Chapter 12: Finding Hope

778 124 0
                                    

Dia ada di sini. Aku bisa mendengarnya. Aku harus menemukannya. Dengan kalimat itu melekat di pikirannya, Ia memacu kudanya lebih jauh ke hutan terdalam.

***

Semua orang bersorak mendengar berita bahwa mereka berhasil mengulur waktu. Mereka mulai sibuk menyiapkan diri tapi Lucy tidak bisa melihat Edmund di mana pun. Ia mencoba mencarinya dan menemukannya di salah satu ruangan kosong. Lucy berjalan pergi dan menemukan Edmund sedang membaca sesuatu. "Apa yang kau baca, Ed?" tanyanya.

Dia langsung berbalik dan menyimpan kertasnya. "Bukan apa-apa, hanya pengingat. Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya kau harus bersiap juga?" balas Edmund.

"Bukannya kau harus bersiap juga?" tanya Lucy kembali. Edmund mengangguk dan menghampiri Lucy dan membawanya pergi untuk bersiap.

Mereka berjalan perlahan. "Aku khawatir akan terjadi sesuatu. Aku khawatir sesuatu terjadi padamu atau Luna... aku khawatir kita kalah kuat dari pasukan Telmar," keluh Edmund. Ia menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Lucy. "Apa ada sesuatu di dalam hatimu mengatakan bahwa mereka masih bisa bangun... pepohonan dan makhluk transparan di dalam air?"

Lucy memandangnya tajam penuh harapan juga keheranan. "Selalu. Aku selalu yakin mereka bisa kembali. Apa yang membuatmu bertanya seperti itu?"

Edmund memegang pundaknya dan berkata, "Seorang pria. Namanya Archie. Aku tidak benar-benar mengetahuinya tapi ia ada tempat pasukan Miraz. Ia tahu tentang sejarah Narnia, tentang kita, daripada Miraz sendiri. Ia memberiku kertas ini secara diam-diam, tapi aku tidak ingin memperlihatkannya pada siapa pun sulu... tapi aku tahu kau lebih terbuka mengenai hal ini," ungkapnya.

Edmund memberikan kertas itu pada Lucy untuk ia baca. "Archenlanders? Mereka masih ada?" tanya Lucy. Namun Edmund hanya mengangkat bahu karena tak tahu. "Mungkin ini sebuah pengingat. Mungkin... jika aku bisa menemukan Aslan saat aku pergi nanti, aku bisa meminta bantuannya. Kita harus tetap percaya. Siapa pun orang ini, ia sudah cukup berani membantu kita soal ini. Siapa yang tahu mungkin ia pernah melihat pepohonan hidup."

Edmund mengagguk-ngangguk. "Lebih baik jangan mengatakan apa pun soal Archenland atau apa pun tentang pesan ini. Aku akan mengingatkan yang lain jika aku mencurigai sesuatu nanti."

Lucy mengiyakan. "Aku akan menemukan Aslan... dan Luna," jawabnya. Lucy terdiam sejenak untuk berpikir, lalu bertanya. "Apa mungkin Luna pergi karena itu? Peter bilang ia mencoba menyidik hutan seakan-seakan ia melihat sesuatu di dalamnya. Apa mungkin Luna melihat Aslan lagi? Jika iya, pesan ini juga bukan sebuah kebetulan. Ini adalah tanda." Edmund hanya terdiam cemas. Lucy iba melihatnya sekhawatir itu. Ia tahu sesuatu terjadi di antara mereka berdua. "Aku akan menemukan Luna."

Edmund dan Lucy mulai berjalan lebih cepat dan bersiap. Sampai datang saatnya untuk pergi, Lucy mulai berpamitan dengan Phil. "Aku harap kau bisa menemukan adikku. Dia jadi sering menghilang belakangan ini. Mungkin salahku juga sudah sering menyindirnya," ucap Phil sambil tertawa canggung, aku mengerti emosinya sedang tak karuan.

Aku tersenyum kembali. "Jangan khawatir. Aku pasti bisa menemukannya." Lalu berjalan pergi.

Lucy berpamitan pada Peter yang terus menerus teralihkan dengan persiapan duelnya sendiri. Edmund terus berjalan dan mengantarkan Lucy ke tempat Susan. Dia sedang bersama Caspian menyiapkan kuda mereka. Edmund memeluk Susan sebelum dia menaikki kuda dan memeluk Lucy sebelum pergi. "Jaga diri kalian baik-baik." Lalu Peter memanggil Edmund pergi meninggalkan Susan, Caspian dan Lucy.

Caspian membantuku mereka menaiki kuda dan berkata, "Kudaku Destier adalah kuda terbaik. Kalian akan baik-baik saja bersamanya." ucapnya. Caspian melihat kearah Susan. "Semoga beruntung."

"Terima Kasih," jawab Susan.

Lucy hanya bisa diam melihat adegan canggung itu dan berdecak dalam hati. Ia tahu ada sesuatu di antara mereka juga seperti Edmund dan Luna. Caspian mengeluarkan terompet Susan dari kantungnya. "Mungkin ini saatnya kau memiliki ini kembali." katanya sambil menyerahkan terompet itu.

Tapi Susan menolak. "Kenapa tidak kau simpan saja? Mungkin kau harus memanggilku lagi."

Lalu Susan memacu kudanya. "Mungkin kau harus memanggilku lagi?" ejek Lucy.

"Oh, diamlah," jawab Susan sambil terkekeh.

Phil melihat kuda yang ditumpang Susan dan Lucy sudah melesat jauh dari gua hanya bisa berharap ia sudah melakukan hal yang baik dengan menolong orang-orang ini dan mempercayakan Luna kepada kedua Ratu itu.

Lost in Time: The Beginning (BOOK 1 - TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang