minum di dapur. Dahinya mengernyit melihat Dira berada di dapur sedang berhadapan dengan peralatan masak dan sayuran di atas meja makan.

"Loh, Mama kenapa di dapur sih bukannya istirahat aja," ucapnya mengambil air kemasan botolan dari dalam kulkas lalu berjalan menghampiri Dira.

"Mama udah istirahat tadi, sekarang Mama mau masak, kamu sini bantuin biar cepet selesai." Tanpa persetujuan, Dira meletakkan pisau dan bumbu masakan di hadapan Olyn.

AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang