Tiga

1K 178 6
                                    

"Kamu cepat cari jodoh disana. Kalau enggak, mami enggak segan segan menjodohkan kamu." kata nyokap gue di ujung telepon sana.

"Iya ma sabar, aku sibuk banget ngajar akhir akhir ini."

"Kamu banyak alasan, ya. Kamu mau mami meninggal duluan sebelum punya mantu?"

"Mama mah, ngomongnya gitu. Koko kan cowo, kenapa dia ga dinikahin aja duluan," jawab gue acuh tak acuh.

"Iya, justru karna dia cowo makanya dia bisa jaga diri. Nah kamu ini cewe, Ra. Apalagi kamu tinggal jauh dari mami."

"Ya terus apa hubungannya? Dimana mana kakak duluan nikah baru adek." kata gue.

"Mami enggak mau tau ya, Ra. Kamu ngebantah, siap siap namamu dicoret dari KK. Mami ga main main."

"Ma ak—ah sial!" maki gue ketika sambungan telepon diputus secara sepihak.

Koko gue udah 26 tahun tapi enggak pernah dikejar kejar pasal nikah. Tapi gue yang baru 21 udah diteror aja sama bonyok.

Mana anak murid udah pada mau UN lagi, tambah pusing deh gue.

Anak anak udah pada pulang sekolah sekarang, cuma ada beberapa yang ikut bimbel. Ruang guru juga udah hampir sepi.

"Eh tau ga, Lay yang kelas 12 IPA 3 itu, dia dapet nilai tertinggi lho dipelajaran saya, ngalahin Suho." kata bu Vivin, guru PPKn.

"Hah masa sih bu?" tanya bu Winda.

"Eh iya ya, kemarin juga dia dapet nilai 9 di tugas yang saya kasih.. Kok bisa ya?" tanya pak Gubson.

"Ah paling nyontek itu. Buktinya di pelajaran saya sama bu Kyra nilainya ga jauh jauh dari angka 4." kata pak Sehun.

"Ih beneran pak, nih liat!" kata bu Vivin sambil ngasih unjuk lembaran kertas ulangan bertuliskan angka 98 di kolom nilai.

"Itu beneran punya Lay, bu?" tanya gue.

"Iya dek, beneran" kata bu Vivin.

Gue rada kesel sama ga percaya sih sebenernya. Kesel karna kenapa cuma di pelajaran gue doang nilainya yang anjlok, sedangkan di pelajaran yang lain dia lancar lancar aja?

Apa kepalanya kebentur tembok? Atau dia salah minum obat?

Kesannya gue jahat banget ya disini, kayak meremehkan kemampuan Lay gitu.

Tapi bener, kan?

Gue pamit ke para guru karna bel tanda mulainya bimbel udah bunyi. Kebetulan gue yang ngajar.

Lumayan gaji tambahan hehe :-)

"Lho, Lay? Sejak kapan kamu ikut bimbel?" tanya gue begitu ngeliat Lay duduk disebelah Suho.

"Kobam kali." kata Baekhyun.

"Oh ya Baek, Chanyeol mana?" tanya gue.

"Itu bu," kata Baek sambil nunjuk belakang gue.

Gue pun noleh kan ya.








"HUAA!"

"YAAMPUN CHANYEOL! IBU KAGET!"

Sialan. Gue dikagetin Chanyeol. Sampe udah mau copot ini jantung. Malah dia masang ekspresi muka kayak monyet lagi.

"Kamu tuh ya! Duduk sana!" kata gue sambil mukul dia pake buku."

.

.

"Kalian hati hati di jalan yaa," kata gue.

"Lho Lay, kenapa belum pulang?"

"Anu bu.. Saya izin ya untuk minggu depan, saya ada persiapan tunangan."

Eh buset. Ga salah denger kan gue? Tunangan?

"Tunangan?" tanya gue.

"Iya, tunangan bu. Boleh ya bu?" tanya dia.

Demi daki nobita! Siapa cewe yang mau ditunangin sama Lay?

Siapapun cewe itu, gue cuma berharap cewe itu ga darah tinggi duluan.

"Iya boleh." kata gue.

"Hehehe makasih bu,"

"Sebentar dulu, Lay." kata gue.

"Kenapa, bu?"

"Berapa usia kamu sekarang?"

"Sembilan belas bu." jawab dia.

"Ibu bukannya mau melangkahkan orang tua kamu. Ibu cuma mau bilang, apa di usia semuda itu, enggak terlalu awal untuk kamu..... Tunangan?" tanya gue.

"Tau tuh bu, mama, katanya mau cari cewe yang lebih dewasa dari Lay, biar melengkapi gitu hehehe,"

"Yang lebih dewasa aja belum tentu bisa ngadepin kamu, Lay." kata gue pelan dan tidak jelas.

"Apa bu?"

"Ah enggak apa apa, udah kamu pulang sana, hati hati di jalan, ya." kata gue.

"Iya bu hehe" kata dia sambil jalan ke luar kelas.

[DISCONTINUED] Dumb Student🔹 Zhang Yixing (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang