Tujuh

1K 159 0
                                    

Kemaren nyokap gue bilang apa?

Lay jagonya di matematika?

Lay yang gue kenal mah boro boro jago. Hafal rumus aja kagak.

Trus siapa 'Lay' dimata nyokap gue?

Gini lho, gini.

Banyak kesamaan antara teman kecil gue -yang katanya mau dijodohin sama gue- dengan Lay.

Mulai dari namanya, usianya, kematian ayahnya, marganya, lesung pipitnya, dan masih banyak lagi.

Ga mungkin kan, Lay murid gue berbeda dengan Lay calon gue padahal mempunyai kesamaan yang bisa dibilang sama persis.

Apalagi Lay kemarin bilang kalau dia bakal dijodohin sama gue.

Ini ga mungkin kebetulan, kan?

Masalahnya tuh gini. Kata nyokap gue Lay yang dia kenal berprestasi setengah mampus. Sedangkan Lay yang gue kenal kan ogeb nya minta ampun.

Ga mungkin kan dua orang yang berbeda punya kesamaan yang begitu banyak? Anak kembar sekalipun pasti ada bedanya.

Oh iya. Gue baru inget belum ngoreksi kerjaan murid. Gue pun beranjak ke meja kerja gue -yang kebetulan ga jauh dari kasur gue- dan ngambil setumpuk kertas ulangan yang belum gue koreksi tersebut.

Lagi lagi kelas 12 IPA 3. Ini kenapa sih kelasnya Lay yang paling banyak muncul?

Seperti biasa, Suho selalu dapet nilai sempurna di setiap ulangan yang gue berikan. Disusul oleh Jessica dan Krystal.

Gue terus ngoreksi tugas murid gue, sampe mata gue tertuju kepada selembar kertas ulangan dengan jawaban terisi semua.

Nama Lay tertera di bagian paling atas kertas tersebut. Meski biasanya gue selalu dapat menebak nilai Lay, namun kali ini rasanya tidak. Lay mendapat nilai yang bisa dibilang mendekati sempurna.

Gue kaget tentunya. Untuk pertama kalinya nilai dia diatas sembilan puluh. Gue tentunya ga percaya. Bukan karna gue meragukan Lay, namun karna Lay memang pantas diragukan setelah apa yang dia lakukan selama ini.

Apa karena dia duduk sama Krystal?

Gue yang mengubah tempat duduk mereka berdua. Yang harusnya Lay sama Elyn, gue ganti jadi sama Krystal, supaya Lay lebih bisa masuk otak pas pelajaran kalau didudukin sama yang pinter.

Tapi apa Lay bisa mendapat nilai sebagus itu hanya karna tempat duduk? Apa dia nyontek? Tapi gamungkin lah, gue udah sebisa mungkin mengamati anak anak pas ulangan. Dan ga bakal bisa ada yang nyontek.

Lay gapernah dapet nilai sebagus ini sebelumnya. Mentok mentok juga empat puluh. Tapi sekarang? Dia dapet 97 bro, 97. Beda 3 poin dibawah Suho.

Gila gak tuh?

Apa selama ini dia cuma pura pura doang? Gamungkin lah. Kurang kerjaan kali ya pura pura gitu.

"Dek, makan dulu yuk," kata nyokap gue dari lantai bawah.

"Iya mah bentar." kata gue sambil beresin kertas kertas tadi.

.

.

"Dek, besok sabtu cuti ya?" kata mama gue.

"Lho, ada apa emangnya, ma?" tanya gue bingung.

"Kamu kan mau tunangan nanti minggu, ya harus belanja lah." kata nyokap gue yang bikin gue keselek.

"Ma, kan aku belum setuju?" kata gue.

"Sayang, mama papa udah tua lho. Kamu mau mama meninggal duluan sebelum punya menantu?" tanya mama gue.

"Jangan bawa bawa kematian dong ma. Emang gaada calon lain selain Yixing?" tanya gue.

"Enggak. Emang kenapa sih sama Yixing?"

Oh iya gue lupa. Mama gue belum tau kalo Lay adalah murid gue di sekolah.

"Ya... Gimana ya... Kan Yixing lebih muda dari aku, ma." kata gue.

"Dia mah cuma umur doang segitu. Tapi dia lebih dewasa dari kamu, lho." kata nyokap gue.

Teka-teki apa lagi ini, Tuhan?😭

[DISCONTINUED] Dumb Student🔹 Zhang Yixing (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang