EPILOG

4.8K 200 11
                                    

Haturnuhun sadayana... buat kamu kamu kamu, iya kamu... kamu kamu yang udah mau menjadi kamu nya aku...

Membaca cerita ini sampai selesai... tunggu di lirik produser yak, ya Allah aamiin :D :D

Cerita abal-abal yang buat sebagian orang, yang bacanya cuma sampe part setengah hehehe

Sumimasen... akuh hanyalah makhluk wanita biasanya yang tak memiliki inspirasi istimewa...

See You Next Story........... Terimakasih banyakkkkk................

~~~~~~~~~~~~~~~~

Tepat disaat kandungan Sera menginjak bulan ke sembilan, bersamaan pula dengan hari lahir sang suami di hari ini.

Hari kelahiran sang buah hati memang sudah diprediksi oleh dokter akan lahir pada pertengahan bulan ini. Makanya Sera berniat untuk turun tangan langsung menyiapkan kejutan untuk sang suami.

Meski tak seberapa, ini hanya bentuk kecil kejutan yang dapat ia berikan. Walau tak sebanding dengan kejutan yang selalu ia terima, tapi ia selalu berusaha untuk bisa mengukir bahagia sang imam hidupnya.

"Mama kok geregetan ya, liat gerak kamu yang masih aktif kayak gitu! mama takut perut kamu meletus, Ra!" seru Naifa khawatir.

Gerakan Sera yang terus menerus aktif, membuat orang disekelilingnya selalu waspada dan khawatir. Pasalnya di tengah perutnya yang membesar, Sera seperti masih mengandung 4 bulan.

"Mama gak usah lebay, dulu kan mama juga gitu waktu hamil Sera. Jadi jangan panik kalo anak kamu ngikutin kamu sekarang!" seru Farhan tertawa geli.

Naifa hanya mengerucutkan bibirnya saat digoda oleh sang suami.

Sedangkan yang sedang dikhawatirkan, masih saja asyik dengan kegiatannya. Bagi Sera, rasanya tidak istimewa jika bukan ia langsung yang menyiapkan kejutan itu.

"Mang Darman.. tolong itu balon yang love itu, dipindahin kesini aja! sebelahan sama nama aku dan mas!" seru Sera mengatur tata letak balon-balon itu.

"Tempel disini, nyonya?" tanya mang Darman membenarkan letak balon itu.

"Bukan! aduh sini biar aku aja!" seru Sera mengambil alih.

Dengan lincahnya, Sera menaiki meja kayu perlahan. Tangannya cekatan untuk mengatur tata letak balon-balon tersebut. Ia sama sekali tak menghiraukan kicauan dari kedua orang tua dan mertuanya.

"Haduhhh.... cucu mamah kuat ya, sayang," ucap Tina mengelus lembut perut buncit Sera.

Sera hanya tersenyum lebar membalasnya. Baginya tak bergerak sama saja menimbun banyak lemak dalam tubuhnya. Sedangkan semenjak hamil, berat badan Sera sudah mencapai 55kg.

Angka yang sangat fantastis untuknya. Makanya ia bersikukuh untuk tetap berolahraga bersama kandungannya.

"Evan suka teriak-teriak gak sih kalo ngeliat kamu aktif kayak gini, Ra?" tanya Tina menuntun Sera untuk duduk.

Kini keadaan ruang keluarga sudah penuh dengan hiasan. Pita dan balon berbagai warna sudah tertempel menambah estetika ruangan ini.

"Mamah gak usah khawatir, mas Evan gak akan teriak-teriak kalo aku gak ketauan kok hehe, lagipula ini kejutan untuk dia," ucapnya tersenyum pada sang mertua.

"Ya ampun... baby sayang, jangan nakal ya, jagain mama kalo papa lagi kerja. Kamu harus jadi anak yang sholeh dan berbakti ya, sayang..." ucap Tina tak hentinya mengelus lembut perut Sera.

***

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Jam pulang kantor Evan sudah mulai mendekat. Tibalah mereka dengan kepanikan dan dan dandanan super ala dirinya sendiri.

Cinta High Class (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now