Part 8 : KM's constellation

1.4K 35 3
                                    

(sorry for any misspellings)

            Keesokan harinya, aku terbangun di atas ranjang, sendirian. Aku berjalan keluar dari kamar tidur dan mendapati Kevin sedang memasak omelette. Wow, dapur bersih!

            “Kamu yang bersih-bersih dapur? Gila,” kataku terperangah.

            “Aku nggak tega kalo kamu bersihin semua ini, lagipula kamu kan tinggal sendirian,”katanya sambil memindahkan omelette dan ham ke piring.

            “Good, punya rasa responsible juga ya kamu.” Hari ini hari Kamis, dan school starts at 8 a.m. Aku makan dengan terburu-buru dan itu membuat Kevin heran.

            “Pelan-pelan dong,” katanya. Pelan-pelan? ini udah jam 7, aku bisa ketinggalan kereta.

            “Pelan-pelan? Aku bisa ketinggalan kereta.”

            “Sini aku anter.”

            “Ih, nggak mau.”

            Aku naik ke kamar, mandi dan mengganti pakaianku. Well, hari ini ada dance class, seneng banget bisa ketemu KM. Aku kembali dan Kevin sudah memanasi mobilnya. Dia memakai baju daddyku. Untung aja baju daddy gak old-fashioned, jadi cocok-cocok aja kalo di pakai sama Kevin.

            Kami berdua terdiam dengan awkwardnya di mobil. Btw, aku masih penasaran dengan maksudnya kemarin saat malam sebelum tidur.

            “Waktu kemarin, apa maksud kamu kita pernah tidur bareng?” tanyaku nyentak.

            “Slow aja kali, aku kan bercanda. Kamu sih nggak bisa diem, aku kemarin ngantuk kali. Tapi emang akhirnya kita tidur bareng satu ranjang kok.” Jedierrrr…. tidur satu ranjang. Oh My God, itu alesan kenapa aku bangun di RANJANG!?

            “Kamu ngapain aku kemarin hahhh??” tanyaku panik. I broke my dad’s promise

            “Hah? Maksudnya?”

            “Kok… tadi pagi aku sudah di ranjang?” tanyaku panik dan takut. “Damn you, Kevin!”

            “Eh, nyumpahin orang lagi. Kamu emang gak inget apa kemarin?”

            “Kemarin?”

            Kevin menceritakan kejadian kemarin. Aku mengigau pada saat tidur. Aku mengigau memanggil Daddy berulang-ulang. Kevin yang terganggu akhirnya terbangun.

            “Duhh… ribut aja.” Kevin mendekatiku dan menyenggol-nyenggol lenganku. Aku malah berteriak Daddy semakin keras.

            “Nih anak emang kangen Daddynya banget ya.” “Stupid, bangun!”

Aku  setengah terbangun ato gimana, aku berjalan memeluk Kevin erat. Kevin hampir jatuh karena gerakanku yang tiba-tiba.

            “Wangi Daddy,” kataku pelan. Kevin ingin melepaskan pelukanku, tapi aku malah memeluknya erat di leher.

            “Eh…ehhh… aku bisa mati ntar.” Kevin menggendongku dan menaruhku di ranjang. Aku masih dalam posisi memeluknya. Jadi mau tidak mau Kevin tidur di sebelahku.

(END FLASHBACK)

            “Yahh.. tapi kan aku tahu diri dong. Jadi setelah kamu udah reda dari penyakit Miss Daddy so much-mu itu, aku tidur di sofa,” jelas Kevin.

            “Sungguhan? Kamu nggak ngarang-ngarang kan??” Kayaknya emang rasa percayaku ke Kevin udah abis.

            “Kalo nggak percaya ya udah. Up to you, madam.”

When Everything Goes Right (COMPLETED)Where stories live. Discover now