Pengakuan

24 0 0
                                    

Aku membenci gadismu

sangat  membenci gadismu

karna telah merebutmu dari hidupku

mengambil apa yang seharusnya jadi milikku

kukira setelah malam itu takkan ada drama lainnya lagi dalam hidupku

nyatanya tidak

rupanya yang kemarin itu bukanlah seberapa

masih belum cukup hancur rupanya hidupku

beberapa hari kemudian, 16 oktober 2017 yang lalu tepatnya

aku yang telah berdiskusi dengan temanku, yang memutuskan untuk melepaskanmu

mengulangi kebodohanku menghubungimu

kubilang ingin bicara denganmu

karna jujur saja, aku ingin mengakhiri segalanya malam itu

dan kaupun setuju, kau memintaku menjemputmu ditempat gadismu

tak lama kita bertemu, menuju ke tempat sahabatku, sahabat kita

aku mengungkapkan segalanya

memintamu untuk mengambil tindakan atas gadismu yang terus meminta kita untuk kembali

tapi tetap saja ia tak melepasmu

lalu kau menjawab bahwa kalian tak lagi bersama

kau bilang karna ia ingin kita kembali

aku bahagia, tapi bukan ini yang ku pinta

bukan bahagia ini yang aku inginkan

hujan turun melarutkan bahagiaku

aku benci menatap matamu

selalu ada penyesalan didalamnya

aku hanya memintamu dan gadismu itu berhenti

berhenti mempermainkanku, hatiku dan rasaku

pembicaraan kita tak berhasil

hujan turun kian lebat saja

kita memutuskan untuk pulang

walau sebenarnya kini kubenci kata pulang

kukira kau ingin pulang ketempatmu

tapi nyatanya ternyata kita ke arah gadismu

sampainya disana aku berpikir untuk pulang

tapi kau cegah dengan kata bahwa gadismu meminta untuk bicara

oke, kupikir mungkin aku bisa mengakhiri kegilaan ini

kita menunggu di seberang jalan

dan mendadak tuhan mungkin mendukung dramanya

hujan turun lebat bersama dengan langkah gadismu kearah kita

gadismu yang pertama berbicara

maaf karna khilaf meminta kita bersamanya

hatiku perih, perasaanku hanya mainan khilafnya

dilanjutkannya dengan kata bahwa sekarang ia menginginkanmu

emosiku memuncak laki-lakiku itu dianggapnya canda

kubalas dengan kata bahwa aku juga menginginkannya

bahwa aku tak ingin melepasnya dan membaginya

gadismu terdiam, kau terpana

pikirmu aku tak berani bicara?

aku sudah muak dengan segalanya

gadismu lalu bertanya siapa yang kau pilih

kau terdiam sejenak

kau ingin serius dengannya tapi tak ingin ku dengan yang lain jawabmu

hatiku tertawa, egoismu sebegitu besarnya

sayang katamu padaku dan padanya

hujan turun semakin lebat

kita bertiga semakin basah

badanku gemetar tapi gadismu tak juga gentar

aku menarik gadismu

mencari teduh agar aku tak pingsan didepan kalian

kami duduk berdampingan dan kau dihadapan

gadismu menjelaskan segalanya

perihal awal dekat kalian saat dulu kita berpisah

dan lalu kamu yang kembali padaku

menyebabkan gadis itu memilih lelaki lain

aku pun berbicara

perihal alasan kita tak bisa bersama

tentang penghalang kita

entah keluarga atau orang ketiga

gadismu berusaha mengatakan bahwa mengambil hati keluargamu sungguh mudah saja

kau tak setuju, katamu keluargamu berbeda

yahh, gadismu tak mengenal mereka sebaik aku

kata gadismu aku tak berjuang untuk itu

katanya aku hanya menunggu kau membuka jalan untukku

tanpa ia tau sungguh perjuanganku bukan hanya sekali dua

tapi hampir 5 tahun lamanya

dari awal kita bersama

dari masa kita bertemu, dekat hingga menjalin cinta

apa ia tau segalanya?

mengapa mencoba sok tau dalam hidupku?

seolah tau diriku

apa ia tau semua yang kau suka?

perihal kebiasaan bangun tidurmu, makanan yang kau suka dan benci?

warna favoritmu? kesukaanmu? kecintaanmu?

ia hanya peduli dirinya sendiri tanpa mau tau soal kamu

inikah gadis yang kau pilih?

yang kau inginkan? yang hanya peduli dirinya sendiri?

tahukah ia 2 tahun awal kebersamaan kita tak ada komunikasi?

tahukah ia anniversary pertama kita hanya termangu menatap langit ditempat masing-masing?

aku bersamamu tak hanya mengeluarkan air mata, tapi darah turut jua

dan ia pikir ia yang paling menderita diantara kita

kini kupikir kalian berdua egois

gadismu itu mengaku sudah dijodohkan dengan yang lain dan tak bisa menolak

lalu mengapa tetap bersamamu?

tak ingin mengembalikanmu?

gadismu tetap berusaha meluruskan kesalah pahaman diantara kita

dan saat ia menyadari bahwa kau mulai kembali percaya padaku

kusadari bahwa gadismu takut

karnanya ia segera meminta kita pergi pulang

padahal saat itu hujan turun begitu lebatnya

kupikir gadismu itu gila

sebegitu tak pedulinya denganmu

Akhirnya kitapun pergi menuju tempat kita yg searah

Dadaku tak henti bergejolak, rasanya sulit menahan amarah

Kita pergi, pulang membawa perasaan masing-masing

Cinta yang Kau Anggap CandaWhere stories live. Discover now