three

22 4 2
                                        

Elena menatap tajam orang didepannya, berusaha memahami jalan pemikiran orang didepannya ini. Ya, Ivano Andreas sedang duduk didepannya, dengan secangkir cokelat panas. Setelah kejadian beberapa menit yang lalu, senior sombong nan aneh ini langsung menarik tangannya saat dia sedang beradu tatap dengan Mr.Shawn tadi,dan langsung membawanya menuju sebuah cafe depan kampus mereka.

" jadi ada perlu apa ? " ucap Elena dengan tatapan ngapain lo narik narik gue.

" kamu Elena Victoria Wooden ? Pemenang olimpiade Matematika tahun lalu.. dan pencipta novel The Flicker ? "

" stalker ? " jawab Elena. Tidak satupun ada nada kesopanan dalam perkataanya.

" tidak bisakah kau berbicara selayaknya kita teman ? "

" teman ? Are you kidding me ??? "

" kau tidak merasa bahawa diriku pernah membantu mu.. seharusnya kau membalasnya... "

" membantu ?! Dengan menjatuhkan harga diri seorang Elena... ?! "

" aku tidak bermaksud El.. "

" enough.. aku tidak punya waktu berbicara denganmu.." Elena beranjak dari kursinya, memutar badannya memunggungi Ivano, namun Ivano menahannya.

" tunggu ada sesuatu yang penting.. yang ingin ku bicarakan... "

Namun Elena tidak mempedulikan, ia berjalan kearah pintu cafe dan semakin menjauh dari Ivano, sedangkan Ivano menatap punggung gadis itu dengan frutasi.

***

" lebih baik punya 7 suami daripada nikah sama satu cowok tapi kek dia "
-Abby-

Bukan maksudnya Abby marah, namun Abby hanya tidak terima dengan keputusan yang terlalu mendadak ini.. Abby baru umur 23 masih bisa kan nikah umur 25 atau entah kapan tapi gak sekarang, perkataan mama terus berputar bagaikan kaset yang diputar berulang kali.

" Abby pulang.. " Abby langsung menghempaskan dirinya disofa dan mengeluarkan handphone dari saku bajunya.

" sudah makan ? " tanya Fiona wanita 42 tahun yang begitu perhatian terhadap putrinya.

Abby hanya menganggukan kepalanya.

" bi... ada yang mama mau bilang " nada bicara Fiona mulai serius.

Abby yang sudah mengetahui bahwa nada mamanya sudah mulai serius, ia pun meletakkan handphonenya disebalahnya. Dan memasang tatapan 'ada apa ?'

" mama tau ini terlalu cepat, tapi kamu tahu kan dari dulu mama selalu ingatin kamu untuk peduli dengan hal hal lain.. jangan hanya fokus dengan pelaja-- " belum selesai Fiona bicara Abby sudah memotongnya.

" mama mau Abby fokus cari pacar ? Gak usah pusing ma... Abby punya 7 pacar tinggal mama pilih aja " Abby tertawa kecil, baginya sudah biasa mamanya meminta ia mencari pacar, namun kali ini mamanya bahkan tak tertawa ataupun tersenyum.

" mama serius Bi.. mama gak mau paksa kamu tapi setidaknya coba aja dulu.. "

" maksud mama ? "

Isn't SimpleWhere stories live. Discover now