Chapter 10 ~ For you

907 62 14
                                    

Aku mengenalnya lebih dulu...
Aku juga mencintainya lebih dulu...
Jadi, aku tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai...
Dia, hanya milikku...

                      -Lu Han-

                      -Lu Han-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Setelah cukup lama mengelilingi kawasan kampus Seoul national university, Ochie dan Luhan beristirahat di kantin kampus. Suasana kantin yang tidak terlalu ramai membuat mereka begitu menikmatinya. Sambil menyantap makanan dan minuman yang telah dipesan.

"Lelah juga ternyata." Keluh Luhan sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Kampus ini sangat luas bukan?"
Tanya Ochie yang juga menyandarkan tubuhnya di kursi. Luhan mengangguk setuju

"Ochie-ya,"

"Mmm..."

"Kau terlihat akrab dengan Kevin. Apa kau menyukainya?"

Ochie sedikit terkejut dengan pertanyaan Luhan, "Eoh?Joha?*"

Kenapa tiba-tiba Luhan bertanya seperti itu? "Tentu saja tidak. Kau ini ada-ada saja." lanjutnya sambil tertawa.

Reaksi Ochie membuat Luhan tidak yakin. Terutama sorot mata wanita itu yang mengatakan sebaliknya. Luhan bisa menilainya dengan jelas melalui sorot mata Ochie. Mata tidak akan bisa berbohong bukan? Saat mulutmu berkata A, namun matamu berkata B.

"Aku serius."

"Aku juga serius." Ujar Ochie tidak ingin kalah. Luhan menghela nafas berat. Wanita itu tetap tidak ingin jujur padanya.

"Sudahlah, jangan bahas Kevin lagi. Bahas yang lain saja."

"Aku tahu kau menyukai pria itu. Tapi, aku tidak akan merelakanmu untuknya. Tidak akan pernah." Batin Luhan. Tersirat kebencian di hati namja imut itu melihat siapapun merebut Ochie darinya. Wanita yang sudah sejak lama ia cintai.

Luhan hanya tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya. Sudah cukup ia kehilangan ibunya ia tidak ingin kehilangan Ochie juga. Biarlah ia egois, karena ochielah yang selama ini menjadi semangatnya. Wanita itu adalah hidupnya. Apalagi sejak ada Ochie di keluarganya ayahnya juga merasa terhibur. Tn.Lu bisa melupakan kesedihannya karena meninggalnya sang istri.

Itulah kenapa Luhan menyebut Ochie sebagai semangatnya dan juga sang Ayah. Karena wanita itu mampu memberi kebahagiaan di keluarga Lu.

Luhan beranjak dari duduknya
"Aku pergi dulu."

"Mau kemana? Ini masih pagi."

"Ada urusan yang harus aku selesaikan."

"Hwanasseo*?" Tanya Ochie ragu

"Ani,"

"Lalu?"

"Aku tidak marah, Ochie Shin. Kau ada kelas pagi bukan?"
Ochie mengangguk lesu. Luhan hanya terkekeh.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now