Bodoamat.

52.3K 6.5K 1.6K
                                    














Jungkook telak bungkam, tangan yang awalnya genggam tangan Taehyung langsung dilepas.

Tapi keburu dicegat langsungㅡ pergelangannya dipegang lagi.

Nggak, Jungkook bukan manusia yang biasanya ada diposisi dia pasti lari, gak mau tunggu penjelasan pacarnya. Terus pasti sok nangis dan seolah segalanya selesai.

Gak, hidup gak sedrama itu.

Taehyung sadar; dia salah ngomong. Perubahan wajah Jungkook dan kelakuannya keliatan jelas.

Tapi, rasanya gak segitu serius kan salahnya dia?

"Terus, kamu nanya itu buat apa?"

Masih touchy, tangan besarnya masih genggam pergelangan tangan pacarnya, bahkan diciumin iseng. Tatapan matanya masih intens di cowok manis itu.

Yang masih pake tudung hoodie merah daritadi pagi, Taehyung liat jelas Jungkook gak memakai apapun selain hoodie itu.

Tulang selangkanya terlihat jelas, dan sekarang Taehyung sadar bukan waktunya mikir kearah sana.

"Kalo kamu masih suka cewek, kenapa pacaran sama aku? Pelarian?"


Jungkook berujar dengan nada santai, terlewat santai yang kedengeran biasa aja bahkan. Tangannya dia biarin diciumin pacarnya itu, sementara sebelah tangannya yang bebas beralih numpu dagu.

Sialan.

Taehyung tau Jungkooknya marah. Disini dia hela nafasnya panjang, kata-kata Jungkook tuh menohok. Seolah semua kelakuan dia selama ini gak ada artinya

Cuma karena salah jawab, anjing.

"Kamu nganggep gitu?" Nadanya serius, terdengar lebih berat, bedanya jari mereka malah terkait, saling mengunci. Jari Taehyung gak berhenti elus punggung tangan Jungkook yang kelewat halus.

"Aku nanya kamu. Jangan tanya balik, daritadi pagi kamu total ngeselin dimataku. Mati sana kamu."

Jungkook galak. Iya, tapi nadanya masih santai. Bahkan terdengar lembut sekali,

Taehyung buta tuli kalau urusan kesayangannya ini.

Dia cuma meringis, "Kamu galak banget daritadi. Aku salah apa emangnya? Bilang dong."

"ㅡTerus soal kata-kata kamu yang pelarian, belajar darimana? Aku bahkan jauh setelah pacaran sama kamu itu gak nafsu lagi sama majalah manusia telanjang dibawah kasur."

Jungkook masih mendengarkan, masih menatap intens pacarnya, wajah manisnya kali ini lebih tegas. Binar polos matanya memang masih. Tapi dari kelakuan Jungkook yang gak merespon sedikitpun gerakan jari Taehyung ditangannyaㅡehm. Oke, pacarnya serius.

Tapi dia juga serius kok.

"Aku bahkan gak tau alasan kamu nanya begitu karena apa. Karena Tante Yena dosen cewek punyamu yang tadi?"

"Kalo itu sih, aku memang tau. Kamu kan suka tebar pesona. Dipegang aja diem," Jungkook jawab sekilas, Taehyung sedikit senyum, genggamannya makin erat di jari mereka masih terkait.

Jungkook cemburu, dia diperhatiin juga. Cuit.

"Nah, itu tau. Terus kenapa? Apa yang salah sama jawabanku tadi?"

Taehyung tipikal cowok yang penasaran, gak akan berhenti sebelum tau jawaban dari permasalahannya. Sebetulnya males; tapi kalo urusan Jungkook, apa yang enggak?

"Jimin bilang gitu. Kamu kan sahabatnya. Salah aku percaya omongannya dia? Dan kelakuanmu daritadiㅡatau mungkin selama ini yang aku sendiri gak sadar; itu memperkuat dugaan kamu cuma anggep pacaran ini main-main.

Tau resah? Aku tuh marah, Taehyung."

Jungkook bicara segitu banyaknya setelah dia hela nafas sebelumnya. Wajahnya sedikit memerah malu, dia bukan tipikal manusia suka omong banyak.

Apalagi sedramatis itu. Nggak.


Aduh, malu banget.


Sementara Taehyung didepan dia agak bengong. Wajah blanknya keliatan. Omongan Jungkook masih dia cerna, loading.

Dan salah fokus, Jungkook manggil dia tanpa embel-embel 'kak' itu manis.

Manis. Iya manis.

Bodo. Taehyung benerin posisi duduknya, beralih lipet tangan diatas meja dan sedikit mendekatkan wajah ke pacarnya.

"Sekarang boleh aku jawab? Omongan kamu boleh aku koreksi?"

"Nggak. Aku tadi ngelantur kok." Jungkook gelengin kepalanya, sedikit dorong dahi pacarnya itu supaya gak terlalu dekat.

Taehyung wajahnya sedikit kedorong, tapi dia cuma senyum. Tangan Jungkook diambil, dan kedua tangan pacarnya itu ada digenggamannya dia.

Hoi, kelas selanjutnya 20 menit lagi mulai.

"Gini ya, sayangku. Cintaku."

Apasih, sok manis.

"Aku masih suka cewek. Masih, sayang. Kenapa? Ibu aku itu cewek. Perempuan. Gak mungkin kan aku benci dia? Durhaka aku nanti, gak bisa nikahin kamu."

Taehyung sedikit ketawa kecil waktu Jungkook beralih cubit pipinya dia, gumam 'gombal' yang bikin wajahnya makin memerah.

"Dan kata pelarian itu jangan dipake lagi, oke? Aku serius, serius sama kamu. Rokok aku kurangin supaya kamu gak jauh-jauh dari aku. 3 tahun sama kamu itu gak sebentar, Jungkook. Kamu tau aku luar dalam. Ya?"

"Nggak. Gak tau kamu luar dalam. Dalamnya kamu kan organ yang aku tau bentuknya dari buku biologi."

"Oke, terserah. Yang jelas badan telanjangmu bahkan aku hafal. Yuk,pulang."

Taehyung bangun dari tempat duduknya, diikutin sama pacarnya, dan dia liat Jungkook kikuk. Berdiri buru-buru. Tangannya gugup, entah bingung mau pegang kemana.

Di gendongan tas ransel atau apa. Tapi tangan Taehyung langsung rangkul bahunya, mendekat.

Pelipisnya dicium sekilas,

"Hari ini tidur siang dirumahku, ya?"

Bahkan tadi baru marah, tapi gak tau aja. Jungkook cuma ngangguk males, iyain ajakan pacarnya dan dibelokan koridor kampus tangannya sedikit nakal tarik kerah baju kaos pacarnya itu.

Cium sekilas bibir Taehyung, terus maksa lanjut jalan sambil gandengan tangan. Gak peduli wajahnya Taehyung terkekeh malu, berulang kali menghindar kalo pacar gantengnya nyosor sedikit dikoridor kampus.

Iya, pasangan famous kan? Keliatan aja romantis didepan banyak orang.













To: Jimin

Oi, nongs jam 9 nanti ya :) Ada yang mau gue omongin :)

Reply: Jimin

Gak ah. Bau-bau mau dibunuh. Takut.

Read.









ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Byebye Park Jimin.
Btw ini 6 part untuk cerita dalam sehari ya. Gangerti lg.  Aku gak koreksi ulang, kalo ga nyambung maap kali lo :)))))))))))))))))))

Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang