Sebelas

1.8K 183 28
                                    

Hari ini hari Senin. Yang berarti tepat enam hari lagi gue akan menikah dengan Lay. Gue masih mikir, kenapa kemarin mulut gue dengan seenteng itu bilang 'mau'? Padahal dari pertama kali tau kalau gue bakal dijodohin, gue merutuk tak henti hentinya dalam hati. Tapi, kenapa sekarang malah kebalikannya?

Apa gue cinta sama Lay? Atau hanya sekadar simpati? Gue enggak tau pasti.

Seminggu full ini, gue cuti kerja. Dan Lay juga izin tidak masuk. Rasanya memang bahagia, terbebas dari tugas tugas di sekolah yang membebankan. Tapi aneh rasanya ketika lo harus satu rumah sama orang yang masih asing bagi lo.

"Lay, bangun, sarapannya udah siap." kata gue sambil jalan ke kasur dia.

Sekadar informasi, gue sama dia pisah kamar. Gue tentunya engga mau ada hal hal yang tidak diinginkan terjadi. Bisa mati gue.

"Lima menit lagiii~" rajuk dia.

"Lay, nanti kita bisa telat, ayo." kata gue.

"Nanti buuuu~" rajuk dia lagi.

"Lay ini udah jam tujuhh. Buruan ah!" kata gue sedikit membentak.

"Iya iya.. Lho? Udah jam tujuh?!"

"Makanya! Dibangunin kok susah amat!" bentak gue. Dia pun langsung menyambar handuk dan lari ke kamar mandi.

Jam delapan nanti gue disuruh ke rumah nyokap. Soalnya bakal ada keluarga gue yang dari China dateng ke Indonesia cuma untuk dateng ke pernikahan gue. Ada sepupu gue, Tao, sama om gue Vanness.

.

.

Singkat cerita, sekarang gue lagi di perjalanan menuju rumah nyokap. Di mobil kita diem diem an. Sampai suara Lay memecah keheningan.

"Nanti cici pindah kerja?" tanya dia.

Dia sekarang manggil gue cici coba. :')

"Hm, belum tau.. Kayaknya aku ikut koko Kris deh.."

"Ke China?" tanya dia yang gue angguki.

"Itupun kalau kamu enggak keberatan," kata gue ke Lay yang ia tanggapi dengan senyuman.

"Kenapa cici enggak ikut aku kerja aja? Di perusahaan mama," kata dia.

Iya juga ya, kok gue ga kepikiran.. Tumben ini anak pinter..

"Iya juga ya.. Yaudah deh nanti aku ngomong sama mama kamu." kata gue.

Selang beberapa menit, kita akhirnya sampe di rumah nyokap. Gue turun dari mobil diikuti Lay dan langsung disambut hangat oleh mama.

"Duh anak mama udah dateng, gimana jalannya? Lancar? Macet gak?"

"Lancar kok mah.. Tao sama om vanness udah sampe?" tanya gue.

"Udah tuh, mereka di dalem. Samperin gih," kata mama gue sambil nunjuk ke dalem rumah.

"Yuk, Lay." kata gue.

Sesampainya di ruang tamu gue ngeliat Tao sama mamanya, om Vanness sama istrinya, sama ko Kris sama papa.

"Nihao (halo) tante," kata gue sambil meluk mamanya Tao.

"Hai sayang.. Wah, kamu udah gede ya ternyata.. Meili. (cantik)"

"Thanks tante, hehehe."

"Inget ga nih, temen masa kecil kamu, yang pernah kamu isengin sampe nyungsep ke sumur, hahaha." kata mamanya Tao sambil nunjuk ke Tao.

" kata mamanya Tao sambil nunjuk ke Tao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GANTENG BANGET FAK.

Tau gini gue sama Tao aja njir.

Eh tapi bad boy, ya. Gajadi deh.

Gue sama Tao umurnya ga jauh jauh amat sih. Lebih tua dia sekitar dua atau tiga tahun. Jadi gue manggilnya Tao Tao aja.

"Hai Tao :)" kata gue sambil senyum.

"Hai Huixiang. Lo gabisa manggil gue koko sekali kali ya?"

"Kita cuma beda dua tahuan lebih bosque. Sori sori aja ye," kata gue sambil ketawa.

"Hai, calonnya Kyra ya?" tanya Tao ke Lay sambil jabatin(?) tangannya Lay.

"Iya hehehe" kata Lay.

"Let me guess. Umur lo... 18? 19?"

"Sembilan belas, ko." kata Lay.

"Muda juga ya lo. Sejak kapan lo suka berondong, eh?" kata Tao sambil nyenggol lengan gue.

"Berisik lo," kata gue ke Tao.

"Anak anak, makan dulu yuk," kata mama gue ke gue, Lay, Tao, sama ko Kris yang lagi mainan hp.

.

Setelah gue selesai makan, gue beranjak dari bangku gue.

"Eh eh kyra, mau kemana? Cuci piring dulu," kata mama gue.

"Lho, bibi kemana?" tanya gue. Karna biasanya seinget gue di rumah bonyok ada bi Inem.

"Jangan males malesan ah. Udah jadi calon istri orang juga. Sana cuci piring." kata mama gue. Lay di sebelah gue udah cekikikan.

"Kamu juga, Lay.. Haduh.. Kids jaman now emang ya, susah.. Udah mau nikah juga.. Udah kalian berdua, sana cuci piringnya." kata mama gue sambil nunjuk tumpukan piring di wastafel.

"Mampus lo" kata gue ga bersuara ke Lay.

"Awas ya lo ci, liat nanti." bisik Lay dengan mimik muka nakal(?) nya dia.

MAMPUS GUE.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[DISCONTINUED] Dumb Student🔹 Zhang Yixing (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang