Pagi yang cerah, membangunkanku pagi ini. sial. rencananya hari ini aku maunya bangun siang! entah kenapa aku paling nggak bisa bangun siang. pasti bangunnya pagi terus -.-
"If I was your boyfriend, never let you go..."
Ugh! Daviiiid!
"Jangan gangguin tetangga dong! ini masih pagi, tau!" aku membuka pintu kamar David, adikku. "Catherineee! kamu ngeganggu aja bisanya! Sekolah sana!" protes David. "Ini hari sabtu, Dav! kita libur! libur! dan bukan dengerin suara berisikmu itu!"
David cuek saja. Ia meloncat ke atas kasurnya dan membuka sebuah majalah. "Oke, aku maafkan. tapi syaratnya kamu harus ajak aku ikut nonton film bersama Bella nanti siang," kata David. "Maafkan? aku salah apa? dasar anak aneh!" aku geleng-geleng kepala dan keluar dari kamar David. "Ayolah Cathh! aku ikut yaa?!" pintanya dari dalam. "NOO!" seruku tegas. aku bergegas mandi dan melupakan David. palingan dia akan mengadu ke mom.
_______________________________________
Mobil Silver bella berhenti didepan rumahku. seorang gadis berambut cokelat keluar darisitu. ia memakai atasan dan jeans yang sama denganku. kami membelinya bersama beberapa minggu lalu.
"Cath! haii!" sapanya manis.
"Hai Bells! oh, dan lihat siapa yang mau ikut kita siang ini..." aku menunjuk David yang sudah berpakaian rapi.
"Great! He's cute!" Bella tersenyum dan menarik tangan David masuk ke mobil. weeek! apainii?! -..-
<<MOVIE'S OVER>>
"Bellaa?! lu naksir sama adek gue yaa?!" tanyaku iseng. bella tertawa. "Cath, Cath.. aku gakmungkin suka sama adek kelas.. he just.. cute," aku geleng-geleng kepala. makan apa Bella semalam, bilangin David cute...
"Kak Bella... boleh beliin aku gantungan M.U itu nggak.." pinta David memasang tampang chickenface eh,, puppyface maksudnya -..- ishh.. Dav rese deh, manggil Bella dengan sebutan "Kak" kalau sama aku? apaan. malahan kadang manggil gue-elu juga tuh anak. ih! david resee!
"Adik yang menyebalkan, ya? hah. aku mau merasakan itu sekali-sekali. tapi aku nggak punya adek!"
to be continued
YOU ARE READING
First, Last, Everything.
Fan FiktionCatherine Jennifer Henley idak menyangka kalau apa yang selama ini ia anggap mustahil, bisa menjadi kenyataan. Kenyataan yang awalnya pahit lama-kelamaan menjadi momen-momen indah dan sulit dilupakan.
