Chapter 13 ~ Maaf Telah Membuatmu Terluka

846 58 5
                                    

"Wae irae?" Tanya Luhan begitu mereka telah berada sebuah kafe dekat kampus. Ochie menghela nafas jengah, tidak habis fikir dengan sahabatnya itu. Luhan benar-benar bersikap seperti anak kecil.

"Aku yang seharusnya bertanya. Ada apa denganmu?" balas wanita itu menatap Luhan kesal bercampur kecewa.

Luhan memalingkan wajahnya
"Tidak ada apa-apa," jawabnya singkat. Jawaban yang tidak memuaskan bagi Ochie.

"Jika tidak ada apa-apa, kenapa kau bersikap seperti anak kecil? Itu sama sekali bukan dirimu yang aku kenal,"

"Aku---" Luhan menggantungkan kata-katanya, ragu untuk mengungkapkan yang sebenarnya

"Aku apa?" pria imut itu menatap Ochie dalam.

"Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan pria lain." ungkapnya jujur, membuat ochie menatap Luhan tidak percaya.

"Hanya karena itu?"

"Bagimu memang sepele, tapi bagiku hal itu sangat menyakitkan." Itulah yang sejak kemarin ingin Luhan katakan. Hanya saja ia takut merusak persahabatannya dengan Ochie.

"Luhan-ah,"

"Kau tahu betapa aku mencintaimu?"

"Arra. Tapi aku tidak bisa,"
Ochie juga jujur, ia tidak ingin menutup-nutupi kebenaran yang ada.

"Kenapa? Kenapa kau tidak bisa membuka sedikitpun pintu hatimu untukku?" Mata Luhan menyorotkan pancaran terluka yang begitu dalam. Ochie terdiam, ia tidak bisa berkata-kata lagi "kita bersahabat sejak kecil, apa selama itu tidak ada perasaan cinta yang muncul di hatimu?"

Wanita itu masih diam. Luhan benar, memang tidak ada perasaan cinta yang muncul selama mereka bersahabat. Karena Ochie menganggap Luhan hanya sebatas sahabat terbaik, tidak lebih dari itu.
Ini masalah hati, cinta tidak bisa dipaksakan.

"Ah, aku tahu. Kau mencintai pria lain bukan?" tebak Luhan

"Bukan begitu,"

"Lalu apa? Tolong jawab dengan jujur." Desaknya berharap Ochie mau mengatakan yang sejujurnya.

"Baiklah, aku akan jujur,"
Ochie menghela napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya, "aku memang mulai mencintai pria lain." sambungnya. Luhan diam mematung. Hatinya serasa dicabik-cabik mendengar penuturan Ochie. Cintanya ditakdirkan bertepuk sebelah tangan.

"Siapa? Kevin Woo?" tanyanya dengan hati yang terluka. Dengan ragu, Ochie mengangguk. Luhan menatap wanita itu dengan mata berkaca-kaca. Tebakannya sudah terbukti benar. Wanita yang dicintainya selama ini ternyata mencintai pria lain. Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Terutama bagi pria imut tersebut.

"Mianhae Luhan-ah," ujar Ochie menundukkan kepalanya. Tidak sanggup menatap wajah terluka Luhan.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Kau tidak salah. Terima kasih sudah jujur padaku." ujar Luhan lirih lalu melangkah pergi meninggalkan Ochie yang masih mematung di tempatnya. Merenungi apakah keputusannya untuk jujur adalah benar? Bagaimana jika keputusannya semakin melukai Luhan? Sungguh membuat Ochie pusing.

☆☆☆

Hidup ini penuh perjuangan, bahkan untuk sekedar menghirup nafaspun harus berjuang. Itulah definisi hidup bagi Kevin. Keterbatan fisiknya yang lemah karena penyakit leukimia yang di deritanya, membuat pria itu kuat. Kuat dalam artian bisa bertahan hidup selama 23 tahun. Baginya, sungguh luar biasa ia bertahan selama itu. Berjuang untuk terus bertahan hidup meski dengan rasa sakit yang tidak tertahankan.

Terkadang, ia merasa lelah dengan takdir ini. Kenapa ia harus sakit dan menyusahkan hyungnya? Bahkan sang kakak tidak ingin menikah juga karena ingin fokus mengurusinya. Membuat Kevin semakin merasa bersalah.

My Love is You (Ending Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang