Chapter 6

11 0 0
                                    

Kakiku mulai terasa lelah, aku tidak tau sudah berapa lama aku terus menuruni tangga ini yang tiada akhirnya, mungkin perkiraanku sudah 1 jam aku tidak tahu arah dan hanya mengikuti kebodohanku sendiri.
Akupun duduk dan bersandar pada bahu tangga, tiba-tiba aku terenung. Apakah aku mengambil keputusan yang salah? Sepertinya iya, mungkin aku harus kembali ke atas.
Aku mulai melangkah pada anak tangga pertama di tempat aku berada.

Fyuhhh~
Terdengar suara-suara halus pada telingaku, aku menoleh ke belakang. Cahaya kuning kecil menyala dan membuat lintasan yang panjang pada tangga turun. "Turunlah Carol, aku menunggumu dibawah" suara itu bergema dari bawah. Suara Bluey! Aku mengenalnya, tanpa ragu lagi aku berlari menuruni tangga itu.
Usaha tidak akan menghianati hasil, itu benar, selama sekitar 5 menit aku menuruni tangga itu sekali lagi. Kakiku dapat berpijak pada tanah. Cahaya-cahaya itu membuat lintasan lurus yang sangat panjang, aku hanya perlu mengikutinya agar aku sampai pada Bluey. Aku percaya dia menolongku saat ini, terimakasih Bluey.

Pemantik api telah ku matikan karena tidak diperlukan lagi, ruangan ini cukup terang, di sisi dinding terdapat obor setiap beberapa meter. Aku dapat melihat cukup jelas. Tanganku usil menyentuh dinding yang polos di sisi kananku. Dalam sekejap, dinding itu mengukir suatu simbol-simbol dan gambar dengan sendirinya. Aku terkejut dan segera menarik tangan kananku, simbol dan gambarnya menghilang. Ajaib! Aku menyentuhnya sekali lagi, simbol-simbol dan gambar itu kembali lagi muncul. Pelan-pelan aku coba mencerna maksud dari simbol dan gambar tersebut.

Bulu? Daun? Biru? Abu-abu? Lenyap? Ada beberapa burung yang terbang? Apa maksudnya? Aku hanya mengerti daun biru yang ada pada gambar itu sama berkilaunya seperti yang ku lihat pada lubang kecil di pagar yang tinggi itu.
Sisanya? Aku tidak mengerti sama sekali. Satu lorong besar terus ditelusuri oleh seorang gadis yang sendirian, mungkin hanya aku lah orang pertama yang turun kesini.

Semakin lama aku melangkah, semakin aku tersadar bahwa ada cahaya terang yang menantiku di ujung jalan. "Carol!" Suara yang sama terus memanggil namaku, terdengar dari cahaya terang itu. "Tunggu aku, Bluey" aku menjawabnya tetapi tidak ada balasan dari jawabanku, hanya ada suara panggilan namaku yang terus diulang berkali-kali.
Aku percaya bahwa Bluey menungguku di ujung jalan ini. Semangatku terus membakar tubuhku untuk mulai berlari mengejar impian yang selama ini tertahan di dalam hati kecil ini.

Tap...Tap...Tap
Mustahil! Apakah aku berada pada labirin atau semacamnya? Bagaimana aku bisa sampai tanah kering yang ada di depan pagar tinggi itu. Tempatku berpijak sekarang berbeda dari pada sebelumnya, aku dapat melihat pohon berdaun biru yang berkilauan itu lebih dekat dari pada dekat pagar tinggi yang membosankan itu.

Ku arahkan salah satu ibu jari ku ke pohon berdaun biru itu untuk mengukurnya. Pas sekali dengan ibu jariku yang mungil. Hey, Bluey dan Pohon berdaun biru berkilau, selama ini aku menanam harapanku terlalu dalam pada kalian. Tolong jangan kecewakan aku ya.
Sekarang, kakiku melangkah tanpa ada keraguan lagi.

To be continued

The Magic FeatherWhere stories live. Discover now