Part 29

82.7K 5.4K 82
                                    

"Yang mulia, apa benar Ratu kami, Ratu Evelyn adalah seorang manusia? "

William terpaku. Iris dark bloodnya sedikit melebar mendengar pertanyaan rakyatnya itu. Namun sedetik kemudian, pemuda itu segera menyembunyikan keterkejutannya dengan tampang datarnya.

"Apa kalian mendengarnya dari pria keparat itu? Kenapa kalian bisa berpikir seperti itu, hah? " ucapnya dingin.

Kelima pria itu terdiam, sedikit ketakutan mendapat tatapan dingin seperti itu, "Kami mendengar kabar angin. "

"Oh, dan kalian percaya? " tanya William sekali lagi membuat mereka semakin terdesak.

"Tentu yang mulia. Ini memang hal yang sedikit ganjil. Seorang Ratu harus jelas diketahui asal-usulnya. Tapi Ratu Evelyn, bahkan keluarganya saja tak kami jumpai di pesta pernikahan. Dan penobatan kemarin, kenapa harus dilaksanakan secara tertutup? Bukankah itu hal yang aneh? " ucap salah satu diantara mereka, sengaja mendesak William untuk membuka rahasia itu. William sendiri hanya mengepalkan tangannya kesal menahan emosi, "Memangnya kenapa? Kalian tidak punya hak untuk mencampuri hal itu. Daripada kalian sibuk mencari asal-usul istriku, lebih baik kalian menyiapkan segala sesuatu yanng dibutuhkan di peperangan nanti. " ucap pemuda itu berusaha setenang mungkin.

Kelima sosok pria itu tampak tercekang. Mereka terlihat harus tetap mendesak sang raja untuk mengakui bagaimana pun, "Baiklah. Kalau begitu, kami ganti pertanyaannya. Apakah di peperangan nanti, Ratu akan ikut berperang? "

William kembali tersentak dengan pertanyaan itu. Benar juga. Ia memutuskan peperangan kemarin tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Harusnya ia lebih memikirkan tentang nasib Eve. Karena dari generasi ke generasi, seorang Ratu harus ikut andil dalam menjaga kerajaan, bukannya tetap di istana dan dilindungi. Sebenarnya bukan masalah mengingat Eve sekarang adalah seorang vampire, dan mungkin saja, gadis itu juga memiliki kekuatan spiritual. Tapi William tetap saja bersikeras untuk tidak melibatkan istrinya itu dalam hal apa pun yang dapat membahayakan nyawanya .

"Dia tidak akan ikut. "

"Apa? Bukankah untuk menjadi Ratu juga harus diperlukan pengorbanan? Yang mulia, itu sudah cukup jelas membuktikan bahwa ada sesuatu dari Ratu Evelyn yang anda sembunyikan dari kami. " sekali lagi ucapan salah satu diantara mereka membuat emosi William memuncak. Pemuda itu tak habis pikir, mengapa orang-orang di hadapannya ini benar-benar menyebalkan. Membuatnya ingin segera menghabisi mereka semua. Yah, William tak keberatan membunuh siapa pun yang berani memancing kemarahannya, sekali pun mereka adalah rakyatnya sendiri.

William berjalan, menghampiri pria yang terakhir berbicara, dan segera mencengkeram kerah bajunya. Membuat beberapa pelayan serta pekerja istana yang berada disitu terkejut, tak terkecuali 4 pria lainnya. Irisnya menyala, pertanda seluruh indranya telah ia aktifkan, "Sebaiknya hentikan omongan sok tahumu. Aku memberikanmu kesempatan untuk tetap hidup, asalkan kau segera pergi dari sini dan tidak menyebar rumor buruk. " Ucapnya penuh ancaman. Membuat pria yang dicengkramnya gemetar ketakutan, tak mampu melawan tatapan membunuh itu.

"K-kami tidak akan pergi sampai tahu kebenarannya! " salah seorang pria lainnya menyeletuk, membuat 4 temannya menatapnya kaget.

William menyeringai, dan melepaskan cengkramannya pada pria dihadapannya dengan kasar, kemudian berjalan menghampiri pria yang berbicara barusan.

"Baiklah. Kau akan ku izinkan untuk tahu kebenarannya, sebelum kau lenyap dari dunia ini. " deliknya dengan evil smirk. William sudah bersiap dengan serangannya. Taringnya tumbuh lebih panjang, dan kuku-kuku tangannya menghitam. Seluruh vampire yang ada di dalam istana itu terkejut. Tak menyangka raja mereka akan membunuh di dalam istana. Hingga akhirnya sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.

Royal Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang