Chapter 8: Just a Stroll

1.1K 171 14
                                    

-Edmund-

"Luna, apa kau suka aku ada di sini?" Aku tidak bisa berhenti bertanya pertanyaan yang sama. Maksudku... gadis ini hampir mati tenggelam beberapa hari yang lalu, di culik, diikat dan di lempar ke sungai untuk mati bukanlah hal yang 'biasa'. Kalau dia masih suka di sini, bahkan setelah melihat betapa berbahayanya dunia ini, aku yakin dia berbeda dari yang lain.

"Tentu saja, Ed! Semua yang ada di sini sangat mempesona... tapi bagaimana kalau perang benar-benar akan terjadi? Apa aku harus benar-benar harus siap untuk mati? Di sini ada yang jual peti mati?" tanyanya. Aku melihat ke arahnya dengan tegang tapi dia malah tertawa. "Hehe, becanda..."

Dia pasti khawatir. Sama seperti saat kami, Pevensie pertama kali kesini. Kami takut tidak akan kembali bersama-sama lagi... tapi pasukan Miraz sudah mulai bergerak. Kami tidak bisa membiarkan Narnia jatuh ke tangan para Telmarine. "Aku tidak tahu. Aku harap tidak, tapi rakyat Narnia harus mendapatkan negerinya kembali. Aku tidak akan pergi sebelum aku berhasil membantu mereka. Mungkin ini juga satu satunya jalan supaya Aslan bisa membawa kita pulang."

Dia hanya mengangguk dan terdiam.

Saat itu juga aku mengajaknya berjalan-jalan di sekitar hutan sambil memecahkan keheningan dengan bercerita bagaimana indahnya saat perang pertama berakhir. Saat upacara pemahkotaan kami. Saat Aslan berkata, "Untuk hutan barat yang agung, Raja Edmund yang adil." Aku merasa diperhatikan dan dihargai. Suara kami, pemikiran lugu kami berubah menjadi kebijaksanaan. Kami para Pevensie memerintah seadil mungkin tapi semua yang kami bentuk sejak kami berperang, sekarang lenyap karena Telmarine menyerang tempat ini. Ada kalanya aku berpikir, kembalinya kami ke dunia kami saat itu adalah sebuah kesalahan. Kami tidak bermaksud untuk meninggalkan Narnia dan kami tidak bermaksud menelantarkannya begitu saja.

"Sekarang kau tahu seberapa kecewanya kami. Narnia adalah harapan. Awal yang baru. Dunia kita sudah jauh melampaui batas. Kita tidak bisa mengubahnya lagi... tapi di sini? Masih banyak harapan. Jadi selama aku bisa mempertahankan tempat ini, aku akan melakukan apa pun. Bayangkan jika perang ini adalah yang terakhir. Anak-anak di masa depan tidak perlu menderita karena kehilangan keluarga mereka. Mereka tidak perlu lagi bersembunyi di dalam lemari menghindari suara peperangan di dekat mereka."

"Aku mau membantu, tapi aku belum cukup berani," jawabnya.

"Kadang keberanian datang di saat yang tak terduga. Kau hanya perlu percaya."

Kami kembali cukup terlambat. Hari sudah sangat gelap. Sesampainya di batu aslan, kami disambut dengan suara teriakan. "Dari mana saja kau?" ucap Peter dan Phil cukup keras.

"Hanya karena kau menolong adikku, bukan berarti kau bisa membawanya begitu saja," protes Phil.

Luna memberi tatapan jengkel. "Kami hanya jalan-jalan."

Phil tidak mempedulikannya dan terus mengoceh. "Lihat, Raja Peter? Adikmu membawa adikku pergi keluyuran sampai malam! Untung dia tidak kenapa-napa! Aku tahu kau sudah melindunginya selama aku tidak ada di dekatnya, tapi sebagai kakaknya, aku tidak akan membuat hidupmu mudah, Edmund. Aku selalu memperhatikanmu." Phil menarik Luna pergi.

"Kau ini Raja! Semua Narnian belajar darimu! Dan kau? Malah membawa anak orang sembarangan! Raja macam apa kau ini?" Peter memarahiku.

"Kau tahu... mungkin konsep 'jalan-jalan' ditemukan untuk meredakan amarah dan memberikan ketenangan. Mungkin kau harus melakukannya sesekali dan kalau aku boleh jujur, kadang aku lelah mengikuti perintahmu. Aku berhak pergi dengan siapa pun jika aku mau," jawabku dingin.

"Jangan lakukan itu di sini! Lakukan saat kita kembali! Ed, area yang kau lewati akan jadi tempat peperangan. Kau pikir masih ada waktu untuk 'menulis' cerita cinta bodohmu itu?" Ia membentakku tepat saat Caspian dan Susan datang.

"Susan pergi keluyuran dengan pihak musuh, kau lihat?" jawabku sambil menunjuk ke arah Susan dan Caspian.

"Kami hanya berkeliling... dan tidak, Caspian bukan musuh kita!" Susan membela diri.

"Ya, dan aku juga hanya pergi berkeliling. Apa bedanya?"

"Edmund, kau tahu kita mungkin tidak akan bertemu mereka lagi saat kita kembali? Jangan membuat perpisahan nanti menjadi lebih berat. Kita di sini karena Narnian butuh bantuan kita," jawab Peter sambil menenangkan diri.

"Bagaimana kalau aku di sini bukan hanya karena Narnian?"

Semua terdiam. Caspian tidak berbuat apa pun, mungkin dia sadar diri. "Pergilah beristirahat, mungkin kau lelah," jawab Susan.

Tanpa pikir panjang, aku pergi menyusuri lorong batu penuh ukiran sejarah kami. Aku masih bisa mendengar Susan berkata, "Peter, jangan terlalu keras dengannya. Kau ingat apa yang terjadi terakhir kali kita berbuat kelewatan di sini?"

Ya Peter. Dengarkan Susan sekali-sekali.

Aku hanya ingin menjadi orang biasa, aku tidak akan pernah terbiasa dengan cara kepemimpinannya. Dia selalu yakin rencananya akan berhasil walau kadang perintahnay membawaku selangkah lebih dekat dengan kematian. Mungkin Luna ada benarnya. Mungkin kami memang harus cari tukang peti mati di sekitar sini.

Lost in Time: The Beginning (BOOK 1 - TAMAT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora