Bab 8 : Hasil yang terbaik

5.9K 271 6
                                    


     Anesha sudah sampai di sekolah tepat waktu. Ia menghampiri Aline dan Shara yang duduk di bangku masing-masing. Hari ini adalah hari pengumuman lomba. Ketiganya gugup sekaligus deg-degan.

     Tepat pukul setengah sembilan, halaman sekolah mulai dipadati murid-murid yang ingin tahu kelanjutan dari acara tahunan SMA mereka. Kak Bimo, sang mc mulai menaiki panggung.

"Yak, kini tibalah pengumuman untuk pemenang lomba dalam rangka memperingati HUT SMA Bakti Nusa. Ada yang nggak sabar? Ada yang penasaran? Baiklah. Mari kita simak pembacaan pemenangnya oleh Pak Wiryo, guru fisika kitaa..."

Pak Wiryo, guru berkacamata yang sudah berumur setengah abad tersebut menaiki panggung dengan dibantu pengurus osis lainnya. Beliau membenarkan letak kacamatanya sembari menatap ratusan siswa yang terlihat tak sabaran.

"Juara tiga, lomba memasak yang diadakan oleh Bu Sari. Kelompok dua dari kelas 10 IPS 3." ujar Pak Wiryo berwibawa.

     Di lain sisi, Aline menggoyangkan bahu Anesha yang sedari tadi melamun. Mereka tengah berada ditengah kerumunan, berdesakan demi mendapatkan tempat yang bisa melihat jelas ke arah panggung.

"Lo kenapa, Nesh? Sakit?" tanya Aline melihat wajah Anesha yang tidak ceria.

Anesha menggeleng pelan. "Nggak kok." jawabnya singkat. Aline hanya mengangguk paham seraya mengalihkan pandangannya ke depan.

Anesha menatap sekeliling. Ia mencari sosok Anggara. Cowok itu pasti masih marah padanya.

"Nesh, Line, udah mulai tuh." sahut Shara bersemangat. Anesha segera berpaling ke atas panggung.

"Juara tiga, lomba band dan solo vocal, Arlina Meldyastari dari kelas 11 IPS 4." 

Anesha memejamkan matanya, ia berdoa semaksimal mungkin. Semoga band-nya masuk tiga besar...

"Juara kedua, band dari Aline, Anesha dan Shara, siswi-siswi kelas 11 IPA 3."

"KYAA! KITA MENANG! NESH!" Aline mengguncang-guncang bahu Anesha heboh. Shara berteriak sekencang-kencangnya. Gemuruh tepuk tangan membahana diseluruh sudut halaman. Mereka bertiga berjalan menuju panggung dengan tak henti-henti mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt.

"Sekarang yang kita tunggu-tunggu, juara pertama dari lomba band dan solo vokal adalaah.... wah, cowok ganteng nih," celetukan Pak Wiryo di akhir kalimat membuat beberapa murid tertawa. "Anggara dan Lian dari kelas 11 IPA 1!"

Anesha terbelalak terkejut. Anggara menang! Waah! Dari kejauhan ia melihat Anggara dan Lian berlari sedikit cepat agar segera sampai ke panggung.

"Maaf pak, tadi di kelas, nggak terlalu dengar pengumuman." ucap Anggara dengan suara baritonnya yang khas. Sorakan murid perempuan terdengar membahana. Apalagi melihat penampilan Anggara yang sedikit acak-acakan khas badboy karena berlari cepat.

"Ya, ya. Yang paling penting, itu bajumu dimasukkan dulu. Biar rapi. Nah, kalau udah dirapikan begini kan jadi tambah ganteng to?" ujar Pak Wiryo mengacungkan jempol ke arah Anggara. Anggara hanya tersenyum tipis.

"Oo, ini Anggara yang juara satu olimpiade Matematika itu ya?" tanya Pak Wiryo mengarahkan telunjuknya ke Anggara, seperti mengingat sesuatu.

"Iya, pak." jawab Anggara pelan. Sontak teriakan lebih keras terdengar dari murid-murid cewek.

Anesha ternganga mendengar jawaban Anggara, kok Anesha belum pernah tahu ada olimpiade matematika yang diikuti Anggara?

"Sudah, sudah. Pemenang lombanya, silakan menerima hadiah yang diberikan sekolah. Bakat kalian jangan disia-siakan, ikuti lomba yang lebih besar lagi, kalau bisa sampai tingkat internasional." kata Pak Wiryo memberi nasehat. Ketiga pemenang hanya bisa mengangguk mendengar pesan tersebut.

Anggara ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang