12.

267 22 0
                                    

Yongguk terengah engah. Salah satu tangannya bertumpu pada tembok pilar sekolahnya itu. Jantungnya berdegup cukup kencang, terpompa hebat akibat aksi 'melarikan dirinya'. Namja tampan tersebut mengusap keringatnya yang bercucuran. Ia tengok jam tangannya tersebut, dan jam telah menunjukkan angka 08.30 pagi. Waktu yang sangat tepat untuk olahraga pagi, begitu juga menyembunyikan diri. Namun tidak ketika 30 menit lagi ia harus menimba ilmu akibat sang guru 'pembunuh' –Cho Kyuhyun seongsangnim—tak mengizinkan alasan apapun untuk dirinya melarikan diri dari kelasnya lagi. Taruhan akan dikeluarkan dari asrama akibat nilai nilai buruk dan absennya yang menggunung, begitu menakuti Yongguk. Ia tak mau repot repot melakukannya, karena ia tak mau bertahan 1 tahun lagi untuk mengulangi masa SMA nya.

"Aku akan bertemu dengan Himchan di kelas... MATI aku" Yongguk berasa di beratkan oleh 2 pilihan yang tak ada untungnya sama sekali. Sama seperti harus memilih antara masuk kolam berisi ribuan piranha, atau disuruh berenang melintasi lautan berisi ribuan ikan hiu. Mana mau ia memilih salah satunya!

"BANG YONGGUK!?"

#Degg

Yongguk segera menegapkan tubuhnya. Bagai lumpuh, tubuhnya kaku seketika. Kepalanya tak berani menoleh ketika mendengar bentakan familiar tersebut. Suara husky penuh tekanan yang siap mendegupkan siapapun ketika mendengarnya, pastilah akan mengenal siapa pemilik suara itu tanpa menoleh.

"Kau mau lari kemana, HUH?!" lagi lagi bentakan dalam tersebut mengalun. Memekak telinga Yongguk walau jarak mereka tak terlalu dekat. Pastilah dirinya sedang memprediksi kemungkinan terburuk setelah ia membalikkan tubuh untuk berhadapan dengan si empu pelaku peneriaknya.

Yongguk tak dapat berbuat banyak. Hembusan nafasnya yang pelan (dan lelah) , keluar dari rongga mulutnya. Menciptakan suara kerelaan yang tak berdaya. Yongguk pun membalikkan tubuhnya ke belakang. Wajahnya yang suram dipenuhi lelehan keringat, tampak membaik. Sebenarnya Yongguk pun hanya ingin memperlihatkan sikap 'tak bersalahnya'. Menyunggingkan senyum kecil , sebagai basa basi.

"Nee, Himchan?" lagi lagi cengiran tanpa dosa terpatri juga. Seperti yang direncanakan malaikat dalam diri Yongguk. Just smile and it'll be over.

"KAU SENGAJA MEMPERMALUKANKU TEPAT DI HARI ULANG TAHUNKU, HAH?!" Himchan memperkecil jaraknya , melangkah semakin dekat pada Yongguk. Namja itu masih terpaku dengan pandangan mengiba, seolah memohon ampunan. Bagai budak yang merasa dirinya tak bersalah, meminta keringanan hukuman pada sang raja. Sungguh ironi.

"A—aku ..... YAK CHAN!" Benar saja.. wajah Yongguk langsung pucat ketika Himchan mencengkeram kerah bajunya. Tak ada siratan indah dari manik mata Himchan yang tajam mengarah pada mata Yongguk. Sirna uforia Yongguk akan karunia Tuhan pada Himchan termasuk mata indah itu, yang ternodai akan kemurkaan yang meletup dalam diri Himchan.

Yongguk sungguh tak berdaya, walaupun menghajar namja adalah suatu hal yang sangat mudah untuknya. Bisa jadi semudah membalikkan tangan? Siapa sih yang tak mengenal Yongguk si atlet tampan , pemilik otot terseksi, dan manik tegas yang kadang 'menakutkan'? Pastilah pintar menghajar orang. Teringat ketika Yongguk meninju seorang preman yang menjambret tas seorang wanita separuh baya itu, tanpa ampun. Sosok wanita tersebut mengingatkannya pada ibunya sendiri, pastilah tak akan membiarkan siapapun melukai wanita malang tersebut. Seluruh siswa Jungjeon bertepuk tangan akan jasa 'sederhana' Yongguk. Jadilah dirinya terkenal juga akan 'Tinjuan Mematikannya'.

Nah sekarang Yongguk dilibatkan pada Himchan? Sosok manis dan –ehmm—cantik? Bibirnya ranum dan ber-shape M (Yongguk bisa merasakannya ketika ia mencium bibir kisseable tersebut) , tampak indah. Namja manis itu tentu tak dapat membekukan hati Yongguk, membuat namja tampan itu mau menghajarnya. Tidak.. Justru kehadiran namja manis itu membuat Yongguk iba juga. Ia tak akan tega melakukannya.. Akan dibawa kemana wajah cantik dan menawan itu? Yang setiap hari Yongguk lihat seharian, bahkan sebelum ia tertidur? Ketika rembulan malam (dan lampu nakasnya yang selalu menyala) memunculkan cahayanya , menimbulkan sensasi terbaik sebagai pengantar tidur Yongguk. Memandangi wajah Himchan terpantul cahaya malam. Wajah Yongguk selalu merah memandangi pemandangan itu. Dikala tertidur, Yongguk pastilah sudah nyenyak, terlelap akan pesona Kim Himchan. Ughh... tentu tak akan tega ia merusaknya begitu saja.

With You; BAP[√]Where stories live. Discover now