Terhitung Mulai Detik Ini

522 30 3
                                    

Mungkin inilah saatnya untuk melupakanmu, mengabaikanmu juga mengikhlaskanmu. Tersadar bahagia yang selama ini kukira ada padamu ternyata ada pada jiwa orang lain

Dulu aku tidak ingin melepasmu hanya karena takut kita saling lupa, takut kita tidak saling tegur lagi, iya aku takut dengan semua kemungkinan yang akan terjadi pada hubungan kita yang sudah ada pada tahap keterlaluan ini

Aku juga sama sekali tidak pantas untuk mempertahankanmu, sama sekali tidak patut untuk menunggumu selama ini

Setahun berlalu, bukanlah waktu yang singkat untuk bisa bertahan pada puing-puing rasa kita yang sudah hampir rapuh ini. Aku sadar, ini semua adalah kenyataan yang sangat sulit untuk aku terima, untuk aku pahami

Aku hanya takut segala kemungkinan pada kita terjadi, aku takut kamu pergi lalu akan benar-benar melupakan apa yang telah sama-sama kita pertahankan sedari dulu

Mungkin inilah saatnya untuk berhenti padamu, aku sudah lelah dengan segala situasi yang mengharuskan aku untuk selalu tegar, kuat dan sabar menghadapi orang-orang yang tak suka pada kita, aku sudah lelah dengan segala tingkah laku siapapun yang tak restu melihat kita bersama

Aku tidak tahu sebenarnya apa alasan mereka hingga sepeduli itu pada hubungan kita, aku tidak tahu sama sekali

Mungkin memang benar, aku tidak boleh terus-terus berharap pada seseorang seperti kamu, aku tidak boleh sepatutnya menjadi orang sebodoh ini mengharapkan kamu kembali

Mungkin memang benar, cinta padamu harus segera aku hapuskan, harus segera aku akhiri. Kita memang harus berakhir saat ini juga, keadaan tidak pernah bisa mendukung apa yang tengah kita harapkan, semesta tidak pernah mengizinkan kita untuk tetap bertahan lama, dan tentunya waktu memang tidak ingin kita kembali seperti dulu.
Lihat saja semesta semakin membuat kita jauh, kamu dan aku sudah berjarak sekian dari sekian jarak yang ada.

Harusnya aku sadar, seseorang bisa berubah kapan saja.
Meskipun kau sudah berjanji untuk tidak akan pergi, untuk tidak akan meninggalkan aku, tetap saja akan berubah
Harusnya aku sadar, kamu yang dulu bukanlah kamu yang saat ini ada didepan mata.
Kamu yang hari ini dihadapanku adalah seseorang yang dengan raga yang sama namun dengan hati yang berbeda.
Sosok yang kucintai masihlah ada pada dirimu, aku tak mungkin sepenuhnya menyalahkanmu dengan segala perubahan yang ada pada dirimu kini.
Mungkin menurutmu perubahan inilah yang terbaik meski yang kuterima hanyalah sesak di dada.

Aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu, saat pertama kali kita berbicara sebagai sepasang insan tuhan tanpa status namun saling ada hati, saat pertama kali kamu meninggalkan aku saat dalam sedang cinta-cintanya dan saat pertama kali rindu datang padaku atas namamu

Aku muak pada semua saat pertama yang ada pada kita, aku muak pada semua bualan belakamu yang hingga kini membuatku sesak tak menentu, aku muak pada segala sesuatu yang mengarahkan aku untuk terus mengingatmu, aku muak bertemu wajahmu yang membuat aku semakin ingin menangis membuat aku semakin sakit rasanya

Namun tenanglah, aku tidak pernah menyesal mengenalmu.
Aku muak karena aku kecewa pada semua yang membuat sesak didada termasuk saat pergimu dulu. Itu saja, tidak lebih

Ketahuilah, aku mendapat banyak pelajaran setelah mengenalmu.
Aku menjadi orang yang lebih kuat menunggu, menahan rindu, dan menjadi sosok wanita yang mencintai seorang prianya tanpa menginginkan balasan

Ketahuilah, saat kepergianku nanti aku pernah bertahan sekuat-kuatnya padamu, kamu pernah menjadi alasan dibalik dua simpul bibir ini melengkung dengan indahnya, kamu pernah menjadi alasan aku suka hujan bahkan hingga saat ini

Iya, aku lupa.
Hujan yang turun mulai hari ini, besok dan seterusnya adalah rintik-rintik rinduku yang harus segera kutuntaskan padamu, agar kepergianku bisa sama-sama melegahkan.

Aku ingin pergi dengan benar-benar tenang, kamu yang dengan senyum ikhlas melepaskan aku pergi dan aku dengan hati yang ikhlas beranjak dari tempatku menunggumu saat hujan dan badai datang

Untuk pertama kalinya hujan menyakitiku
Meski begitu, hujan masihlah menjadi anugerah terindah dari Tuhan untuk dinikmati

Aku harus melepaskanmu meski aku tertatih dengan sangat, aku harus sepenuhnya merelakanmu untuk berbahagia dengan siapapun nanti yang kau pilih

Cinta tidak nakal, cinta juga tidak akan pergi kemana-mana, kecuali kamu sibuk mencari yang terbaik namun lupa sebenarnya cintamu adalah orang yang selama ini ada dihadapanmu

Terhitung mulai detik ini, atas nama semesta aku mengikhlaskanmu dengan sangat, aku yang dulu pernah mencintaimu adalah aku yang ada dimasa laluku, dan kamu yang pernah kucintai adalah kamu yang ada dimasa lalumu

Kuikhlaskan kamu dengan segenap hati.
Waktuku tidak banyak, bahagiamu harus menjadi cita-citaku yang sudah tercapai mulai hari ini.
Bersenang-senanglah pada pilihanmu nanti, aku percaya dia bisa membuatmu lebih baik setelah aku.

Kubiarkan pula orang baru mendatangi hatiku, semoga kelak penggantimu bisa menjadi penyempurna senyum hari ini

Rinduku Bersama Rintik HujanWhere stories live. Discover now