Chapter 16 ~ Mianhae

696 61 20
                                    

*Luhan's Home*

Hal terburuk dalam hidup ini adalah ketika di abaikan oleh orang yang kita sayang, setelah munculnya orang lain di sampingnya. Itulah prinsip hidup Luhan. Sedikit demi sedikit menorehkan luka tak berdarah di hati Luhan. Menyayat-nyayat hati pria imut itu bagaikan pisau yang tajam.

Luhan marah, sedih, dan kecewa. Kenapa sejak munculnya Kevin ditengah-tengah dirinya dan Ochie dapat semudah itu merubah sikap Ochie padanya?

"Ochie mencintainya," gumamnya lirih dengan mata berkaca-kaca "dan aku tidak tahu apakah masih ada tempat untukku dihatimu, Ochie-ya."

Air mata sedikit demi sedikit mulai menetes jatuh membasahi wajah putih bersih Luhan. Pria itu terguncang, hanya karena seorang Ochie Shin yang notabennya sahabat sekaligus orang yang dicintainya.

"Arrgghhh!!" teriak Luhan frustasi sambil mencambak rambut lebatnya.
Ia tidak terima jika harus merelakan Ochie untuk Kevin. Sungguh, ia tidak rela sedikitpun.

"Lihat saja nanti, aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang, Kevin Woo!" gumam Luhan mengancam. Nafasnya memburu dengan cepat dan tangannya terkepal kuat, menandakan betapa marahnya namja imut itu.

Tokk! Tokk!
"Luhan-ah! Waegeurae?!" ternyata Tn. Lu yang mengetok pintu dari luar kamar mewah Luhan. Tn. Lu tampak panik begitu mendengar teriakan putranya.

"Kau baik-baik saja?!"

Tidak ada jawaban
"Han-ah! Buka pintunya!"
Panggil Tn. Lu kesekian kalinya, tapi sang empunya tidak merespon.

Luhan menangis dalam diam. Membiarkan air mata membasahi wajah imutnya. Abaikan jika ia pria, toh menangis hak setiap orang. Hatinya sudah terlanjur sakit, rapuh, dan hancur karena seorang wanita yang sangat dicintainya sejak mereka kecil.

Tapi kenapa Ochie harus mencintai pria yang jelas-jelas tidak sebanding dengan Luhan. Benar, Luhan lebih segalanya dari Kevin. Tapi, Cinta akan berlabuh dengan sendirinya tanpa di perintah bukan? dan hati Ochie memilih mencintai Kevin.

"Bagaimanapun caranya kau harus menjadi milikku, Ochie Shin. Karena hanya akulah yang pantas bersanding denganmu, bukan pria itu!"
Gumamnya licik. Sepertinya Cinta telah membutakan mata hati Luhan.
Hingga membuatnya menjadi selicik dan sejahat itu.

Tokk! Tokk!
Lagi-lagi pintu di ketuk dengan sangat keras.

"Han-ah! Tolong buka pintunya!"

Ceklek...
Akhirnya pintu terbuka, tampak Luhan dengan wajah sembab dan rambut acak-acakan.
"Gwaenchanha? Waegeurae? Eodi appo?*" tanya Tn. Lu khawatir putranya kenapa-napa.

"Aniya, Appa. Aku baik-baik saja."
Luhan memberikan senyuman manis agar ayahnya tidak khawatir.

"Jinjjaya?" pria itu mengangguk

"Lalu kenapa kau teriak-teriak?"

"Aku hanya---sedikit kesal."

"Wae? Kau ada masalah dengan Ochie?"

Tidak ada jawaban. Luhan diam, tidak sanggup untuk sekedar menjawab pertanyaan sang ayah.

"Ceritakan masalahmu. Kau itu mirip mendiang ibumu, selalu memendam masalah sendirian."

"Appa,"

"Eoh, bicaralah."

"Ochie, mencintai namja lain."
Tn. Lu membulatkan matanya terkejut. Rupanya putranya sedang patah hati. Tapi sungguh, ia tidak menyangka jika Ochie tidak menaruh rasa pada Putra tunggalnya itu. Selama ini ia berfikir jika Luhan dan Ochie saling mencintainya. Ternyta tidak, Ochie mencintai namja lain. Hingga akhirnya, Luhanlah yang harus merasakan sakitnya.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now