Nasi Rawon

7.8K 497 39
                                    

Haii haii readers...

Ada yang nungguin atau kangen sama mas Evan dan mbak Sera? hehe :D

Happy Reading :) :)

~~~~~~~~

Pagi ini Sera dan Gita menyiapkan segala keperluan untuk meeting dengan salah satu kolega dari Jepang. Waktu meeting yang tinggal tersisa 20 menit lagi membuat mereka gugup.

Pasalnya baru kali ini ia menangani sendiri untuk preoject yang berhubungan dengan kolega dari luar negeri. Biasanya ia selalu dibantu oleh Andika.

Namun berbeda dengan hari ini, ia hanya berdua dengan Gita. Seluruh tanggungjawab di emban penuh pada keduanya.

Tidak ada Andika saat ini untuk dimintai bantuan. Entahlah laki-laki itu sedang berada dimana. Karena terakhir kali dapat kabar dari sekretarisnya bahwa ia telah berangkat ke Hongkong untuk mengejar client penting.

Hari ini tidak ada sedikit pun senyuman semangat yang ditorehkan oleh Sera. Project yang ia tangani saat ini benar-benar berat. Apalagi di tambah minimnya berbahasa jepang yang dimiliki oleh Sera.

"Huhh..."

Wanita itu menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Berharap seluruh kerumitan yang kini menghinggapi pikirannya dapat luruh juga.

Tiba-tiba Gita datang untuk menenangkan Sera, dan membawa seluruh berkas yang tadi sudah dipakai sebagai bahan presentasi.

"Mbak... ini berkasnya mau di letakkan di mana?" tanya Gita.

"Terserah kamu aja Git."

Sera menjawab pertanyaan Gita pun masih dalam keadaan kepala yang berada di atas meja.

"Mbak kenapa? masih rumit mikirin yang tadi ya?" tanya Gita lagi memastikan.

Sera hanya mengangguk pelan. Sepertinya ia cukup terbebani dengan tanggungjawab yang diberikan padanya itu.

"Mau aku ambilin minum?" ucap Gita memberikan penawaran.

Lagi-lagi Sera hanya menjawabnya dengan sebuah gelengan kepala.

"Aku pusing banget Git, aku jadi ngerasa bersalah. Aku gak bisa bertanggungjawab untuk memenangkan project ini."

"Mbak... ini kan bukan sepenuhnya kesalahan mbak. Aku juga minta maaf karena gak bisa bantu ngomong banyak."

"Andika tuh kemana sih?" tanya Sera.

"Pak Andika semalam terbang ke Hongkong mbak, ngejar client yang udah balik lagi ke sana. Tadi aku dapat info dari mbak Nova," jawab Gita menjelaskan.

"Ke Hongkong?" gumam Sera.

Seketika ia teringat akan sebuah benda mewah yang melingkar di jarinya. Saat ia diberikan benda mewah itu, tak sama sekali pembicaraan dari Andika kalau ia akan pergi ke Hongkong.

"Berapa lama dia di sana?" tanya Sera.

"Aku kurang tau mbak, tadi gak sempet nanya-nanya itu ke mbak Nova."

Sera hanya terdiam. Padahal niatnya hari ini ia mau mentraktir Andika sebagai ucapan terimakasih atas pemberian Andika untuknya.

Memang tak seberapa sih balasannya. Tapi setidaknya Sera tau caranya berbalas budi itu seperti apa.

"Mbak... kita makan yuk!" ajak Gita.

"Kamu makan aja sendiri Git, aku kayaknya gak lapar."

"Mbak... udah deh, jangan pake pura-pura gak lapar. Nanti ujung-ujungnya aku malah ngeliat mbak sama 2 orang cowok ganteng lagi di kantin kantor," ucap Gita menjelaskan dengan nada sinis.

Cinta High Class (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now