Part 6

1.2K 9 0
                                    

He drives me home. Sepanjang perjalanan aku diam saja, bukan karena kenapa-kenapa. Aku diam karena aku sedikit malu. Dan... biasa, Niall menyetir mobil sendiri lagi dan dia cool bukan main. kalau aku es, I'm melting!

"Hey, Cath, kok diam saja, sih? Kamu kan biasanya cerewet banget! Kamu marah gara-gara aku nyetir sendiri lagi?" Tanya Niall. Ia mengerem perlahan mobilnya dan berhenti karena lampu merah. Ia menatap mataku dalam-dalam. "Ayo jawab, Cath," katanya lagi sambil memberiku senyum termanisnya. Deg. Nih anak...

"No, Niall! Aku nggak marah. Thanks ya, untuk jam tangannya. You're so kind!" Aku mencoba tersenyum manis.

"No prob! ngomong-ngomong tadi mamaku BBM, katanya mamaku lagi dirumahmu. So, aku sekalian main kerumahmu ya, dan juga mau ngasih kado itu ke mamaku!" Kata Niall. Ia tersenyum lagi. Huaa! Aku nggak sabar memberitahu Bella!

"Memangnya mamamu ulang tahun?" Tanyaku.

"No, just wanna give her little surprise," Niall berkata pelan. Matanya terfokus pada jalanan. Seakan berusaha membuat aku nyaman dan tidak khawatir akan perjalanan ini. nggak lama kemudian, kami sampai dirumahku. Niall memarkir mobilnya perlahan. Aku membuka pintu mobil dan mengambil sebagian belanjaan. Cuma barang yang aku beli saja, sih. hehehe.

Aku membuka pintu rumah yang nggak terkunci. Dinginnya AC dari ruang tengah berhembus segar. I love it! Niall muncul membawa belanjaan juga. David turun dari tangga dan segera memanggil Mom dan Mrs. Maura.

"Catherine! Akhirnya kamu pulang juga... Ehh... Ada Niall!" kata Mom ramah sambil menyapa Niall.

"Mrs. Henley... here.." Niall memberikan sebuah paperbag kepada Mom. Aku tahu apa isi paperbag itu. Isinya hanya sebuah mug cantik dengan hiasan kucing. Mom penggemar berat kucing. Hmm... jangan-jangan Niall mau membuat Mom nyaman, lagi, biar dia bisa ngedeketin aku?! Haaah! Catherine! kamu berpikiran terlalu jauuuh!!!

"Mom, here!" Niall memberikan sebuah paperbag ke mamanya. Mrs. Maura membuka paperbag tersebut dan tersentak kaget.

"Oh My Niall.. You're so sweet!" Mrs. Maura memeluk Niall erat. Niall memberikan mamanya sebuah kotak musik manis dengan suara lagu klasik favorit Mrs. Maura juga sebuah tas yang sudah lama beliau mau.  "Tenang saja, Mom, nanti kapan-kapan aku beliin!" kataku sambil cekikikan. Mom tertawa dan mengacak-acak rambutku.

"So... Niall, Cath, kulihat kalian sering bareng belakangan ini, dan belum lagi kalian melakukan first ki.."

"MOM! That was an accident not a first kiss! I already told ya!" selaku sambil marah. Niall hanya tersenyum. Speechless kali, dia.

"Itu nggak apa-apa, Cath! Aku setuju kalau kamu sama Niall. Bukan begitu, Natalie?" Kata Mrs. Maura pada mamaku. Mom mengangguk. muka Niall nge-blush sesaat. Ohmygoodness!!

"Terserahlah!" aku hanya mendesah putus asa.

"Hemm... Cath, pinjam buku geografi, dong! Bukuku dihilangin Greg!" kata Niall. "Sure! ada dikamarku." kataku. "Apa?! Greg!-__-" Mrs. Maura geleng-geleng kepala.

aku mengajak Niall ke kamarku. Dia kayak orang kesengan gitu deh. Dia mengacak-ngacak kamarku. Persiiiis banget sama David. 

Pintu kamarku dibuka. David. "Kak Niall!!! Ada makanan tuh dibawah!" panggil David. Niall langsung buru-buru turun. gak nyangka yeh, anak kayak dia cuma satu yang bisa naklukin. Makanan!

Aku ikutan turun. dan saat sudah dibawah, aku melihat Niall dan... Makanan. mereka membuat suatu ikatan yang tidak bisa diputuskan oleh apapun #hadehbahasanya

"Hey! Cath! Maaf aku nggak nawarin dulu, mau makan?" Niall tersenyum jail. Hmm... aku ikutan makan deh. 

_____________________________________________________________________________

sejak hari itu, aku dan Niall jadi makin dekat saja. Dan jujur saja itu membuat fans-fans Niall jadi iri. padahal kita belum official juga, udah pada iri. Untungnya nggak ada yang ngirim aku Death Treats. bagaimana dengan Bells? Apakah ia iri juga? awalnya sih sedikit tapi sekarang ia sudah nggak iri lagi gara-gara mengincar seorang cowok bernama Jason.

-----

"Boleh temui aku nanti sepulang sekolah di gudang sekolah?" tanya Fanny tiba-tiba.

"Boleh, sih, tapi.. kenapa harus disitu? tempatnya kan.."

"Sudah cukup!!! yang jelas kau bisa, kan! Temui aku di gudang sekolah nanti. Awas kalau tidak!" Fanny memberiku tatapan mautnya. Hmm...

tobecontinued

First, Last, Everything.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang