Core 1.0

1.1K 121 47
                                    

Namaku Fread Gotz, hidup di zaman dengan 9 Core penentu kasta tentu saja sangat menarik.

Tetapi tidak bagiku, yang aku inginkan hanyalah hidup yang biasa-biasa saja dan tidak memerlukan kerja keras untuk menggapai kehidupan yang layak.

Malas? Yup, aku sangat pemalas.
Aku malas untuk belajar tentang Core, malas untuk berinteraksi, malas untuk bergerak.

Mati juga tidak masalah bagiku, sialnya aku masih belum boleh mati.
Kenapa? Orang tuaku sudah meninggal dan aku tinggal bersama adik perempuan bernama Cristy Gotz yang usianya 3 tahun lebih muda dariku.

Usiaku 16 tahun, jadi kau tahu kan berapa usia adikku?

Baiklah, mari kita kesampingkan dulu masalah pribadiku.

Adikku sudah berteriak memanggil namaku dari 10 menit yang lalu.

Aku berjalan menghampirinya untuk memastikan apa tujuannya memanggilku di pagi yang cerah ini.

Ku lihat dia tengah duduk di meja makan sambil membaca buku setebal 5 cm, benar-benar anak yang rajin.

"Ada apa?" aku mulai buka suara.

Kemudian Cristy menoleh kearahku dengan ekspresi yang kurang bersahabat.

"Apa kau tahu ini jam berapa? Aku bisa terlambat ke sekolah, kenapa kau tidak menyiapkan sarapan Fread?" protesnya dengan menunjukkan tatapan yang penuh amarah.

"Memangnya ini hari apa?"

Pertanyaanku berhasil membuatnya sangat kesal.

"Ini hari senin! Bagaimana bisa kau lupa hari?!" bentaknya dengan volume suara yang cukup tinggi.

Aku hanya menatap malas tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan langsung pergi menggunakan Creads, sebuah kristal teleport sejauh 15 km, kristal yang hanya dimiliki oleh murid Akademi Drealy Core.

Aku mendengar samar-samar dia berdecih kesal.

Satu masalah telah selesai.
Akhirnya dia berangkat juga, dan tentang hari tadi, aku berbohong. Tidak mungkin aku bisa lupa hari, itu ku lakukan agar dia tidak banyak bicara di pagi yang cerah ini.

Tapi sialnya di pagi yang cerah ini harus ku habiskan dengan belajar di sekolah, tch! Menyusahkan sekali, ditambah lagi aku harus ke sekolah menggunakan kereta gantung, sungguh menyusahkan.

Sekitar 15 menit setelah adikku pergi, aku pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Cristy dan aku bersekolah di sekolah yang berbeda, Cristy bersekolah di Akademi Drealy Core, sekolah terbaik di dunia, 99% lulusan dari akademi itu mendapatkan kasta tertinggi.

Sedangkan aku bersekolah di Akademi Pure Core, akademi yang hanya menghasilkan lulusan dengan mendapatkan kasta 4 pada 2 tahun yang lalu.

Benar-benar 2 hal yang jauh berbeda.

"Pagi! Fread! " teriak seorang laki-laki berambut perak dengan seragam yang dikeluarkan.
"Osu!" jawabku singkat.

"Apa kau sudah mengerti Core ke 4?"

Dia menatapku dengan tatapan yang mengesalkan.

"Berhentilah menanyakan hal yang tidak perlu Kid." ujarku geram.

Dia menyeringai ke arahku dan menatapku dengan tatapan merendahkan.

"Ah, aku lupa bahwa kau belum belajar tentang Core 4, hahah." ujarnya diakhiri dengan suara tawa yang penuh kemenangan.

"Tapi ada hal yang sedikit mengganjal tentangmu, kenapa kau bisa begitu malas dan payah, sedangkan adikmu sangat cerdas dan cekatan, bahkan dia satu tingkatan dengan kita ditambah dia bersekolah di akademi terbaik di dunia."

"Terserah kau saja, aku hanya disuruh sekolah, bukan menghafalkan ke-9 Core bodoh itu, lebih baik aku habiskan hidupku dengan tidur sepanjang hari."

Sungguh, aku sangat menyesal pergi sekolah hari ini, kenapa? Karena hari ini adalah simulasi tes Core 1-4.

"Baiklah semuanya persiapakan diri kalian, 10 menit lagi, simulasi akan dimulai." ujar seorang pengajar yang berdiri di depan kelas.

Lalu ia membagikan selembaran kertas yang berisi penjelasan singkat tentang jalannya simulasi tersebut.

Core 1 :
Mengenai prinsip kehidupan, artinya sebuah pengetahuan tentang tata cara hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah core yang paling dasar, dan telah diterapkan saat usia 5 tahun.

Core 2 :
Pilihan, kau harus memilih antara 2 pilihan yang sulit, tentu saja kau harus menjelaskan maksud dari pilihanmu tersebut. Misalkan dari 2 pilihan antara dibunuh atau membunuh. Sekali kalian mengambil pilihan yang salah maka berakhirlah sudah.

Core 3 :
Science, pengetahuan yang luas tentang Sains, dapat menemukan setidaknya 1 fakta yang belum pernah terungkap sebelumnya yang berkaitan dengan Sains.

Core 4 :
Mecha, pengetahuan yang menentukan lulus tidaknya seorang pelajar dalam akademi, harus membuat sebuah alat atau mesin yang baru, atau mengembangkan sebuah alat yang pernah ada.

"Menyusahkan." gumamku mengeluh setelah membaca isi dari selembaran kertas yang dibagikan.

10 menit kemudian

"Meskipun menyusahkan, setidaknya aku harus lulus dari sekolah ini." ujarku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Oi, Fread, ayo kita taruhan!" teriak Kid dengan volume suara yang cukup tinggi.

"Hah? Taruhan? Tidak."

"Eh?? Kenapa? Apa kau takut?" ujar Kid sambil melipat kedua tangannya di dada disertai senyuman menyebalkan di wajahnya.

"Iya." jawabku singkat, berharap agar pembicaraan yang tidak berguna ini berakhir dengan cepat.

"Bagaiamana kalau kau berhasil mengalahkanku pada simulasi kali ini, aku akan menjadi butler mu selama 1 Bulan, bagaimana?"

Mataku sedikit menunjukkan ketertarikan pada tawaran yang di berikan oleh Kid.

Mungkin tidak buruk juga memiliki butler di sekolah, aku bisa bermalas-malasan saat belajar dan menyuruhnya mengerjakan tugasku.

Aku rasa tidak ada salahnya bersungguh-sungguh dalam simulasi kali ini.

"Baiklah, aku terima." aku pun berjabatan tangan, pertanda bahwa aku menyetujui pertaruhannya kali ini.

-TBC-

World Freak (END)Where stories live. Discover now